Tuesday 8 October 2013

Cinta Lingkungan dulu baru jadi Pemimpin

Kemah Bakti dan Leadership Traning
Saleba, 4-6 Oktober 2013
Pembukaan Kegiatan, Foto : Haryadi

“Jika Algore setelah menjadi pemimpin cinta terhadap lingkungan, maka peserta leadership training cinta lingkungan dahulu baru menjadi pemimpin”

Petikan pidato singkat yang disampaikan dalam pembukaan perkemahan bakti dan Leadership Training. Yang diadakan oleh Balai TN Kutai dengan dukungan berbagai lembaga seperti Rakata Adventure, Saka Wanabakti, Kader Konservasi, Bontang Adventure, Denawa Tim serta Enggang Hash.

Upacara pembukaan yang dikemas apik dan kreatif. Menampilkan tarian dayak yang berhias manik-manik indah disetiap helai kain. Iringan musik etnik yang begitu kental dengan nuansa magis. Seolah semua yang mendengar terbawa oleh nyanyian alam.

Pejabat teras Kota Bontang juga hadir dalam acara pembukaan pelatihan, diantaranya Asisten, Kepala Badan Lingkungan Hidup, Kepolisian, Perusahaan dan guru pendamping.

Dalam pidato sambutan yang disampaikan Asisten Walikota Bontang, mengatakan perlunya memupuk rasa kecintaan kepada lingkungan mulai sejak dini. Dengan menanamkan prilaku berwawasan lingkungan, diharapkan dimasa mendatang generasi muda menjadi generasi yang peduli terhadap alam.

Walaupun hujan mengguyur bumi perkemahan Saleba, tak menyurutkan semangat sekitar 80 peserta putra dan putri berasal dari SMU/SMK se Kota Bontang. Keceriaan terpancar dari wajah mereka ketika mengikuti pembukaan perkemahan ini.

Sebelum upacara pembukaan berlangsung. Semua peserta bahu membahu bekerja untuk menyiapkan lapangan upacara. Curah hujan yang cukup tinggi sebelum pelaksanaan upacara pembukaan, menyebabkan hampir semua bagian lapangan tergenang air. Walaupun hujan membasahi tubuh peserta, tetapi tak sedikitpun mereka mundur.

Tak salah kiranya, kegiatan yang akan berlangsung sejak tanggal 4 dan berakhir tanggal 6 ini. Mencoba mendidik peserta menjadi pribadi yang tangguh dan unggul. Diharapkan menjadi cikal pemimpin baik bagi diri sendiri, lingkungan sekolah maupun dalam masyarakat.

Yang membuat kegiatan ini sangat berkesan. Instruktur pada kegiatan Leadership training ini ditangani langsung oleh tim RAKATA Adventure. Lembaga berskala nasional yang sudah puluhan tahun malang melintang dalam membentuk karakter, melalui media Outbond. Tentu ini merupakan pengalaman yang langka.

Dalam 3 hari kedepan, peserta akan dibawa ke sebuah pengalaman yang bisa menunjukkan nilai-nilai kepemimpinan. Selama ini pelatihan kepemimpinan banyak dijumpai hanya didalam kelas. Tetapi selama pelatihan ini, peserta akan diajak untuk bekerja bersama, dan mencoba menemukan nilai-nilai kepemimpinan apa yang terkandung didalamnya. Selain bekerja bakti, kegiatan ini dikemas dengan berbagai games kepemimpinan.

Selain mencetak calon-calon pemimpin masa depan. Area perkemahan Saleba juga dikenalkan secara luas sebagai lokasi yang akan menjadi Bontang Mangrove Park. Kedepannya  bumi perkemahan Saleba akan menjadi tempat rekreasi, pendidikan dan petualangan. Salah satu unggulannya adalah hutan mangrove yang masih terjaga kelestariannya.


Jadi selamat berkemah bagi adik-adik SMU/SMK Se Kota Bontang. Dan semoga menemukan nilai-nilai kepemimpinan dalam diri, serta tumbuh rasa mencintai terhadap lingkungan...

