Tuesday 26 March 2013

Lelaki Penggenggam Hujan



Lelaki yang dinubuatkan sebagai Astvat-ereta dalam kitab Zardusht, 
Maitreya dalam keyakinan Buddha, Himada dalam tradisi Kristen,
dan Lelaki Penggemgam Hujan dalam Hindu
Dialah Sang Al-Amin.

Cerita tentang keagungan Nabi Muhammad SAW, pasti sudah kita dengar dari kecil. Ingat sewaktu masih berguru di TK/TPA dituturkan tentang kehebatan Rasul Allah. Cerita yang rasanya banyak diulang-ulang dari jaman ke jaman, tetapi tak habis juga tinta untuk menuliskan kemuliaannya.
Sempat sewaktu kecil saya bertanya, mengapa Nabi Muhammad SAW begitu sangat disanjung-sanjung. Sampai kedalam sholat, Beliau disebut-sebut namanya.
Kisah yang begitu sangat melekat dikepalaku. Beliau adalah yatim piatu sudah sejak kecil. Ditinggal ayah saat masih dalam kandungan sedangkan ibu saat Beliau berusia  beranjak 6 tahun. Beliau sangatlah santun, baik tutur katanya dan lemah lembut pada setiap orang. Begitulah sepotong cerita yang saya ingat sewaktu kecil.
Kecintaan kepada Rasul Allah, memang haruslah dipupuk dan disiram. Jika keduanya tidak ada mustahil cinta akan datang. Cinta yang melahirkan taat akan sunahnya serta apapun yang berkaitan dengan Dia.
Saya bukanlah orang yang berasal dari keluarga yang taat. Orang tua saja masih sangat minim pengetahuannya tentang agama. Maklum pendidikan kedua orang tua hanya lulusan Sekolah Dasar. Disekolahpun rasanya tak lengkap bercerita tentang seorang manusia yang sudah diramalkan kedatangannya dalam kitab suci semua agama.
Mungkin agak aneh jika mengatakan kitab suci semua agama bukan. Tetapi itulah faktanya, jika mau ditelusuri semua agama mengajarkan kebaikan berasal dari Tuhan yang satu. Sehingga dalam memberi pesan, tuhan “menitipkan”  nama nabiNYa dalam setiap kitab yang bersumber dari Dia. Jika saya tak salah jumlah nabi yang diturunkan kebumi berjumlah sekitar 150ribu, diutus untuk tiap-tiap bangsa.
Rasa penasaran saya tentang Sesosok Manusia Utama membuat saya banyak membaca apa saja tentang Dia.  Tetapi rasanya belum lengkap karena yang saya baca masih tercerai berai , tidak menjadi satu kesatuan yang utuh.
Beberapa kali bwosing di internet. Beberapa orang memberikan pujian terhadap novel yang di buat Tasaro. Karena penasaran akhirnya sayapun mencari buku itu. Alhamdulillah bukunya ketemu juga. Novel ini sudah beberapa tahun telah terbit, tetapi dasarnya saya katrok baru baca sekarang. Saya baru membeli Novel Muhammad (SAW) Penggemgam Hujan tepat tanggal 19 Desember 2012.
Hanya hitungan hari novel setebal 500an halaman saya lahap habis, ceritanya yang memukau membuat penasaran dari lembar kelembar.
Cerita yang sarat makna dan pengajaran, didalam buku pertama ini bercerita tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW membangun kepercayaan terhadap Allah SWT dengan perjuangan. Diawal penyebaran islam, yang membuat saya terpana dengan pesan Rasul Allah Dia berkata Jangan kau hina tuhan mereka, agar mereka tidak menghina tuhan kita. Sungguh pesan ini juga sangat relevan pada saat ini. Perjuangan dalam menegakkan kalimat Tauhid mendapa hina, caci dan intimidasi terhadap Nabi. Tetapi beliau menanggapi hanya dengan bersabar dan berdoa.
Sosok yang begitu agung ini juga memberikan panutan yang begitu indah, sikap santun dan kebaikannya membuat sebagian orang bertekuk lutut memeluk islam.
Kata-kata yang indah dan penggambaran yang sangat detai membuat membaca seakan melayang ke abad 5 Masehi. Saya sarankan juga menonton serial Omar agar suasana Makkah abad ke 5 dapat melekat ketika membaca novel ini.
Yang membuat novel ini sedikit berbeda, didalamnya dikisahkan juga bagaimana seseorang dari Persia. Dia bergelar Pemindai Surga karena kehebatannya dalam bersyair, membuat orang yang mendengat terbuai. Namanya Kasva, yang meramalkan akan kedatangan seorang Manusia pilihan yang terdapat dalam kitab agama Zoroaster. Kasva menyebutnya  Astvat-ereta.
Didalamnya juga bercerita tentang bagaimana Kasva melakukan koresponden dengan temannya yang jauh. Mereka berkirim surat dan membahas tentang ramalan akan datangnya Juru Selamat dari berbagai kitab.  
Kasva yang mengingatkan bahwa bangsa persia sudah jauh dari agama Zoroaster kepada Raja Persia Koushro. Tetapi bukannya didengar Kousro, Kasva  malah diasingkan. Dalam proses pengasingan inilah kasva, mencoba melarikan diri. Dalam novel ini bercerita tentang petualangan kasva untuk mencari dan mempelajari manusia pilihan yang tergambar dalam kitab Zardus. Muliai dari Persia hingga kepegungungan sampai ke tibet.
Dalam novel ini, banyak hal yang tidak saya ketahui tentang Nabi Muhammad SAW berkisah didalamnya. Sangat layak bagi yang ingin mengenal Nabi Pilihan. Nabi yang bukan hanya pemimpin spiritual tetapi juga pemimpin negara yang sangat handal.
Dia membangun peradaban arab yang awalnya hanya kabilah-kabilah dan kesukuan menjadi bangsa yang dapat mengalahkan Romawi dan Persia. Bayangkan hanya 20 tahun, sedangkan Romawi dan Persia telah dibangun ratusan tahun.
Inilah bagaimana peradaban dibangun dengan kesantuan dan tauhid yang kuat. Tekad untuk menegakkan bahwa Tiada Tuhan Selain Allah.
saya yakin beberapa dari kita pernah mendengar bahwa Islam dibangun dengan perang. Sebaiknya yang berpikiran seperti itu membaca kisah ini. Islam pada saat itu hanya membela kaum tertindas di Romawi dan Persia, yang dijajah oleh raja mereka sendiri. Dua pilihan untuk mereka masuk islam atau tetap pada agamanya dan membayar pajak.
Islam tidak pernah memaksa suatu kaum untuk memeluk agama. Yang saya ingat dari pesan ini. Islam hanya mengajak saja, sementara hidayah itu urusan Allah Swt
Demikian sedikit cerita tentang buku pertama, saya hanya mengingat yang saya baca dan tulis. Maklum sudah beberapa bulan, mau membaca ulang tetapi buku kedua belum selesai dibaca. Saran saya beli bukunya dan baca... hehehe...

