Tuesday, 26 February 2013

20.02.2010

Untuk Istriku....

Awan pagi ini mendung suram, badai bertiup tiada henti. Alunan lagu rindu terbawa angin. Daun-daun ribut bergesekan, seolah memainkan nyanyain alam. Tidurku tak lelap malam ini. Sudah 7 hari berlalu ulang tahun pernikahan kita. Tak ada yang spesial ditahun ini, hanya kehadiran El saja yang membuat kita semakin bahagia. Saya tak bisa memberikan kado apapun kepadamu. Hanya doa saja terlantun ditiap sujud dan ucapan syukur tak henti kulafazkan.

20 Februari 2010 kita mengikat janji, untuk bersama selamanya. Engkau begitu anggun kala itu, dengan balutan busana bugis berwarna hijau, dihiasi tusuk-tusuk konde keemasan. Senyummu merekah seperti bunga catelya. Matamu meneduhkan bahkan melarutkan aku didalam lautan cinta. Tak lepas pandanganku ketika menatap wajah ayumu, jantung tak menentu berdenyut, seolah memompa darah ribuan galon.

Kunikahi engkau dihari itu, dengan menyebut Asma Allah SWT dan RasulNYA Muhammad SAW. Hilang sudah keharaman ketika menyentuhmu, bahkan berpahala jika aku membelaimu. Sungguh aku sangat mencintaimu istriku...

Tiga tahun berlalu, tak tampak engkau berubah. Kecantikanmu dan keluguanmu selalu saja menghiasi hari-hari kita. Engkau begitu sulit untuk diterka, tetapi aku selalu mencoba untuk mencari jawabnya diantara matamu.

Pagi ini, kecupan mesra dikening, mata dan bibirmu sebagai tanda syukurku atas cintamu kepadaku. Cinta yang disusun dengan bata rindu, serta dieratkan dengan semen cinta. Kuharap ditahun ketiga kebersamaan kita, hanya rindu yang mengisi ketika kita jauh dan hanya cinta yang kurasa ketika kita dekat.

“Jika jarak rindu bisa terukur
Sudah pasti aku tak sanggup mengukurnya”
“Jika cinta bisa ditakar
Sudah pasti aku tak dapat menakarnya”

Ijinkan aku mencintaimu dengan namaNYA.. agar ketika suatu saat kita berpisah, maka akan dipertemukan dalam namaNYA...

Krumut Si EL


Setiap dua minggu sekali kami biasanya menghabiskan weekend dirumah orangtua istri. Si El pasti senang sekali jika berlibur kesana.  Selain bisa bermain sepuasnya juga banyak tetangga yang bisanya “diteriaki” agar bercanda bersamanya. Si El suka sekali bermain ditetangga, saya lihat dia sangat senang dengan kegiatan outdor. Jika didalam rumah, maunya selalu keluar agar bisa berlari-lari.
Dua hari seperti biasa dilalui. Bermain, tidur siang yang lumayan lama dan makan selalu banyak. Dihari ketiga badannya mulai hangat. Saya anggap panas biasa saja. Lalu saya bilang pada istri “ini biasa.” Ketika hari kedua panasnya tetap tidak mau hilang. Istri langsung mengatakan “ayo dibawa ke dokter saja.” Karena si El masih sakit kami tidak pulang ke rumah kost, menunggu sikecil baikan. Jadi kami harus pagi-pagi sekali kerumah kost agar bisa berganti baju kerja dan menuju kantor.

Sepulang kerja, saya sudah siap membawanya ke dokter. Ibu mertua saya lalu berkata “ini penyakit kampung. Namanya krumut, jadi tidak usah dibawa ke dokter. Nanti dimintakan air untuk didoakan saja., biar cepat sembuh.” Ini kali kedua si El kena krumut, katanya sih hanya sekali. Lah ini sudah yang kedua. Menurut mertua saya, krumut kemaren belum semuanya keluar, jadi masih ada sisa.

Awalnya saya aneh juga dengan penyakit ini. Ciri-cirinya badan panas dan tumbuh seperti biang keringat warna merah sekujur tubuh. Kali ini si el malas makan, maunya hanya ASI saja. Jika ditinggal kerja, susu formula dan makanan yang diberikan sedikit sekali yang diminum dan dimakannya. Selain itu dia juga cengeng sekali, minta selalu digendong.

Saya ikut saja kata mertua agar tidak membawa ke dokter. Pikir saya, selagi Si El masih mau ASI sama Umminya semuanya aman. Pengalaman beberapa kali sakit, biasanya dihari ketiga kalo Si El nongkrongin Umminya untuk ASI selalu saja sembuh. Jadi tidak ada perlu yang dikawatirkan.

