Lama nian tangan ini tidak pernah menulis, agak gaguk menumpahkan coretan dalam bentuk kata. Canggung tiap kalimat serasa tidak padu padan. Tapi tak apalah, lebih baik memulai daripada tidak., toh tulisan ini tidak akan pernah masuk situs berita online atau media nasional. Hehehe…
Saya
akan bercerita tentang kerajaan…. Ya Kerajaanku, ukurannya hanya sekitar 2
meter x 2 meter. Disinilah saya merasa menjadi manusia seutuhnya. Hampir tak
ada yang membatasi saya dalam berkreasi. 3 tahun yang lalu rasanya tak mungkin
saya duduk disini, bermimpipun sepertinya tak beran.
Istanaku begitu kecil, hanya diisi satu buah komputer
build up merk HP lama dan satu laptop Asus yang punya prosesor Core i7
(hihiihi). Didepanku berjejer buku-buku literatiur hukum, disampingnya berkas
menggunung. Sebagai pelengkah dibawah meja berbagai berkas laporan notaris
Bontang dan Kutai Timur berjejer berantakan.
Didepannya terdapat lukisan tangan si El dan gambar
superhero yang dia sukai. Serta berjejer mainan hadiah paket cuky di KFC. Dan sebuah
menempel didinding biru foto hasil print
out Pangeran dan Putri kecilku
tersenyum ceria.
Istanaku, aku dapat “bermain” apa saja disini.
Berselancar ria di dunia internet, membahas permasalahan hukum, mendengarkan musik
hingga belanja online, menulis sepertinya sangat jarang kulakukan dibilik ini.
Tetapi yang menarik adalah melihat dunia dengan berbeda dari sudut ini.
Dalam “kotak” kecil ini mungkin ada rasa bosan, orang
kadang mengatakan kepenatan dibelakang meja selalu tampak menjemukan, pekerjaan
yang itu-itu saja, tidak berkembang hingga menjadi tua diantara tumpukan berkas.
Tak ada salahnya berpendapat demikian. Tetapi bagi saya, dimanapun kita berada
akan menjadi asyik, walaupun itu didalam ruang gelap dan penat.
Disudut istanaku ini, saya biasa menyiapkan amunisi
dalam persidangan perdata yang ditujukan kepada Pemerintah Kota Bontang. ini yang
menyenangkan. Semenyenangkan melihat Instagram teman yang berjalan ria
kemana-mana, dengan foto yang fantastic.
Tak Peduli dimanapun kau berada, entah itu dibelakang
meja, diatas motor, disebelah kompor atau didalam kapal. Dunia ini akan indah
ketika mencari sisi menyenangkannya. Mencari pojok dimana kita berarti dan
menemukan hati diantara ritme waktu. Sudut dimana dia tampak berbeda, tampak
menyenangkan dan tampak engkau menjadi hamba hakiki.
Anda mungkin pernah membaca ketika Buya Hamka seorang
ulama terkenal dimasanya menyelesaikan Tafsir Al-Azharnya dibalik jeruji besi, atau
Soekarno dapat memikirkan dasar negara ketika dalam keteraringan.
Selamat menikmati istanamu kawan, jadilah raja
diruang sempit yang mungkin terhimpit. Pastikan dirimu merdeka dan bebas.
Melayang dalam ruang harapan dan mimpi, berenang dilautan doa dan tak lupa
menatap hidup selalu berarti dalam tiap hembusan nafas.
“Bukankah jantung terus berdetak, didalam bilik yang
sempit dan gelap karena ia tau bahwa detakannya membuat tuannya hidup.”
Cayoooo…………….