Wednesday 13 March 2013

Jembatan "Setan" menjadi Jembatan Malaikat


Saya lihat dua ibu-ibu dari Loktunggul saling melirik dan ada sesuatu yang disembunyikan lewat senyum misterius mereka. Saya lalu bertanya “Ada apa bu, Kok senyum-senyum ?.” Ibu tadi lalu menjawab “Ngak, kami berdua hanya senyum liat orang jualan, kemarin ada jual lemari sampai kesini. Hari ini apalagi.” Timpal ibu satunya “Dahulu jangankan berharap, membayangkan saja tidak pernah kalau kampung kami akan seperti ini.”

Sudah dua bulan jembatan yang menghubungkan dua kampung; yaitu Teluk Kadere dan Salantuko sudah dapat digunakan masyarakat. Jika mengingat 5 bulan yang lalu, jembatan masih menggunakan potongan kayu bakau yang disambung dan dipaku. Selama masih menggunakan kayu bakau, jembatan ini berfungsi sebagai jembatan bagi anak yang bersekolah.

Sulitnya akses menuju kampung Salantuko dan Loktunggul yang hanya bisa dijangkau lewat laut. Membuat masyarakat berinisiatif untuk membuat jembatan seadanya. Para fasilitator PNPM Peduli menyebutnya “Jembatan Setan.”  Nama tersebut pantas diberikan karena setiap kali melewati, tubuh kita bergoyang akibat dari lenturnya kayu bakau yang digunakan sebagai injakan. Sehingga banyak yang melewatinya teriak histeris, takut terjatuh.

Jika tak ada jembatan, ketika air pasang datang. Anak-anak harus melepas baju seragam, sepatu, tas dan menentengnya diatas kepala. Pemandangan yang sungguh menyedihkan di Kota Bontang yang mempunyai APBD yang cukup besar di wilayah Kaltim. Tetapi sekarang, pemandangan itu sudah berubah drastis. Jembatan saat ini terbuat dari ulin dengan panjang  120 meter dan lebar 2,5 meter.
  
