"Apa jawabanmu kita Rosulullah bertanya, Apa yang sudah kau lakukan untuk agama ini hingga engkau mengharap syafaatku ?"
Rasanya malu nian batin ini,
sudah tak melakukan apa-apa untuk agama Allah tetapi minta Surga. Hanya amalan
yang tidak tahu diterima oleh Allah mengharap Ridhonya dan masih sangat jauh
mengamalkan sunnah Rosullullah mau mengharap syafaatnya. Malu rasanya, ketika
kelak menghadap Allah dan Rosulnya masih jauh dari Islam yang kaffah dan masih
banyak bergelimpangan dosa.
Pernah tidak, kita melihat
segerombol jemaah mengetuk pintu rumah kita. Dengan ajakan nan lembut mereka
mengajak kita berjamaah dimasjid. Kita hanya senyum simpul saja sambil
mengatakan InshAllah akan kemasjid, tetapi kebanyakan kita tidak datang.
Malah sebagian dari kita banyak
yang menuduh “Aliran sesat itu.” Meninggalkan istri dan anak hanya untuk
keliling berdakwah. Banyak mengatakan mereka itu dzolim kepada keluarga. Padahal
kita tidak tau sama sekali keluarga mereka dan mengenalnyapun tidak, tetapi
tuduhan yang tidak mendasar kita lontarkan.
Bukankah baik, sekiranya saudara
seiman kita mengajak kepada kebaikan. Bukankah indah saudara kita menyempaikan
kebenaran sampai didepan pintu rumah kita. Bukankah mereka peduli terhadap kita
yang banyak lalai terhadap Allah dan Rosulnya. Mungkin dari kita, pernah diajak untuk maksiat, kitapun menyambutnya dengan gembira. Mengapa tidak sebaliknya.
Diakhir minggu kemarin, saya
mencoba untuk bergabung bersama mereka. Merasakan suasana dakwah yang mereka
geluti selama ini. Mencoba mencari sedikit cahaya ilahi lewat pengorbanan dan
doa mereka dijalan Allah.
Mereka begitu gembira menyambut
saya, dengan ucapan takbir menggemgam tangan saya ketika bertemu. Dengan senyuman
tulus mereka mengajarkan hikmah lewat ta’lim dan ceramah. Setiap sholat wajib
selalu saja, kalimat-kalimat sunnah mereka bacakan sebagai pengingat pesan
baginda Rosulullah Muhammad SAW.
Mereka mencintai sesama muslim,
dengan banyak mendoakan bagi muslim yang saat ini masih tersesat dan lalai. Mereka
selalu berkeyakinan, bahwa banyak muslim yang tidak pernah mendengar pesan
Rosul. Maka mereka mendatangi saudara sesama muslim, karena mungkin mereka
tidak mengenal islam karena belum ada yang menyampaikan langsung. Mereka menyampaikan
dengan hikmah, jauh dari kekerasan.
“Bukankah didunia ini kita sebentar saja, hanya 2 menit waktu akhirat. Kenapa
kita jauh dari Allah SWT, padahal kematian itu pasti. Dan tak ada ujungnya. Jangan
sampai ketika kita mati, hanya penyesalan yang kita ratapi, padahal semua telah
terlambat”
Jangan tanya tentang bagaimana mereka bisa
berdakwah dengan keterbatasan. Dakwah keliling ini tanpa donatur, murni dari
kantong mereka sendiri. Setiap pagi Ba’dah subuh dan ceramah, diadakan
musyawarah terkait tugas harian yang dilakukan seluruh anggota jemaah. Serta bersepakat
iuran harian untuk kebutuhan konsumsi dari pagi hingga malam.
Mereka selalu berkeyakinan, bahwa
perjuangan dijalan Allah ini indah. Merekapun berkeyakinan bahwa Allah pasti
membantu. “Kaum kafir saja Allah kasih rezeki, masa kita berjuang dijalannya
Allah tidak kasih.” Pesan itu yang mereka selalu sampaikan.
Sayapun bertanya terkait bagaimana
keluarga mereka. Salah satu dari mereka bilang dalam berjuang di jalan Allah
ini ada istilah 4 N. Niat, Nabung, Nangis dan Nekat. Niat tentu harus
dipersiapkan untuk berdakwah mengajak kepada kebenaran memang perintah Allah
dan itupun yang dilakukan para Sahabat Rosul. Mereka berani meninggalkan
keluarga dan harta mereka hanya untuk menegakkan kalimat “Laillahaillallah
(Tiada Tuhan Selain Allah) Muhammadarosulullah (Muhammad Rosul Allah).” Nabung
maksudnya menyiapkan perbekalan untuk perjalanan dan yang ditinggalkan untuk
keluarga. Nagis maksudnya memohon kepada Allah SWT lewat nangis dalam sholat agar
dimudahkan dalam perjalanan. Terakhir Nekat, ya memang harus berani mengambil
jalan ini apapun resikonya. Jangan terlalu dipikirkan biarlah Allah SWT yang
mengatur perjalanan dakwah ini.
Tidak ada bisnis yang paling
menguntungkan, selain bisnis dengan Allah SWT. Allah akan menggantinya dengan
berjuta-juta kali. Iman seberat debu saja Allah ganti dengan 10 kali dunia dan
isinya. Apalagi perjuangan yang berat ini, maka Allah SWT akan ganti dan bayar
perdetiknya. SubhAnallah....
Pesan mereka, tanamkan selalu
dalam dirimu untuk berdakwah. Karena bukan kita yang memberikan orang hidayah untuk
berubah, kita hanya menyampaikan dan mendoakan agar orang berubah ke jalan
Allah. Tetapi kitalah yang berdakwah kepada diri kita agar menempuh jalan
istiqomah. Allahu Akbar..