Wednesday, 7 November 2012

Merawat "Si Jenderal Kecil"



Si El usia 10 bulan
Hari ini tanggal 7 November 2012, tepat 11 bulan sudah Hasan Albiruni si “Jendral kecil” lahir. Rasanya begitu cepat waktu berlalu, hingga tak terasa si kecil sudah bisa bicara walaupun hanya “mam” dan “ma” serta “uuhh”. Kata yang begitu kami nantikan dikala berkumpul.
Saat ini kami memutuskan untuk hidup bertiga, ya bertiga. Sebelumnya kami bertiga menumpang dirumah orang tua. Saya dan istri memutuskan untuk mengontrak rumah, ukuran 4 m x 12 m. Cukup luas untuk ukuran rumah kontrakan, didalamnya terdapat dua kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Saat ini sudah hampir 2 bulan rasanya kami bertiga berpetualang untuk merasakan merawat si “Jenderal kecil.”
Rasanya campur aduk jadi satu, kayak es teler yang bisa membuat mabuk kepayang bila dimakan. Mengurus anak bukan perkara mudah, kami sudah merasakannya. Saya dan istri bekerja “full day”. Itulah yang membuat mengurus anak menjadi berbeda. Sehingga Rasanya tak pantas jika merawat anak harus dibebankan kepada “umminya” saja. Sayapun harus menjadi suami “siaga.”
Jaman sudah berubah, dan kitapun harus bisa menyesuaikan kondisi ini. Peran membangun rumah tangga adalah mimpi dua insan. Bukan menjadi keluarga yang sempurna, tetapi menjadi keluarga yang dapat menenangkan dan menentramkan hati kedua pasangan. Keluarga yang dibangun atas dasar cinta dan saling memahami. Kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan adalah bumbu yang harus dimaklumi. Itu yang kami coba saat ini, ketika si “jenderal kecil” hadir diantara kami.
Berjibaku dipagi hari.
Pagi hari, menjadi rutinitas yang paling “asyik” untuk kami berdua. Kebiasaan si “Jenderal Kecil,” bangun ketika kami juga bangun. Salah satu dari kami pasti harus menggendong atau mengajaknya bermain. Dan satunya lagi harus menyiapkan makanan, botol susu, baju serta popoknya. Untuk Makanan kami berupaya mengolah sendiri. Jam 6 pagi, biasanya kami sudah memasak bubur di Ricecooker. Dilanjut menyiangi sayur bayam, ati ayam dan labu. Setelah dipotong kecil-kecil lalu dimasak di panci kecil, diberi garam dan gula sedikit. Menunya kadang juga kami ganti yang lain seperti wortel, kentang, tempe dan ubi.
PDAM mengalir hanya 2 hari satu kali, mencuci botol susu adalah pekerjaan yang sangat saya tidak sukai ketika air PDAM tidak mengalir. Sabun yang digunakan untuk mencuci botol, biasanya berbusa banyak. Jadi harus dibilas dengan menggunakan air yang banyak pula.
Kami hanya mempunyai satu drum plastik, itupun biasa dipakai untuk mencuci dan mandi. Jadi sebisanya harus mengirit air. Setelah botol dan tempat makan dicuci, lanjut ke alat steril botol yang menggunakan sistem uap. Kalau ingat dulu, kami harus memasak botol hingga mendidih, cukup menyita waktu ketika harus menunggu. Lama alat ini bekerja kurang lebih 15 menit.
Merebus air wajib dilakukan dipagi hari, selain untuk sarapan juga digunakan sebagai penghangat air mandi si kecil. Saya liat si kecil sangat asyik ketika mandi. Ia selalu bermain air dan bercanda dengan melempar gelak tawa jenaka.
Usia 11 bulan masa yang lagi aktifnya bergerak. Kami sampe “kewalahan” menghadapinya, tetapi selalu menyenangkan bersamanya. Yang paling sulit adalah memakaikan popok. Waduh dia selalu meliuk-liuk seperti ular. Dan jika memakai baju, gerakannya yang lincah selalu membuat kami kerepotan.
Setelah semuanya siap. Si kecil kami antar ke orang tua saya, untuk dititipkan. Jumlah saudara saya delapan orang, yang saat ini tinggal bersama orang tua sebanyak enam orang. Yang paling kecil sudah kelas 4 SD. Jadi si kecil betah disana, karena ramai dan banyak teman bermainnya. Kadang jika kami kelelahan sehabis pulang kerja, malam hari dijemput. Ditambah lagi saya masih kuliah jam tujuh malam, sehingga menjemput kadang jam sembilan malam. Kadang perasaan rindu selalu saja menghantui saat aktifitas harian tak kunjung selesai. Saya selalu berbisik dalam hati “Kasian anakku, sabar ya sayang.”
Tetap saja, :”petualangan hidup” ini selalu menyenangkan. Selalu kunikmati tantangan tiap detik yang dilalui. Setiap hari ini selalu saja si kecil berubah, tambah pintar dan tambah menggemaskan. Semoga engkau selalu sehat ya nak, kami mendoakanmu selalu. Aminn.