Sunday 6 October 2013

Pasukan Caesar “menggoyang” Bontang Mangrove Park

Cerita Kemah Bakti & Leadership Training.
Bontang Mangrove Park, Saleba 4-6 Oktober 2013



Demam goyang caesar ternyata juga mewaabah hingga ke Saleba. Sebanyak 100 peserta ikut bergoyang dan menikmati irama joget caesar.  Gerakan lincah seperti pasukan caesar yang dikirim untuk menggoyang arena perkemahan. Penontonpun tertawa geli melihat ekspresi lucu ketika menirukan gerakan joget Caesar. Acara yang dilaksanakan selepas Isya ini sebagai sarana melepaskan kepenatan selama dua hari.

Pertunjukan ini dapat dilihat pada pementasan peserta kemah bakti dan leadership traning. Walaupun dari 16 sekolah berbeda mereka terlihat sudah sangat akrab. Sebanyak 101 peserta dibagi menjadi 5 kelompok. Tiap kelompok berasal dari sekolah yang berbeda. Pola ini dapat mendekatkan peserta yang sebelumnya tak saling kenal.

Pada pementasan, selain joget caesar juga ditampilkan pertunjukkan lainnya. Baca puisi, drama bahkan bernyanyi bersama.

Di sela-sela acara, peserta dihebohkan dengan tampilnya salah satu panitia dengan bergoyang hula-hula yaitu Si Mona. Mengenakan daun pakis laut disusun rapi sebagai pengganti rok khas hawai. Dan goyangan mengikuti irama musik pantai yang sangat menggoda. Yang tak kalah mengejutkan, sambil menari Mona juga mengajak peserta maju dan bergoyang bersama. Riuh dan tepuk tangan menggema dikeheningan saleba.


Tak terasa sampai pukul sebelas malam. Panitia memberikan kejutan lagi. Film kegiatan dua hari ditampilkan melalui layar besar dengan sorotan cahaya infokus. Dokumenter berduasi sekitar 30 menit, memperlihatkan wajah-wajah peserta yang lucu. Dari acara persiapan, pembukaan hingga kerja bakti bersama. Tawa peserta tak henti-henti terdengar. Suasana malam minggu yang begitu berkesan bagi  peserta perkemahan. 

Wednesday 2 October 2013

Aku Ayah ASI #1




“Tak mungkin Allah SWT memberikan bayi tanpa satu paket dengan ASInya”


Keberhasilan ASI berkat dukungan suami bisa mencapai 98 %, tetapi jika tak ada dukungan suami hanya 26 %. Begitu kalimat yang saya ingat tentang kesuksesan ibu dalam memberikan ASI.

Baik saya akan bercerita tentang pengalaman ASI si ading sang istri tersayang. ASI atau Air Susu Ibu memang sangat mudah dikatakan, tetapi sulit untuk dijalankan. Begitu banyak sudah tau manfaat ASI terhadap anak, tetapi banyak juga yang hanya memberikan susu formula. Bagaimana dengan anda ?, apakah hanya menyakini tanpa menjalankannya.

Suami menurut saya, kunci penting dalam keberhasilan ASI. Tak boleh ditawar lagi, hukumnya fardu ain.  Kok bisa ?. Coba bayangkan, menjadi seorang ibu bukanlah kodrat yang mudah. Mulai dari proses hamil 3 bulan yang biasanya dilalui dengan mual, muntah ataupun pusing. Lalu dilanjutkan dengan berat badan yang “menggila” setiap bulannya. Jika diteruskan lagi, dengan persalinan. Ibu harus meregang nyawa untuk mengeluarkan bayi kedunia. Ditambah harus memberikan ASI. Bukan hal gampang. Luar biasa pengorbanan seorang ibu terhadap bayinya. Jadi pantaslah kiranya, suami memberikan motivasi sebesar-besarnya kepada ibu, agar memberikan ASI.

Saya akan bercerita tentang pengalaman saya, mendorong dan menyemangati istri agar tetap memberikan ASI kepada si kecil.

Sebelum melahirkan, saya dan istri sudah baca berbagai info tentang pentingnya ASI bagi bayi. Mulai dari membeli buku, hingga membaca blog-blog yang berhubungan dengan ASI. Setidaknya, itu memberikan gambaran, bagaimana persiapan ketika si kecil sudah lahir kedunia. Kondisi kami yang dua duanya bekerja, membuat kami harus matang dalam perencanaan memberi ASI.

Tahap persiapan

Beberapa bulan sebelum melahirkan, saya dan istri sudah mulai mencicil mengumpulkan botol kaca. Layanan BBM saat itu sangat membantu. Kami hanya broadcast ke semua kontak. Dan beberapa kawan merespon serta memberikan botol kaca yang tidak terpakai untuk kami ambil.

