Jika tiba akhir
pekan apa yang biasa kita pikirkan ?. Sudah pasti mau jalan-jalan kemana, makan
apa dan lainnya. Satu persatu rencana mulai difikirkan dan diraba kira-kira mau
apa nanti di sabtu minggu. Awal bulan
September lalu saya dikontak teman, agar ikut kegiatan pertemuan Forum Komunikasi
Kader Konservasi. Rencananya pertemuan ini akan dihadiri oleh alumni
Kader Konservasi yang berada di wilayah Kalimantan Timur.
Kegiatan seperti
ini buat saya selalu menarik. Selain acara diskusi dan kumpul-kumpul. Ajang ini
juga menambah jaringan silaturahim diantara pegiat lingkungan.
Semangat yang
menggebu-gebu tampak sekali jika sudah gabung dengan pejuang lingkungan. Mulai dari
bercerita tentang kerusakan lingkungan sampai dengan aksi untuk menyelamatkan
alam. Ya energi positif pastinya. Kekuatan yang dibangun karena kecintaan
terhadap alam. Jadi saya rasa, kekuatan ini memang pemberian dari alam yang
mereka perjuangkan.
Tapi rencana
buyar seketika, biasalah orang indonesia. Alasannya selalu miss komunikasi. Kalau
miss word atau miss universe sih saya suka. Nah ini miss komunikasi. Pada hari
H, saya tak dihubungi jika berangkat. Saya sms, kata teman sudah dalam
perjalanan ke Samarinda. Kesel juga awalnya, tapi tak apalah mungkin memang
ngak jodoh buat ngumpul sama teman se Kaltim.
Rencana berputar
haluan. Akhir pekan dialihkan dengan alasan rencana A gagal total. Jadilah B mesti dijalankan. Pilhannya jatuh kepada
berlibur di Sangkima. Beberapa hari lalu teman-teman berkumpul dan rapat akan
mengadakan liburan di sana. Tugas terkait konsumsi dan peralatan yang dibawa
dibagi dengan rata.
Biasanya sabtu
sampai minggu kami dan kawan-kawan Denawa berkumpul. Sekedar nginap, ngobrol dan
bernyanyi semalam. Jangan kira kami hanya
ngumpul bersama para lelaki, tetapi satu keluarga semua diboyong. Keluarga yang
ngumpul bisa sampai 5 atau 6 keluarga, bisa dibayangkan ramainya. Dengan para
ibu dan anak-anak. Mulai dari usia balita hingga SMP.
Biasanya
menginap dirumah, sekarang berencana menginap di hutan. Konsumsi berupa lauk,
sayur, nasi dan air dibagi. Caranya diundi siapa yang mendapat salah satu
tulisan tersebut wajib membawa. Saya dan ading dapat secarik kertas yang
bertuliskan Nasi.
Selain konsumsi,
peralatan seperti sound system dan keyboard juga dibawa. Tak lengkap rasanya
ngumpul tanpa bernyanyi.
Perjalanan dimulai
pukul empat sore, selepas isya. Enam mobil melaju ke Sangkima. Jalannya cukup
mulus. Sepertinya baru selesai di kerjakan. Tak sampai empat puluh menit kami
telah tiba di gerbang Wisata Alam Sangkima.
Sangkima berada
di jalan poros Bontang- Sangata. Jalan ini membelah pinggir Taman Nasional
Kutai (TNK). Ada beberapa desa yang kita akan lalui dari Bontang. Mulai dari Desa
Martadinata, Desa Teluk Pandang, Desa Kandolo dan Desa Sangkima Lama. Walaupun masuk
dalam kawasan TNK, tetapi kanan dan kiri selama perjalanan, hati kita akan
miris melihat kondisi hutan ini. Rumah berjajar sepanjang mata melihat, kebun
sawit hingga POM bensin juga ada.
Memasuki Wisata
Alam Sangkima, buat saya sebagai obat sakit hati. Setidaknya masih ada hutan
yang indah didekat jalan poros.
Disini terdapat
Pos, Aula, Guest House, Musholla dan
Toilet. Menurut saya saat ini pengelolaannya sudah sangat baik. Selain terlihat
bersih, papan informasi juga memberikan penjelasan tentang lokasi ini. Dan paling
penting buat kami, jika menginap harus ada Toilet dan air. Rasanya semua
keinginan kami sudah terjawab disini.
Ketika tiba
dipintu gerbang dan menemui petugas pos. Kami dibuat panik, aula dan Guest House dipakai. Beberapa kawan
tertunduk lesu. Ada bahkan mengusulkan agar liburan dipindah ke Pantai Teluk
Lombok. Saya lalu mengatakan “kita disini saja. Toh nginap dimanapun kita tak
ada masalah. Kan semuanya juga anak pramuka.”
Jika yang ikut
semua berumur dewasa, tak masalah menginap diluar atau tenda. Personil “kurcaci”
berupa balita ini yang membuat kawatir. Takutnya mereka akan sakit jika tidur
dialam terbuka.
Tak berapa lama,
seorang petugas datang dan menawari kami kamar di pos. Dia mempersilahkan jika
kamar dipakai, karena penghuni kamar sedang tidak ada. Kasihan melihat
anak-anak alasannya.
semua kembali
bersemangat, satu persatu barang diturunkan dari mobil. Makanan yang dibawa
ditata rapi diatas meja. Sound system dan keyboard dipadu padankan agar bisa
bunyi. Anak-anak berlarian kesana sini.
Selepas Isya
mulailah kami menikmati malam di Sangkima. Bernyanyi, tertawa, makan dan
bergoyang agendanya. Riuh tawa dan canda itu yang selalu kami rindukan diakhir
pekan. Tingkah anak-anak yang bermain bersama menjadi tontonan penghibur. Udara
bersih dan malam pekat membuat liburan terasa sangat menyenangkan.
Liburan yang
ramai dan memberikan energi positif tentu itu yang kita harapkan ditiap akhir
pekan. Sebagai bahan bakar dihari senin untuk bekerja. ... Selamat berencana
setiap akhir pekan...
cat :
foto liburan menyusul.. heheheh
cat :
foto liburan menyusul.. heheheh
No comments:
Post a Comment