Jalan yang becek, tak menyurutkan
langkah fasilitator pendamping PNPM
Peduli, menuju ke Teluk Kadere. Kampung kecil yang hanya dihuni tidak lebih
dari 40 Kepala Keluarga (KK) di Kota Bontang. Kampung ini sangat sederhana sekali, rumah
rata-rata terbuat dari papan dan beratapkan seng. Penduduk rata-rata bermata
pencarian nelayan dan petani. Mata pencarian berupa mencari teripang dan tude,
bertani hanya sebagian kecil karena beberapa waktu lalu tanaman singkong
diserang hama babi. Padahal Singkong merupakan salah satu makanan pokok
pengganti beras, ketika tak sanggup membeli beras.
Hari ini saya menemui ketua
kelompok Attirara. Baharia, ibu muda yang sudah memiliki empat orang anak ini
adalah sosok yang periang dan jenaka. Kami bermaksud membeli bibit bakau untuk
Rehabilitasi Mangrove, yang dilakukan PT.Pupuk Kaltim. Perasaan gembira dapat saya baca dari
wajahnya. Menurutnya “Saya sering bertanya, kapan polo ada yang membeli.” Polo
adalah sebutan bahasa daerah bakau atau mangrove dalam bahasa mamuju. Dia
bercerita bahwa kadang perasaan was-was ketika melihat bibit bakau, sudah
tumbuh besar tetapi belum ada yang membeli.
Sayapun beranjak melihat Pondok
pembibitan bakau yang mereka buat. Ukuran bangunannya hanya 3 m x 8 m. Ada
sekitar 4.000 bibit dari jenis Rhizhopora
sp yang siap tanam. Bibit yang ditanam sejak delapan bulan, yang lalu ini
sudah mempunyai 6 helai daun. Bibit yang berjajar rapi dan warna hijau, membuat
mata menjadi teduh ketika melihat pembibitan ini.
Balla pun merasakan hal yang sama.
Janda 55 tahun ini gembira tak terbendung. Dia langsung mengatakan “ayo, kita
menanam polo lagi.” Dia berkata dahulu tak percaya kalau polo ada yang membeli, apalagi jumlahnya sangat banyak.
Bibit bakau dihargai seribu
rupiah perbibit. Sehingga dari hasil pembibitan bakau kelompok mengantongi uang
empat juta rupiah. Angka yang dianggap besar bagi kelompok attirara.
Setali tiga uang dengan Kelompok
Bunga Laut yang berada di Salantuko. Kampung ini berada dekat dengan Teluk
Kadere, jaraknya hanya 1 km. Penduduknya rata-rata bermata pencarian sebagai
nelayan, baik budidaya rumput laut maupun mencari teripang.
Bibit yang dibeli di sini
sebanyak dua belas ribu bibit, angka yang sangat fantastis. Sumaria selaku
ketua kelompok, mengatakan “Saya senang sekali, polo kami sudah terjual.
Sekarang anggota semakin yakin dalam usaha ini.” Dia mengatakan anggota
kelompok juga tidak sabar lagi melakukan pembibitan, karena sudah ada pesanan
dari PT.Badak sebanyak seribu bibit. Walaupun demplot pembibitan bakau yang
hanya berada di bawah pohon bakau, tak membuat kelompok ini berkecil hati. Dari
hasil penjualan bakau, kelompok mengantongi dua belas juta rupiah.
Kedua kelompok ini sudah
merasakan manisnya menanam bakau. Selain memberikan sedikit rupiah agar asap
dapur mengepul. Kegiatan pembibitan bakau juga mengajarkan kepada masyarakat
untuk dapat menjaga bakau disekitar mereka. Bakau yang terjaga, memberikan
bibit untuk mereka tanam agar kegiatan usaha bibit bakau tetap berjalan. (NIA)
1 comment:
selamat buat para mangrover!..
keep spirit!!!
Post a Comment