Kesulitan menuju sekolahpun sudah tidak dirasakan jika harus melewati pohon mangrove. Sepeda pelajarpun sudah tidak digendong lagi ketika harus melewati jembatan.

Yang membuat ibu-ibu Salantuko dan Loktunggul tertawa geli adalah setiap hari selalu saja ada penjual yang sampai keujung kampung untuk menjajakan dagangannya. Mulai dari pedagang lemari, ember, pentol, es sampai sayur dan ikan. Dahulu pemandangan seperti ini tidak pernah terbayangkan oleh masyarakat.

Yang tak kalah menggembirakannya setiap sabtu minggu. Banyak turis lokal berwisata ke Loktunggul dan Salantuko untuk memancing atau sekedar jalan-jalan. Lalu lalang kendaraan bermotor sudah jadi pemandangan biasa ketika jembatan sudah berfungsi.

Sungguh perubahan sosial banyak terjadi ketika akses sudah terbuka. Masyarakat kedua kampung sudah tak merasa terisolir dari pusat pemerintahan. Saat ini dikampung sudah mulai banyak keluarga yang memiliki sepeda motor yang mereka gunakan sebagai transportasi menuju kota. Sehingga akses pelayanan publik berupa kesehatan dasar dapat dijangkau. apabila ada masyarakat yang sakit dapat segera berobat di Puskesmas Bontang Lestari,

Semoga dengan terbukanya akses. Kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup masyarakat menjadi meningkat.

Wednesday 6 March 2013

Investasi dengan Allah Swt


“Investasi dengan Allah Swt itu pasti untung, tetapi banyak yang tidak mau”

Melihat layar kaca di stasiun tv nasional semalam. Ada 4 orang yang tertipu investasi bodong. Kalau dilihat dari tampangnya dan cara menjawab saya anggap mereka perpendidikan. Tetapi yang aneh mereka menjawab seolah-olah mereka terhipnotis ketika sedang di prospek.. Alhasil jutaan bahkan ratusan juta rupiah uang mereka kabur. Hanya hitungan jam uang mereka raib, karena investasi dilakukan dipasar saham. Alasannya saham anjlok dan mereka merugi,
http://www.doniirawan.com/wp-content/uploads/2011/10/Investasi-Emas.jpg

Lain lagi yang saya nonton beberapa hari yang lalu di statusiun tv swasta nasional. Investasi bergerak disektor emas. Pemilik perusahaan dituding melarikan dana nasabah yang jumlahnya miliaran rupiah.

Kabar yang sama juga dapat di daerah saya (Bontang). Sebuah lembaga keuangan disinyalir sedang dalam proses pailit/bangkrut. Ada seorang kawan yang bercerita, bahwa keluarga ingin menarik tabungan dilembaga tersebut untuk biaya pengobatan, tetapi selalu dihalang-halangi. Bahkan bunga bagi hasil yang dijanjikan sudah beberapa bulan tidak diterima.

Sudah diketahui bersama bahwa lembaga keuangan non bank tidak dibawah naungan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sehingga jika dana nasabah dilarikan atau perusahaan pailit/bangkrut, maka tidak ada yang akan menggantinya. contoh beberapa koperasi di Kota Bontang sudah banyak yang pailit karena uang nasabah disalah gunakan atau dibawa kabur oleh pengurus.

Sepatutnya sebelum berinvestasi haruslah melihat resiko terburuknya. Segala macam investasi pasti beresiko tetapi kita wajib meminimalisir kerugian.

Jadi dapatlah saya tarik sebuah kesimpulan berinvesatasi dengan manusia. Ada dua pilihan bisa rugi atau untung, tetapi tidak dengan Allah Swt.

Jelas sekali bahwa dengan “berinvestasi” dengan Allah Swt kita akan untung. Bahkan siapa yang berani memberikan puluhan sampai ratusan kali lipat keuntungan ketika berinvestasi denganNYA. Sepertinya kita “tidak percaya” dengan janji Allah Swt. Dan tidak ada janji yang dilanggar ketika kita berinvestasi dengaNYA. Yang pasti Allah Swt tidak akan pernah pailit/bangkrut.
Masih sajakah kita mati-matian berinvestasi siang malam terhadap dunia dan lupa berinvetasi terhadap akhirat.