Istri juga hunting, produk pemerah ASI terbaik. Dipasaran sangat banyak alat perah ASI yang harganya murah, tetapi kualitasnya san
gat buruk. Sepertinya kenyamanan ibu kurang diperhatikan. Sehingga kami harus merogoh kocek dalam-dalam membeli pemerah ASI, yang “katanya” seperti isapan si kecil. Ya kami pikir “ada harga, ada rupa.”

Selain itu kami juga memberi semacam box, untuk menaruh sementara ASI. Jika memerah dilakukan di kantor, bisa dibawa pulang dengan menggunakan kotak tersebut. Didalamnya sudah ada paket es yang bisa dipakai berulang-ulang.  Sehingga ASI terjaga kualitasnya sebelum masuk kulkas rumah.

Persiapan lainnya. Kami membeli beberapa nipple yang berbeda bahannya. Mulai dari silicon sampai karet. Tujuannya jika diberikan kepada si kecil, yang mana dia paling suka. Tak lupa kami membeli semacam sendok susu, jika si kecil tak mau memakai nipple.

Itulah beberapa persiapan yang kami berdua lakukan. Sangat asyik memang dan kami menikmatinya. Belajar menjadi orang tua sungguh pengalaman yang luar biasa.

Setiap hari, saya selalu katakan. Bahwa ASI itu hak anak dan pemberian Allah SWT. Jadi tak mungkin tidak ada. Wong sudah hak, yang pasti dikasih satu paket bukan. Di kasih si kecil plus ASInya. Itu kira-kira kata-kata yang selalu saya ingatkan kepada istri.

Persalinan


Tulisan terdahulu saya sempat bercerita tentang persalinan Si ading. Mengharu biru, penuh dengan perjuangan hidup dan mati. Penuh dengan rasa sakit. Dan penuh dengan air mata duka dan suka.

Ketika selesai persalinan yang berlangsung sejak pukul 12 malam hingga 4 sore. Akhirnya si kecil keluar juga. Tak tau rasanya bagaimana kala itu, semua bercampur aduk. Senang, syukur, haru, tangis sudah teraduk dalam emosi dalam batin. Menyaksikan sesosok manusia telah bernafas dibumi.
Ketika itu, Si ading sudah tak berdaya. Persalinan normal yang berlangsung lebih dari 16 jam membuat dia kelelahan. Kurang istirahat pastinya.

Kami bersikukuh berdua, untuk memberikan ASI eksklusif kepada si kecil. Mertua menyarankan agar memberikan susu formula dulu, alasannya ASI belum keluar. Saya dan istri tetap pada keyakinan, jangan “dinodai” dahulu si kecil dengan susu buatan parbik. Yang kami tau, bayi dapat bertahan 24 jam tanpa ASI. Itu yang kami yakini.

Kulihat si ading, sudah mulai ada tenaga. Diambilnya si kecil lalu disusuinya. Tetapi si kecil malah menangis sekencang-kencangnya. “Tak ada ASI yang keluar” katanya. Saya lalu mengatak “Sabar, Tak mungkin Allah Swt memberikan bayi tanpa satu paket dengan ASInya” ucapku.

Beberapa jam, ASI tak kunjung ada. Sementara tangisan sikecil sudah meraung-raung kelaparan. Mertua mendesak memberi susu sapi. Tapi kami kukuh dengan keyakinan kami, ASI pasti ada. Memasuki hari berikutnya, perlahan ASI mulai keluar. Syukur tak terkira yang kami rasakan. Akhirnya janji itu benar adanya.  Kulihat si kecil sudah asyik dengan ASInya. Istri menangis bahagia. Dan sayapun mengecup kening istri serta tersenyum karena ASI telah disampaikan kepada yang berhak.

Itulah sepotong cerita tentang perjuangan dalam memberikan ASI kepada si kecil alias jenderal kancil kami. Saat ini, yang kami rasakan si kecil hampir jarang sekali sakit. Rasanya bisa dihitung dengan jari sampai usia 21 bulan. Biasa hanya demam, itupun jika diberikan ASI semalaman keesokan sudah sembuh. 

