bulan purnama |
Sudah lama kami.
Saya dan istri tidak pernah berkemah di alam terbuka. Rasa kangen akan suasana
pohon, udara, nyamuk dan tenda membuat kami nekat pergi berkemah di akhir Bulan
Maret yang lalu. Tujuan kemahnya juga
tidak tanggung-tangggung, 6 jam perjalanan menggunakan kapal motor dari Bontang.
Daerah tersebut bernama Pantai Cepu-cepu di Desa Kaliorang Kabupaten Kutai Timur.
Menurut teman yang
pernah kesana, pantainya bagus dan pemandangan memukau. Jadilah kami bertiga begitu
antusias untuk berangkat kesana. Jam 3 subuh sudah bangun menyiapkan perlengkapan.
Mulai dari selimut, air minum, losion nyamuk sampe membeli snack untuk
perjalanan. Jam 6 pagi kami harus bergegas menuju Pelabuhan Tanjung Laut untuk
naik kapal.
Memang dasar
indonesia, semua pake jam karet. Jam 9 pagi kami baru berangkat. Yang kasihan
si el dibangunin pagi-pagi, masih tertidur waktu dimandiin. Ternyata kamilah
yang duluan hadir menunggu teman-teman yang akan berangkat.
Perjalanan 6 jam
memang sangat membosankan, tetapi sepanjang perjalanan kami disuguhi
pemandangan laut dan daratan yang kami lalui. Setidaknya sebagai pengusi
kebosanan, sekali mulut ini menyungah snack yang kami bawa. Yang tidak
menyenangkan kapal motor yang kami tumpangi, tidak ada toiletnya.
sesampainya
disana, saya harus mengatakan wow gitu. Pantainya begitu indah. Ketika melihat
pulauya dari kejauhan saya teringat waktu berkunjung ke Pulau Kakaban. Pengunungan
yang tinggi membumbung, seolah angkuh menyambut kami. Bibir pantai yang panjang
puluhan kilometer yang berwarna putih. Pohon cemara dan kelapa mendominasi
tanaman pantai.
Segera saja
teman-teman mengangsur barang bawaan. Kami berkemah selama 2 malam disini,
sehingga alat masak, tenda, jenset, natura semua dibawa. Pantai ini tidak ada
dermaga untuk berlabuh. Jadi kami harus turun ditempat yang airnya dangkal
sepinggang untuk mengangsur barang. Setiap orang menjinjing barang bawaan, serta
berbaris rapi seperti pengungsi.
Setibanya dipantai,
dengan sigap teman-teman menyebar ada yang memasak dan membangun tenda. Sementara
istri sibuk mengejar si El lari kesana sini. Pantai ini bisa dikatakan
terpencil, sangat sedikit orang kesini. Adapun kampung jaraknya cukup jauh. Berkemah
disini serasa terdampat dipulau tak berpenghuni.
mandi di sungai |
Yang membuat
pantai ini berbeda, air sungai yang mengalir membelah pantai menuju ke laut.
Pengunungan yang tinggi dan hijau, memang selalu menghasilkan sungai berair
jernih. Airnya begitu dingin, ketika menyentuh kulit rasanya seperti es. Jika air
surut aliran sungai jelas terlihat tetapi jika air pasang sungai tersebut
bercampur dengan air laut. Si El begitu asyiknya mandi, sampai malamnya dia
masuk angin dan muntah-muntah.
Tenda didirikan
ditepi pantai dan berjejer. Bumbungan tenda dome terlihat aneh dan kontras
dengan warna pantai. Matras berwarna hitam digelar didepan tenda, sebagai
tempat duduk menikmati bulan, bintang dan deburan ombak.
depan tenda |
Malamnya sangat
indah, tepat bulan purnama. Terang dan biasnya jatuh dilaut, remang-remang
membuat suasana kemah menjadi asyik. Yang tak kuat, agasnya menggigit sekujur
tubuh. Tidak bisa menghindari dari gigitannya. Sudah banyak lotion anti nyamuk
saya oleskan ditubuh, tetap saja agas menggigit sangat sakit. Ingin teriak,
rasanya tak ada gunanya. Dinikmati saja
jadinya.Ungtungnya si El anteng-anteng saja.
Tidur ditenda
dan mendengar deburan ombak serta suara binatang malam membuat tak ada jarak
antara kami dengan alam. Alam yang begitu indah rasanya tak ingin mewatkan
sedetik saja.
Soal makanan
jangan kira kami menderita. Mottonya kemah jangan makan mie dan ikan kering. Kami datang
saja, sudah bakar sate ala madura dan kelapa muda. Karena dipantai, jadilah
kami makan ikan terus. Beberapa teman yang tinggal di kaliorang datang membawa
jala. Tinggal menyebar jala dan tunggu. Ikan bakar menjadi menu andalan,
sampe-sampe makan ikan saja tanpa makan nasi.
Yang tak kuat
menjaga si El. Tingkahnya lari kesana sini. Digendong keberatan, dibiarin capek
ngejarnya. Jadi saya dan istri bergantian menjaganya. Walaupun begitu saya dan istri tak kapok kemah
seperti ini, biarpun jauh dan melelahkan rasanya sudah terbayar. Ingin lagi
kembali dan berkemah disini.