Sunday, 25 January 2015

Dakwah On The Street #Ketika kita sinis melihat dakwah mereka




"Apa jawabanmu kita Rosulullah bertanya, Apa yang sudah kau lakukan untuk agama ini hingga engkau mengharap syafaatku ?"

Rasanya malu nian batin ini, sudah tak melakukan apa-apa untuk agama Allah tetapi minta Surga. Hanya amalan yang tidak tahu diterima oleh Allah mengharap Ridhonya dan masih sangat jauh mengamalkan sunnah Rosullullah mau mengharap syafaatnya. Malu rasanya, ketika kelak menghadap Allah dan Rosulnya masih jauh dari Islam yang kaffah dan masih banyak bergelimpangan dosa.

Pernah tidak, kita melihat segerombol jemaah mengetuk pintu rumah kita. Dengan ajakan nan lembut mereka mengajak kita berjamaah dimasjid. Kita hanya senyum simpul saja sambil mengatakan InshAllah akan kemasjid, tetapi kebanyakan kita tidak datang.

Malah sebagian dari kita banyak yang menuduh “Aliran sesat itu.” Meninggalkan istri dan anak hanya untuk keliling berdakwah. Banyak mengatakan mereka itu dzolim kepada keluarga. Padahal kita tidak tau sama sekali keluarga mereka dan mengenalnyapun tidak, tetapi tuduhan yang tidak mendasar kita lontarkan.

Bukankah baik, sekiranya saudara seiman kita mengajak kepada kebaikan. Bukankah indah saudara kita menyempaikan kebenaran sampai didepan pintu rumah kita. Bukankah mereka peduli terhadap kita yang banyak lalai terhadap Allah dan Rosulnya. Mungkin dari kita, pernah diajak untuk maksiat, kitapun menyambutnya dengan gembira. Mengapa tidak sebaliknya.


Diakhir minggu kemarin, saya mencoba untuk bergabung bersama mereka. Merasakan suasana dakwah yang mereka geluti selama ini. Mencoba mencari sedikit cahaya ilahi lewat pengorbanan dan doa mereka dijalan Allah. 

Mereka begitu gembira menyambut saya, dengan ucapan takbir menggemgam tangan saya ketika bertemu. Dengan senyuman tulus mereka mengajarkan hikmah lewat ta’lim dan ceramah. Setiap sholat wajib selalu saja, kalimat-kalimat sunnah mereka bacakan sebagai pengingat pesan baginda Rosulullah Muhammad SAW. 

Mereka mencintai sesama muslim, dengan banyak mendoakan bagi muslim yang saat ini masih tersesat dan lalai. Mereka selalu berkeyakinan, bahwa banyak muslim yang tidak pernah mendengar pesan Rosul. Maka mereka mendatangi saudara sesama muslim, karena mungkin mereka tidak mengenal islam karena belum ada yang menyampaikan langsung. Mereka menyampaikan dengan hikmah, jauh dari kekerasan. 

“Bukankah didunia ini kita sebentar saja, hanya 2 menit waktu akhirat. Kenapa kita jauh dari Allah SWT, padahal kematian itu pasti. Dan tak ada ujungnya. Jangan sampai ketika kita mati, hanya penyesalan yang kita ratapi, padahal semua telah terlambat”


 Jangan tanya tentang bagaimana mereka bisa berdakwah dengan keterbatasan. Dakwah keliling ini tanpa donatur, murni dari kantong mereka sendiri. Setiap pagi Ba’dah subuh dan ceramah, diadakan musyawarah terkait tugas harian yang dilakukan seluruh anggota jemaah. Serta bersepakat iuran harian untuk kebutuhan konsumsi dari pagi hingga malam.

Mereka selalu berkeyakinan, bahwa perjuangan dijalan Allah ini indah. Merekapun berkeyakinan bahwa Allah pasti membantu. “Kaum kafir saja Allah kasih rezeki, masa kita berjuang dijalannya Allah tidak kasih.” Pesan itu yang mereka selalu sampaikan.

Sayapun bertanya terkait bagaimana keluarga mereka. Salah satu dari mereka bilang dalam berjuang di jalan Allah ini ada istilah 4 N. Niat, Nabung, Nangis dan Nekat. Niat tentu harus dipersiapkan untuk berdakwah mengajak kepada kebenaran memang perintah Allah dan itupun yang dilakukan para Sahabat Rosul. Mereka berani meninggalkan keluarga dan harta mereka hanya untuk menegakkan kalimat “Laillahaillallah (Tiada Tuhan Selain Allah) Muhammadarosulullah (Muhammad Rosul Allah).” Nabung maksudnya menyiapkan perbekalan untuk perjalanan dan yang ditinggalkan untuk keluarga. Nagis maksudnya memohon kepada Allah SWT lewat nangis dalam sholat agar dimudahkan dalam perjalanan. Terakhir Nekat, ya memang harus berani mengambil jalan ini apapun resikonya. Jangan terlalu dipikirkan biarlah Allah SWT yang mengatur perjalanan dakwah ini.

Tidak ada bisnis yang paling menguntungkan, selain bisnis dengan Allah SWT. Allah akan menggantinya dengan berjuta-juta kali. Iman seberat debu saja Allah ganti dengan 10 kali dunia dan isinya. Apalagi perjuangan yang berat ini, maka Allah SWT akan ganti dan bayar perdetiknya. SubhAnallah....

Pesan mereka, tanamkan selalu dalam dirimu untuk berdakwah. Karena bukan kita yang memberikan orang hidayah untuk berubah, kita hanya menyampaikan dan mendoakan agar orang berubah ke jalan Allah. Tetapi kitalah yang berdakwah kepada diri kita agar menempuh jalan istiqomah. Allahu Akbar..


2 comments:

Rani Tarmidi said...

Ikutan membaca Bang. Kadang saya suka mikir, kenapa ya byk muslim cepet dikaitkan sama teroris oleh bbrp media? Ini terasa bgt kalau hidup di tempat yang muslim jadi minoritas. Berasa dicurigai terus. Tapi akhir2 ini suka terpikir, jangan2 sesama muslim juga sebenarnya sering saling menaruh prasangka.

kurniawan said...

Benar.... memang kadang banyak saudara muslim kita yang tidak paham.. makanya dengan on the street kita mengajak dengan baik dan hikmah....