Dilain waktu saya akan bercerita tentang dahsyatnya ASI...  Semoga menginspirasi bagi pasangan yang akan mempunyai calon bayi....







Thursday 19 September 2013

Satukan Ayunan Langkah






  #Bontang Manfrove Park

Belasan pasang bola mata tertuju ke sorotan infokus malam ini. Potret rencana Saleba Camp Site yang ada di Taman Nasional Kutai. Melihat gambar khayalan yang terlihat apik. Tampak hijau dimana-mana. Bangunan yang tak lebih dari 6 buah tertata rapi. Area parkiran yang cukup luas. Kanal berbentuk seperti danau membiru ditengah dominasi hijau pepohonan. Puluhan tenda rapi berjejer melengkung. Sungguh luar biasa tempat itu, jika seperti gambar ini. itulah mimpi untuk Bontang Mangrove Park. Itulah gambaran yang diberikan Tim Rakata sebagai Konsultan Wisata Berkelanjutan.

“Ayo sudah ini harus bisa dibuat, ihhhhhhh.” Ungkap Hermin. Semangat membuncah kala melihat sketsa Bontang Mangrove Park. Gambar yang bercerita tentang cita-cita membangun ekowisata. Ya, wisata berbasis lingkungan. Sudah banyak kita dengar bukan, wisata lingkungan yang dibalut dengan keasrian alam.  Serta tak mengindahkan aspek-aspek konservasi, masyarakat, ekonomi dan budaya.

Beberapa tahun ini mimpi dikepala dipelihara dan bicarakan. Serta dilakukan selangkah demi selangkah. Mimpi besar dengan tenaga terbatas, tentu harus dilakukan dengan langkah kecil. Ayunan yang mungkin tidak berarti, tetapi sudah melangkah tentu tak sia-sia.

Para pejuang lingkungan, yang tergabung dalam naungan Balai TN. Kutai tak hentinya mengobarkan semangat. Api yang membara bagi terciptanya wisata yang dibanggakan. Sebagai tempat belajar dan menggugah  kesadaran.

Mengingat Taman Nasional Kutai, yang terbesit di kepala tentu Orangutan. Padahal dengan luasan yang hampir 200.000 ha TN Kutai menyimpan banyak kekayaan yang tak terkira. “Harta” yang patut digali, diketahui, dicintai dan dijaga. Salah satunya, gugusan Mangrove yang membentang dari utara ke selatan. Menghubungkan Kota Bontang dan Sangatta.

Mangrove tentu bukan hanya dilihat sebagai kumpulan pohon ditepi pantai.  Tetapi ia adalah tempat dimana jutaan flora dan fauna saling ketergantungan. Satu dengan yang lainnya berhubung dalam ikatan ekologi, membentuk suatu kesatuan yang utuh. Bukan terpisah-pisah, tak ada gunanya Rhizhopora berdiri sendiri, tanpa Avicenia ataupun Sonneratia. Atau lainnya. Itulah yang merangkai keindahan dan misteri di gugusan mangrove.

Keelokan mangrove, itulah pemikat. Kelestarian dan ancaman sebagai bumbu kisah ditengah tekanan zaman. Berbagai langkah sudah dilakukan, sadar ataupun tidak. Para pihak seperti karyawan, polisi, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum terlibat dalam satu langkah melestarikan mangrove di TN. Kutai, khususnya di Saleba.

Mengingat beberapa tahun lalu. Ketika bibit bakau yang ditanam di Saleba secara paksa dicabut. Tak tau siapa yang menariknya dari tanah. Menuduhpun tak ada bukti, kecurigaan menyelidik kemana-mana.  

Kisah yang menarik untuk saya, ketika mendengar bibit mangrove yang ditanam beberapa hari tidak ada yang dicabut. Ternyata kepolisian yang baru selesai melakukan aksi menanam dan dipagari dengan garis polisi. Lucu dan ajaib. Hanya dengan garis yang terbuat dari plastik berwarna kuning  bertuliskan dilarang melintas. Ternyata trik ampuh menangkal hilangnya bibit.

Sejak itu, promosi keberadaan mangrove di Saleba mulai dilakukan secara rutin. Mengundang lebih banyak lagi orang terlibat. Dalam beberapa bulan terakhir lokasi tersebut dijadikan tempat berkemah dan berkegiatan.

Kini mimpi itu sudah dilukiskan dilayar monitor. Cita-cita terbentuknya kawasan wisata mangore bagi semua masyarakat. Bukan dari segi komersialnya, tetapi menggugah kesadaran dan kecintaan tentunya. Melihat desainnya, yang begitu indah. Dengan area boardwalk, camping ground, parkir, kanal-kanal, aula, kedai/restoran, toilet serta segala pendukungnya dibutuhkan puluhan miliyar. Angka fantastis di uang lembaran. Nominal yang rasanya tak mungkin bisa dikumpulkan.
Harapannya Bontang Mangrove Park ini akan memberikan “rasa” yang berbeda di TN. Kutai. Juga sebagai tempat edukasi, rekreasi dan wisata di Kota Bontang. Tak lupa, masyarakat disekitar haruslah mendapat manfaat langsung, agar semua merasa memiliki. 

Tapi ingat, tak ada langkah seribu tanpa langkah pertama. Takkan tercapai cita-cita tanpa bermimpi. Ayunan satu orang tentu akan menjadi besar jika ada seribu orang mengayun langkah bersama.  Ayo berjalan atau berlari bersama bagi alam yang dititipkan anak cucu untuk kita jaga. 



Wednesday 18 September 2013

Ubah kompas

Sudah menginjak tiga bulan langkahku berubah. Setapak demi setapak kulalui menjadi guru. Ya menjadi pendidik. Pilihan menarik untuk terus berkarya di negeri ini. Status aktifis lingkungan harus kutanggalkan. Demi menjadi pendidik.

Menyenangkan, menggairahkan dan penuh tantangan. Bukan tantangan demo ataupun advokasi. Tetapi tantangan memahamkan “sesuatu” digenerasi muda.

Sudah hampir 10 tahun, saya bergelut di aktifis lingkungan. Mungkin hanya setetes yang bisa kuteguk, diantara samudra ilmu.  Tak banyak memang, tapi cukuplah bekal menjadi guru.

Sewaktu saya menulis di facebook, menyatakan tidak lagi menjadi aktifis. Beberapa teman sudah ada yang tau langkahku. Ada yang mengatakan “Selamat menjadi Guru Manusia.” Agak terkejut juga mendengar kata-kata itu.

Seorang guru bukanlah pilihan yang mudah. Guru manusia apalagi. Sebaiknya menjadi teladan atau contoh bagi manusia. Harus menjadi pendobrak untuk kekakuan dan pemecak bagi kebekuan. Dari apa, dari dogma mungkin.

Tiga bulan kulalui, kuikuti ritme dan iramanya. Lagunya sendu kadang juga cadas. Dan kadang berhenti diantara reff.

Melihat generasi muda saat ini. Bangga bercampur miris. Bangga masih ada yang semangat belajar dan miris melihat tidak ada semangat di anak muda.

Guru bukanlah seorang yang hanya memberikan pelajaran, tetapi haruslah memberikan motivasi, semangat dan daya juang.  Tak pelak lagi, ini yang harus diperjuangkan. Serta menularkan semangat bagi siswa agar tetap giat belajar.

Serta tak lupa, menggantungkan cita-cita dikepala setiap saat. Agar dunia berputar dan mendukung cita-cita yang diimpikan.

Bukankah semua berawal dari tujuan. Agar semangat bergelora untuk belajar. Jadi diawal saya mengajar. Cita-cita yang paling penting ditulis dan digambar. Tak lupa ditempel diantara dinding semangat.
Untuk muridku tercinta, ingatkah kata Soekarno “Gantungkanlah cita-cita setinggi langit. Jika engkau jatuh maka engkau akan tersangkut di bintang-bintang.”  Jadi bawa cita-citamu selalu setiap melangkah.




Monday 16 September 2013

Bernyanyi di Sangkima




Jika tiba akhir pekan apa yang biasa kita pikirkan ?. Sudah pasti mau jalan-jalan kemana, makan apa dan lainnya. Satu persatu rencana mulai difikirkan dan diraba kira-kira mau apa nanti di sabtu minggu.  Awal bulan September lalu saya dikontak teman, agar ikut kegiatan pertemuan Forum Komunikasi Kader Konservasi. Rencananya pertemuan ini akan dihadiri oleh alumni Kader Konservasi yang berada di wilayah Kalimantan Timur.