Begitu kira-kira yang saya fikirkan ketika melihat berita dan membaca status teman di facebook. Semoga setiap yang kita baca dan lihat memberikan pelajaran tentang Allah Swt. Aminnn....

Monday 4 March 2013

Saudara Lain Rahim


Semalam saya bercating ria dengan kawan lama, lebih tepatnya saudara saya lain rahim. Sudah lama rasanya saya tidak bersua dengannya apalagi bercanda gurau. Seingat saya hanya BBM dan chating seperlunya saja.

Dia sosok yang sedikit kaku tetapi baik hati. Jika bisa meminjam istilah “Wajah Rambo, hati rinto.” Dia juga anak yang terbilang pintar dikelas. Saya orang yang cenderung cuek, untungnya dianugrahi otak yang lumayan encer (hehehe). Dia juga begitu tekun terbuktinya PR selalu dikerjakannya dengan baik, kalo aku mengerjakannya sebelum lonceng berbunyi tanda masuk kelas. Tiga belas tahun berlalu dia sekarang sudah mempunyai dua putri cantik dan istri gelis.

Ingat sekali saya ketika bersekolah mengenakan celana pendek berwarna biru bersamanya. Dalam sebulan saya selalu ada menginap dirumahnya. Jarak antara rumah saya dan dia tidak jauh, jika kerumahnya saya hanya berjalan kaki. Menginap dirumahnya saya anggap suatu liburan bahkan bisa makan enak. Maklum sejak SMP saya sudah yatim, sehingga jarang sekali makan enak. Menikmati santap mewah biasa hanya hari lebaran.

Ayam goreng, ikan goreng, ikan bakar, sayur ini itu terhidang lengkap dimeja makan. Ditambah sambal yang aduhai menendang lidah. Saya lihat dia makan kadang sedikit sekali. Saya yang jarang makan enak nambahnya berkali-kali (hehehe). Semuanya saya cicipi satu persatu sampai saya kekenyangan.

Setelah puas biasanya saya dan dia langsung menuju kamar sekedar mendengarkan musik lewat tape rekorder. Dia paling suka dengan lagu Iwan Fals, semua lagu hampir dihafalnya. Saya juga mengenal sosok iwan fals lewat dia. Semua cerita tentang kegagahan iwan fals keluar dari mulutnya. Saya hanya menganngguk saja sok mengerti.

Ibundanya sepertinya tau kalau saya ini jarang makan enak. Setiap saja kesana selalu saja ada kue kesukaanku. Namanya kue jintan, cemilan yang terbuat dari tepung yang diolah dan diberi jintan hitam lalu digoreng. Menikmati kue tak lengkap rasanya tanpa secangkir teh. Kutemukan semua itu diatas nampan yang tersodor di depan pintu kamarnya ditambah senyuman.

Agenda menginap baju seragam tak lupa saya bawa, agar paginya langsung kesekolah. Kebanyakan saya menginap dimalam jumat. Momen yang paling ditunggu adalah mendengarkan cerita misteri dari sebuah stasiun radio lokal. Suasana seram karena cerita yang kami dengar adalah hantu-hantu yang berada didaerah kami. Terlebih backsoundnya tiba-tiba terdengar lolongan srigala dan tawa melengking nenek sihir. Kami biasa begadang sampai tengah malam.

Paginya yang paling saya tunggu. Ketika pamit dan cium tangan dengan kakak tertuanya, saya mendapatkan uang saku juga. Lumayan buat makan nasi kuning dan gorengan disekolah. Jarak sekolah tidak jauh, jadi kami selalu jalan kaki sambil menikmati suasana pagi menuju ketempat belajar.

Sungguh waktu memang terasa singkat, masih melekat dikepalaku berjalan menyusuri rimbunan semak belukar, melewati kubangan air dan bernyanyi riang bersama. Kadang-kadang dia suka ngambek entah kenapa, tetapi selalu saja kami berbaikan. Temanku, saudaraku dan belahan jiwaku yang hilang Muhammad Yusuf.  Terima kasih atas kenangan yang selalu terukir didinding memoriku. Semoga tak usang oleh jaman dan tak hilang oleh waktu. Terima Kasih..

Sunday 3 March 2013

Cerpen (belajar)-Bom ikan hampir merenggut bapakku


“Bangun jamal, sudah jam 6 ini lekas kau mandi abis itu pake baju sekolahmu” ucap mamaku. Pagi ini terasa sangat dingin, angin dari kolong rumah terasa kencang. Rumah saya berada diatas laut, tingginya hampir 3 meter dari pasang terendah. Kayu ulin sebagai peyangganya, kokoh walapupun sudah berumur belasan tahun.

