Tuesday 5 April 2011

Kebohongan dan politik

Pemberitaan tentang kondisi politik di Indonesia, tiap hari menghiasi televisi. Manuver politik dari para politikus membuat saya gerah dengan sikap bagai bunglon, yang selalu menyamar untuk kepentingan masing-masing. Politikus begitu pandai bermain kata-kata sehingga hampir mengalahkan kitab suci sekalipun. Yang keluar dari mulut mereka hanya ayat-ayat cinta demi dan untuk rakyat.
Kita tidak tahu yang benar dan salah dari mulut mereka, bohong ataupun jujur hampir tidak terlihat, yang terlihat hanyalah kepentingan untuk mendapatkan kekuasaan. Partai politik yang berasas nasionalis berlagak religius dan partai religius berlagak nasionalis, hampir tidak terlihat bukan ?.
Saya sering berandai-andai, andai kebohongan seseorang dapat dilihat oleh orang lain dengan kasat mata, tentu pasti tidak banyak orang berbohong didunia ini. Kebohongan mungkin hanya dapat diukur dengan hati yang bersih untuk dapat mengetahui apakah mereka bohong atau jujur. Pertanyaan penting apakah kita memang mempunyai hati yang bersih. Hampir tidak pasti kita semua berhati bersih, karena kitapun pasti pernah berbohong. Kebohongan kadang dibungkus dengan indah dan sarat akan kepentingan kita. Kadang kita berbohong untuk menyelamatkan diri kita bahkan menjatuhkan orang lainpun kita lakukan dengan berbohong.
Politik saat ini hanya berisi kebohongan, ada istilah yang sering kita dengan didunia politik tidak ada teman yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingan. Tuhan memang Maha Besar, dengan kekuasaaNYa kebohongan kita dapat tertutup rapat dalam diri kita tanpa diketahui orang lain, Tuhan begitu melindungi kita dengan kasih sayangnya yang begitu besar, sehingga kita dapat belajar bahwa Tuhan memberikan kepercayaan kepada kita. Tuhan tidak menunjukkan jika kita Jujur maupun bohong, tetapi memberikan hati sebagai pengukur kejujuran.
Semoga kita selalu diberikan hati yang dapat memfilter pita suara kita agar dapat sejalan dengan hati kita, dan semoga kita selalu diberikan cahaya kepada hati agar tidak tertutup dengan nafsu kita. Semoga pemimpin bangsa ini selalu diberikan hati agar tidak berbohong kepada rakyat, bukankah hati merupakan sentral dari seluruh tubuh kita. Jika kita suka berbohong tanyakan kepada kita, mungkin hati kita sudah rusak, dan harus menuju ke bengkel hati. (aw)

2 comments:

Biroe Djanovica said...

itu mah biasa, namax juga poli + tikus
poli = banyak / lbh dari satu
tikus = binatang pengerat

brarti politikus apa ya kata yg pantes??? hahahahahaha

kurniawan said...

heheheheh........ bisa aja.............