Kegiatan seperti ini buat saya selalu menarik. Selain acara diskusi dan kumpul-kumpul. Ajang ini juga menambah jaringan silaturahim diantara pegiat lingkungan.

Semangat yang menggebu-gebu tampak sekali jika sudah gabung dengan pejuang lingkungan. Mulai dari bercerita tentang kerusakan lingkungan sampai dengan aksi untuk menyelamatkan alam. Ya energi positif pastinya. Kekuatan yang dibangun karena kecintaan terhadap alam. Jadi saya rasa, kekuatan ini memang pemberian dari alam yang mereka perjuangkan.

Tapi rencana buyar seketika, biasalah orang indonesia. Alasannya selalu miss komunikasi. Kalau miss word atau miss universe sih saya suka. Nah ini miss komunikasi. Pada hari H, saya tak dihubungi jika berangkat. Saya sms, kata teman sudah dalam perjalanan ke Samarinda. Kesel juga awalnya, tapi tak apalah mungkin memang ngak jodoh buat ngumpul sama teman se Kaltim.

Rencana berputar haluan. Akhir pekan dialihkan dengan alasan rencana A gagal total. Jadilah B  mesti dijalankan. Pilhannya jatuh kepada berlibur di Sangkima. Beberapa hari lalu teman-teman berkumpul dan rapat akan mengadakan liburan di sana. Tugas terkait konsumsi dan peralatan yang dibawa dibagi dengan rata.

Biasanya sabtu sampai minggu kami dan kawan-kawan Denawa berkumpul. Sekedar nginap, ngobrol dan bernyanyi semalam.  Jangan kira kami hanya ngumpul bersama para lelaki, tetapi satu keluarga semua diboyong. Keluarga yang ngumpul bisa sampai 5 atau 6 keluarga, bisa dibayangkan ramainya. Dengan para ibu dan anak-anak. Mulai dari usia balita hingga SMP.

Biasanya menginap dirumah, sekarang berencana menginap di hutan. Konsumsi berupa lauk, sayur, nasi dan air dibagi. Caranya diundi siapa yang mendapat salah satu tulisan tersebut wajib membawa. Saya dan ading dapat secarik kertas yang bertuliskan Nasi.

Selain konsumsi, peralatan seperti sound system dan keyboard juga dibawa. Tak lengkap rasanya ngumpul tanpa bernyanyi.

Perjalanan dimulai pukul empat sore, selepas isya. Enam mobil melaju ke Sangkima. Jalannya cukup mulus. Sepertinya baru selesai di kerjakan. Tak sampai empat puluh menit kami telah tiba di gerbang Wisata Alam Sangkima.

Sangkima berada di jalan poros Bontang- Sangata. Jalan ini membelah pinggir Taman Nasional Kutai (TNK). Ada beberapa desa yang kita akan lalui dari Bontang. Mulai dari Desa Martadinata, Desa Teluk Pandang, Desa Kandolo dan Desa Sangkima Lama. Walaupun masuk dalam kawasan TNK, tetapi kanan dan kiri selama perjalanan, hati kita akan miris melihat kondisi hutan ini. Rumah berjajar sepanjang mata melihat, kebun sawit hingga POM bensin juga ada.

Memasuki Wisata Alam Sangkima, buat saya sebagai obat sakit hati. Setidaknya masih ada hutan yang indah didekat jalan poros.

Disini terdapat Pos, Aula, Guest House, Musholla dan Toilet. Menurut saya saat ini pengelolaannya sudah sangat baik. Selain terlihat bersih, papan informasi juga memberikan penjelasan tentang lokasi ini. Dan paling penting buat kami, jika menginap harus ada Toilet dan air. Rasanya semua keinginan kami sudah terjawab disini.

Ketika tiba dipintu gerbang dan menemui petugas pos. Kami dibuat panik, aula dan Guest House dipakai. Beberapa kawan tertunduk lesu. Ada bahkan mengusulkan agar liburan dipindah ke Pantai Teluk Lombok. Saya lalu mengatakan “kita disini saja. Toh nginap dimanapun kita tak ada masalah. Kan semuanya juga anak pramuka.”

Jika yang ikut semua berumur dewasa, tak masalah menginap diluar atau tenda. Personil “kurcaci” berupa balita ini yang membuat kawatir. Takutnya mereka akan sakit jika tidur dialam terbuka.

Tak berapa lama, seorang petugas datang dan menawari kami kamar di pos. Dia mempersilahkan jika kamar dipakai, karena penghuni kamar sedang tidak ada. Kasihan melihat anak-anak alasannya.
semua kembali bersemangat, satu persatu barang diturunkan dari mobil. Makanan yang dibawa ditata rapi diatas meja. Sound system dan keyboard dipadu padankan agar bisa bunyi. Anak-anak berlarian kesana sini.

Selepas Isya mulailah kami menikmati malam di Sangkima. Bernyanyi, tertawa, makan dan bergoyang agendanya. Riuh tawa dan canda itu yang selalu kami rindukan diakhir pekan. Tingkah anak-anak yang bermain bersama menjadi tontonan penghibur. Udara bersih dan malam pekat membuat liburan terasa sangat menyenangkan.

Liburan yang ramai dan memberikan energi positif tentu itu yang kita harapkan ditiap akhir pekan. Sebagai bahan bakar dihari senin untuk bekerja. ... Selamat berencana setiap akhir pekan...

cat :
foto liburan menyusul.. heheheh

Thursday 29 August 2013

Saya ikut OCD #2

Tulisan yang lalu, saya bercerita tentang kawan yang mengajak mengikuti program OCD. Ya tepat 3 minggu yang lalu. Pada saat lebaran saya bersilaturahmi kerumahnya. Pada tulisan kali saya akan mengangkat kisah tentang bagaimana dia menjalankan OCD dan apa targetnya.

Setelah tulisan pertama “Saya ikut OCD,” dalam dua hari ada sekitar 100 pengunjung. Akhirnya saya putuskan menulis pengalaman dari lainnya, sebagai motivasi terhadap pembaca di seluruh dunia maya. 
 
Rendy dan keluarga
Pagi ini saya bertandang kekantornya. Kebetulan dia satu kantor dengan si Ading. Suasana ruangan yang nyaman tampak terlihat sekali. Area parkir kendaraan cukup luas. Taman dihiasi bunga-bunga telah dikerjakan, dan hampir selesai. Nuansa hijau cukup terasa disana sini. Saya sempatkan waktu mengobrol santai denganya.

Namanya Rendy Iriawan, ayah dua anak. Dia salah satu pejabat di pemerintahan Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur. Umurnyapun masih sangat muda masih 30 tahun. Usia yang tak terpaut jauh dari saya. Dia mengaku bahwa dia memiliki gen yang mudah gemuk. Dan sudah suratan tangan memang harus meliki gen tersebut.

Saat ini dia memiliki bayi memasuki usia 7 bulan. Bayangkan saja, pada umur 4 bulan sudah memiliki berat 11 kg. Sudah pasti bayi ini menderita obesitas. Mungkin ini yang dikatakan gen endomorp. Yaitu gen yang sudah ditakdirkan dari orok harus gemuk. Suka atau tidak ya memang takdirnya harus gemuk.

Kondisi ini yang membuat dia selalu mencoba berbagai produk dan latihan untuk menahan laju berat badan. Mulai dari olahraga fisik hingga mengkonsumsi produk kesehatan yang harganya terbilang mahal. Tak mudah memang, tetapi itulah yang dijaga. Maklum dia ini lulusan Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Jadi menjaga badan agar tetap proporsional menjadi tujuan utama. Selain itu menurutnya ketika badan oke, maka dipastikan kesehatan juga akan mengikuti.

Dia menganalogikan “Coba mas bandingkan, kucing atau anjing liar yang jarang makan usianya lebih panjang. Dibanding kucing atau anjing yang dipelihara dan diberikan makan teratur.” Ini yang membuat ia termotivasi menjaga berat badan dan kesehatan dengan diet OCD.

Lalu diapun menuturkan bahwa dalam 3 minggu melakukan OCD. Bentuk badan sudah mulai terbentuk. Jendela makan yang dipraktekkan langsung 4 jam sehari. Dan dalam 1 minggu 2 hari dia melakukan puasa 24 jam. Tambahnya lagi “Dua minggu saja kita melakukan konsisten OCD, dipastikan tubuh sudah akan ideal.”

Yang diIngatkannya dalam OCD boleh mengkonsumsi air. Yang diperhatikan jangan sampai lebih dari 3 liter. Jika berlebih ditakutkan akan merusak ginjal.  Dan yang menarik tentu makan apa saja yang penting jangan rakus. Hehehe...

Target dia, tubuhnya harus berbentuk. Otot perut, dada serta lengan mulai terlihat. Olahraganya pun tak perlu lama, hanya setengah jam sebelum dan sesudah tidur. Menurutnya “Jika sebelum tidur dan sesudah tidur maka pembakaran lemak akan terjadi. Karena jika lapar, maka insulin akan mengubah lemakl menjadi tenaga. Itulah waktu ideal untuk menguras lemak dari dalam tubuh”.

Dibawah ini foto Rendy yang saat ini sedang dalam proses membentuk masa otot. Dengan senang hati dia berbagi untuk kita semua. Agar anda dapat mendapatkan badan yang ideal.
 
sehabis latihan masa otot

mulai terlihat hasil latihan masa otot

mulai terlihat latihan masa otot


Latihannyapun hanya mengangkat beban dan push up 30-40 kali. Walaupun terlihat ringan, ternyata latihan fisik tersebut cukup menguras keringat dan tenaga. “Saya jamin, keringat yang keluar itu lemak. Karena memang tidak karbohidrat yang masuk kedalam tubuh.” Ujarnya. Tambahnya lagi  “Jika olahraga seperti Jogging tidak akan membakar lemak. Itu hanya mengeluarkan air saja. Tetapi jogging sangat baik bagi jantung. Sehingga setiap pagi, saya jogging sebentar sebagai latihan bagi jantung”

Diapun bercerita bahwa efek dari diet OCD, matanya tak mudah ngantuk siang hari. Sehingga gairah kerja semakin maksimal.

Yang menggembirakannya, setelah diperiksa umur sel 25 tahun. Lebih muda 5 tahun dibanding usianya. Kadar lemak dalam darah 18-19 %, normalnya 20 %. Jika ingin membentuk masa otot seperti om Dedy Corbuzier harus diturunkan menjadi 12 %. Kadar lemak perut 9 %, normalnya 1-9 %.

Rendy juga menambahkan, jika dahulu ukuran celana 33 -34. Maka saat ini ukuran telah turun 30 – 31. Tentu anda dapat membayangkan, bagaimana dahulu ukuran tubuhnya. Dia juga berujar bahwa istrinya juga menjalankan diet OCD, walaupun menyusui. Menurutnya tidak perlu kawatir, karena diet OCD masih minum dan mengatur jendela makan. Jika ibu menyusui haruslah mengkonsumsi makan kaya gizi ketika tiba jendela makan. Istrinya juga saat ini sedang latihan masa otot, dengan latihan mengangkat beban.

Sarannya, jika ingin menurunkan berat badan dan membentuk masa otot perlu waktu 3 bulan. Yang paling penting “Serius, Niat dan Aktion” serunya.

*****
Saya rasa, tak perlu kita memperdebatkan apakah cara diet ini benar atau salah. Yang paling penting mindset saja. Air putihpun bisa menjadi obat mujarab ketika kita yakin itu dapat mengobati. Jadi cara apapun pasti berhasil ketika memang niat dan langkah serta “istikomah” dalam menjalankannya.

Sayapun mengajak teman-teman untuk menurunkan berat badan. Tanggapannya beragam, ada yang bersemangat dan ada biasa saja. Badan yang ideal itu bukan tujuan menurut saya. Dia hanya cara agar kita dapat hidup sehat tanpa konsumsi obat pelangsing dan lainnya.

Jadi tinggal pilih. Mau menjalankan atau tidak. Cara ini saya rasa logis. Tidak butuh uang banyak untuk kurus. dan paling asyik tentu makan sesukanya asal tidak rakus. Jika tak kuat, bisa balik lagi dan tak ada yang dirugikan.

Ditulisan berikutnya saya akan menceritakan 3 orang teman Rendy yang sudah “ditularkan” virus diet OCD. 3 orang pria, 2 orang sudah usia menginjak 50 tahun dan 1 orang usia 27 tahun.

Ingat, tubuh ideal “InsyAlllah” juga akan sehat. Dan perlu diingat, bahwa makanan yang tak terkontrol, salah satu penyebab penyakit. Memang Penyakit pasti akan ada dalam tubuh kita, tetapi mencegahnya tentu lebih baik.

Selamat diet OCD bagi yang ingin dan sudah menjalankan... Salam tetap langsing dan sehat... hehehehe...