Suara longlongan bekantan, terdengar panjang menyambut fajar. Sinar mentari menerobos disela dinding kamarku. Suara riak air laut terdengar jelas menghempas tiang rumah. Mataku berat ketika membuka kelopak mata. Selimut sudah membungkus tidur lelapku. Rasanya tak ingin bangun, tetapi panggilan mamak membuyarkan alunan lelapku. Seragam kulihat tergantung rapi disamping pintu kamarku. Aku lekas mandi di bilik belakang rumah. Suara “grur” membasahi tubuh kurusku. Airnya terdengar keras ketika jatuh dikolong rumah.

Aku tinggal di Bontang Kuala. Kampung tua yang dihuni mayoritas nelayan. Rumah-rumah terbuat dari kayu ulin berjajar berhadap-hadapan. Yang semuanya berada diatas laut. Hutan mangrove sangat elok menghiasi tepat diujung muara,  berbaris dari utara hingga selatan. Burung bagau Tongt-tong dan elang selalu beradu diudara, terbang dan berputar-putar.

Jika tak tau Bontang Kuala, pastilah pernah mendengar Kota Bontang, daerah pengolah gas terbesar di Kalimantan Timur, serta penghasil pupuk terbesar yang disalurkan kepetani indonesia timur.

Suara ketinting sudah terdengar sejak subuh, lalu lalang tepat dihadapan rumah. Kulihat bapakku sedang asyik merakit bom ikan. Hampir  satu jam dia berkutat dengan bom tangan yang dibuatnya sendiri. Saya tak tau pasti apa bahannya, tetapi kata bapak bom ini sangat ampuh. Banyak ikan akan mati ketika meledak dan itulah saat panen bapak.

“Pak, masih sajakah mengebom ikan, kan dilarang.” Ujarku. “Halah tau apa kau ini, mana bisa kau makan kalau kita tak ngebom ikan,” timpal bapakku. Sudah sering saya ingatkan bapak untuk jangan mengebom ikan lagi. Selain dilarang juga berbahaya.

“Mak, aku ndik pergi sekolah lah dulu.” Kucium tangan mamak dan bapak. Walaupun kesal tetapi aku tetap hormat pada mereka. Aku sering malu dengan teman-teman disekolah, karena mereka tau aku adalah anak seorang pengebom ikan. Perasaan minder selalu saja menghantui kepalaku. Pernah suatu ketika pelajaran IPA, guru menerangkan bahwa mengebom ikan adalah tindakan yang dilarang karena merusak karang dan membunuh ikan-ikan kecil. Akibat jangka panjangnya ikan akan sulit untuk didapat.

Suara ramai riuh dihalaman sekolah. Teman-teman berlarian kesana kemari. Penjaja makanan kulihat sedang asyik menggoreng cirengnya. Anak-anak antri dan bergerombol didepan gerobak, seperti mengantri sembako.

Asyik melamun dikelas, tiba-tiba ada suara “Mal, ada orang dari rumahmu dikantor lekaslah kau temui.” Ucap Pak Harun. “Siapa ya pak.” Jawabku. “Sepertinya pamanmu, tadi dia bilang ada yang mau disampaikan.” Jawab Pak Harun. Lekas saja aku berlari menuju kantor, kulihat Pak Inang sudah ada dikantor, dengan wajah kusut.

“Ada apa pak, kenapa bapak kekantor?” tanyaku. “Bapakmu... Bapakmu...” suaranya lirih. “Ada apa pak....” selidikku. “Bapakmu jamal...Bapakmu.... dia kecelakaan.” Jawabnya.

“Kenapa pak ?.” tanyaku lagi. “Bapakmu kecelakaan waktu mengebom ikan, tangannya putus karena bom yang akan dilempar meledak ditangannya.” Jawab Pak Inang.

“Bapakkkkkkkkkkkk.” Aku terkejut. “Dia sekarang sedang dirawat di Rumah Sakit, untungnya dia tidak tewas.”

“Alhamdulillah...  bapak masih diberi umur panjang.” gumanku dalam hati. Semoga bapak sadar, yang dia lakukan itu berbahaya.  Selain merusak terumbu karang dilaut, juga sangat berbahaya bagi dirinya. Hampir saja saya dan adik-adik menjadi yatim, untung Allah masih memberi kesempatan.

“Ya Allah inikah jawabanmu agar bapak berhenti mengebom ikan, semoga saja.”