Monday 16 September 2013

Bernyanyi di Sangkima




Jika tiba akhir pekan apa yang biasa kita pikirkan ?. Sudah pasti mau jalan-jalan kemana, makan apa dan lainnya. Satu persatu rencana mulai difikirkan dan diraba kira-kira mau apa nanti di sabtu minggu.  Awal bulan September lalu saya dikontak teman, agar ikut kegiatan pertemuan Forum Komunikasi Kader Konservasi. Rencananya pertemuan ini akan dihadiri oleh alumni Kader Konservasi yang berada di wilayah Kalimantan Timur.

Kegiatan seperti ini buat saya selalu menarik. Selain acara diskusi dan kumpul-kumpul. Ajang ini juga menambah jaringan silaturahim diantara pegiat lingkungan.

Semangat yang menggebu-gebu tampak sekali jika sudah gabung dengan pejuang lingkungan. Mulai dari bercerita tentang kerusakan lingkungan sampai dengan aksi untuk menyelamatkan alam. Ya energi positif pastinya. Kekuatan yang dibangun karena kecintaan terhadap alam. Jadi saya rasa, kekuatan ini memang pemberian dari alam yang mereka perjuangkan.

Tapi rencana buyar seketika, biasalah orang indonesia. Alasannya selalu miss komunikasi. Kalau miss word atau miss universe sih saya suka. Nah ini miss komunikasi. Pada hari H, saya tak dihubungi jika berangkat. Saya sms, kata teman sudah dalam perjalanan ke Samarinda. Kesel juga awalnya, tapi tak apalah mungkin memang ngak jodoh buat ngumpul sama teman se Kaltim.

Rencana berputar haluan. Akhir pekan dialihkan dengan alasan rencana A gagal total. Jadilah B  mesti dijalankan. Pilhannya jatuh kepada berlibur di Sangkima. Beberapa hari lalu teman-teman berkumpul dan rapat akan mengadakan liburan di sana. Tugas terkait konsumsi dan peralatan yang dibawa dibagi dengan rata.

Biasanya sabtu sampai minggu kami dan kawan-kawan Denawa berkumpul. Sekedar nginap, ngobrol dan bernyanyi semalam.  Jangan kira kami hanya ngumpul bersama para lelaki, tetapi satu keluarga semua diboyong. Keluarga yang ngumpul bisa sampai 5 atau 6 keluarga, bisa dibayangkan ramainya. Dengan para ibu dan anak-anak. Mulai dari usia balita hingga SMP.

Biasanya menginap dirumah, sekarang berencana menginap di hutan. Konsumsi berupa lauk, sayur, nasi dan air dibagi. Caranya diundi siapa yang mendapat salah satu tulisan tersebut wajib membawa. Saya dan ading dapat secarik kertas yang bertuliskan Nasi.

Selain konsumsi, peralatan seperti sound system dan keyboard juga dibawa. Tak lengkap rasanya ngumpul tanpa bernyanyi.

Perjalanan dimulai pukul empat sore, selepas isya. Enam mobil melaju ke Sangkima. Jalannya cukup mulus. Sepertinya baru selesai di kerjakan. Tak sampai empat puluh menit kami telah tiba di gerbang Wisata Alam Sangkima.

Sangkima berada di jalan poros Bontang- Sangata. Jalan ini membelah pinggir Taman Nasional Kutai (TNK). Ada beberapa desa yang kita akan lalui dari Bontang. Mulai dari Desa Martadinata, Desa Teluk Pandang, Desa Kandolo dan Desa Sangkima Lama. Walaupun masuk dalam kawasan TNK, tetapi kanan dan kiri selama perjalanan, hati kita akan miris melihat kondisi hutan ini. Rumah berjajar sepanjang mata melihat, kebun sawit hingga POM bensin juga ada.

Memasuki Wisata Alam Sangkima, buat saya sebagai obat sakit hati. Setidaknya masih ada hutan yang indah didekat jalan poros.

Disini terdapat Pos, Aula, Guest House, Musholla dan Toilet. Menurut saya saat ini pengelolaannya sudah sangat baik. Selain terlihat bersih, papan informasi juga memberikan penjelasan tentang lokasi ini. Dan paling penting buat kami, jika menginap harus ada Toilet dan air. Rasanya semua keinginan kami sudah terjawab disini.

Ketika tiba dipintu gerbang dan menemui petugas pos. Kami dibuat panik, aula dan Guest House dipakai. Beberapa kawan tertunduk lesu. Ada bahkan mengusulkan agar liburan dipindah ke Pantai Teluk Lombok. Saya lalu mengatakan “kita disini saja. Toh nginap dimanapun kita tak ada masalah. Kan semuanya juga anak pramuka.”

Jika yang ikut semua berumur dewasa, tak masalah menginap diluar atau tenda. Personil “kurcaci” berupa balita ini yang membuat kawatir. Takutnya mereka akan sakit jika tidur dialam terbuka.

Tak berapa lama, seorang petugas datang dan menawari kami kamar di pos. Dia mempersilahkan jika kamar dipakai, karena penghuni kamar sedang tidak ada. Kasihan melihat anak-anak alasannya.
semua kembali bersemangat, satu persatu barang diturunkan dari mobil. Makanan yang dibawa ditata rapi diatas meja. Sound system dan keyboard dipadu padankan agar bisa bunyi. Anak-anak berlarian kesana sini.

Selepas Isya mulailah kami menikmati malam di Sangkima. Bernyanyi, tertawa, makan dan bergoyang agendanya. Riuh tawa dan canda itu yang selalu kami rindukan diakhir pekan. Tingkah anak-anak yang bermain bersama menjadi tontonan penghibur. Udara bersih dan malam pekat membuat liburan terasa sangat menyenangkan.

Liburan yang ramai dan memberikan energi positif tentu itu yang kita harapkan ditiap akhir pekan. Sebagai bahan bakar dihari senin untuk bekerja. ... Selamat berencana setiap akhir pekan...

cat :
foto liburan menyusul.. heheheh

No comments: