Wednesday 18 September 2013

Ubah kompas

Sudah menginjak tiga bulan langkahku berubah. Setapak demi setapak kulalui menjadi guru. Ya menjadi pendidik. Pilihan menarik untuk terus berkarya di negeri ini. Status aktifis lingkungan harus kutanggalkan. Demi menjadi pendidik.

Menyenangkan, menggairahkan dan penuh tantangan. Bukan tantangan demo ataupun advokasi. Tetapi tantangan memahamkan “sesuatu” digenerasi muda.

Sudah hampir 10 tahun, saya bergelut di aktifis lingkungan. Mungkin hanya setetes yang bisa kuteguk, diantara samudra ilmu.  Tak banyak memang, tapi cukuplah bekal menjadi guru.

Sewaktu saya menulis di facebook, menyatakan tidak lagi menjadi aktifis. Beberapa teman sudah ada yang tau langkahku. Ada yang mengatakan “Selamat menjadi Guru Manusia.” Agak terkejut juga mendengar kata-kata itu.

Seorang guru bukanlah pilihan yang mudah. Guru manusia apalagi. Sebaiknya menjadi teladan atau contoh bagi manusia. Harus menjadi pendobrak untuk kekakuan dan pemecak bagi kebekuan. Dari apa, dari dogma mungkin.

Tiga bulan kulalui, kuikuti ritme dan iramanya. Lagunya sendu kadang juga cadas. Dan kadang berhenti diantara reff.

Melihat generasi muda saat ini. Bangga bercampur miris. Bangga masih ada yang semangat belajar dan miris melihat tidak ada semangat di anak muda.

Guru bukanlah seorang yang hanya memberikan pelajaran, tetapi haruslah memberikan motivasi, semangat dan daya juang.  Tak pelak lagi, ini yang harus diperjuangkan. Serta menularkan semangat bagi siswa agar tetap giat belajar.

Serta tak lupa, menggantungkan cita-cita dikepala setiap saat. Agar dunia berputar dan mendukung cita-cita yang diimpikan.

Bukankah semua berawal dari tujuan. Agar semangat bergelora untuk belajar. Jadi diawal saya mengajar. Cita-cita yang paling penting ditulis dan digambar. Tak lupa ditempel diantara dinding semangat.
Untuk muridku tercinta, ingatkah kata Soekarno “Gantungkanlah cita-cita setinggi langit. Jika engkau jatuh maka engkau akan tersangkut di bintang-bintang.”  Jadi bawa cita-citamu selalu setiap melangkah.




1 comment:

Sayi said...

semoga amanah :)

generasi sekarang beda ama generasi kita, banyak faktor luar yang bikin generasi sekarang malas berfikir..

sukses dengan pekerjaan barunya ya pak guru..!