Sudah hampir 5 hari Si El krumut, badannya juga semakin kurus. terlihat dari lehernya yang kelihatan memanjang. Ibu mertua berkata “Sanronya (dukun kampung) belum ada, dia lagi ke Sulawesi.” Jadinya pengobatannya lambat. Selama sakit Si El diberikan air kelapa hijau dan sumba bugis, keduanya dicampur lalu diminumkan. Campuran ini dipercaya dapat mengeluarkan penyakit yang sedang diderita.

Dihari ke enam, sanro yang ditunggu sudah tiba dari Sulawesi. Segara ibu mertua membawa air untuk minta didoakan agar penyakit si El segera sembuh. air tersebut lalu diminumkan ke Si El. Saya lihat perubahan setelah hari berikutnya. Kulitnya sudah tampak normal dan juga sudah mau bermain dan makan. Percaya ngak percaya sih dengan pengobatan tradisional, tetapi selama mintanya sama Allah SWT saya anggap sah-sah saja. Toh sudah dibuktikan bahwa air yang didoakan ataupun diberikan kata-kata indah akan membentuk kristal yang mengangumkan. Peneliti juga berkeyakinan bahwa air membawa pesan kedalam tubuh untuk bisa membantu dalam pengobatan.

Tepat dua minggu kami mengungsi kerumah mertua, sampai Si El benar-benar sembuh dan bisa bermain lagi. Saya berterima kasih sekali kepada ibu mertua yang sudah membantu kami dalam merawat Si El selama sakit... Love U... Semoga Si El selalu sehat.... aminnn...........

Monday, 25 February 2013

"Asmara Subuh"


Sudah lama rasanya memiliki kamu. Saya meng”ijab kabul” dirimu sejak 16 Juli 2006 kurang lebih enam tahun lalu. Teringat sepertinya baru sekali engkau “kujamah.” Kubuka dan kulihat seluk belum dirimu. Engkau memberikan energi yang begitu dahsyat diwaktu itu. kekuatan yang merubahku menjadi orang yang “mungkin” lebih baik.

Beragam cerita yang engkau kisahkan kepadaku. Banyak wejangan kau titip lewat kata-kata yang begitu mengena dihatiku. Serta engkau utarakan betapa dahsyatnya jika aku terus “menjamahmu.” Dan melakukan yang kau sarankan.

Ya baru sekali aku “menjamahmu.” Setelah itu engkau kubiarkan saja dan tak aku pedulikan. Aku taruh engkau diantara yang lain. Sepertinya engkau hanya koleksi bagiku. Cukup dilihat dan dibuka lalu disimpan rapi.

Beberapa minggu yang lalu, saya teringat kepada engkau. Ku cari engkau diantara “istri-istriku” yang lain. Kujejali satu persatu, akhirnya kulihat engkau diantara susunan manis diantara yang manis. Kulihat debu sudah lama “menjamahmu” dari pada aku, tetapi engkau masih saja manis terhadapku.
Kubuka dan kulihat lagi isimu. Kubaca lalu kubaca halaman perhalaman, ternyata aku banyak lupa tentang kisah, cerita dan wejangan yang kau berikan kepadaku. Aku anggap telah tau dan hafal akan dirimu, tetapi aku salah.

Terima kasih engkau mau “menungguku” untuk menemuimu lagi dan memberikan nasehat yang indah tentang Subuh. Pesan yang sudah aku lupa oleh waktu dan kecintaanku terhadap dunia. Lupa akan pesan yang dahsayat yang engkau titip lewat tinta yang diam.

Engkau berkata Subuh, kunci segalanya. Diwaktu subuh semuanya dimulai dan diwaktu subuh akan dilihat hamba yang shaleh dan munafik. Aku takut digolongkan menjadi hamba yang munafik yang tak sadar akan kemunafikannya. Waktu subuh begitu agung, diberikan banyak keberkahan bagi siapa yang berjamaah dimasjid. Sehingga aku bisa merasakan lagi “asmara subuh” yang begitu aku rindukan ketenangannya.

Terima kasih engkau ingatkan aku. Biarkan aku terus menjamahmu ketika aku lupa. Terima kasih bukuku “Misteri Shalat Subuh.” Hehehe...

Friday, 22 February 2013

Tak ada yang membantu

dari google

Hari ini grasak grusuk teman-teman yang akan mengikuti ujian akhir. Mereka sibuk membaca skripsi masing-masing. Wajah serius seolah ada beban yang memuncak dikepala, membuat suasana semakin mencekam. Ada juga yang sibuk menghisap dalam rokok dijemari, sambil menerawang entah kemana. Celoteh jarang terdengar, hanya celetukan kecil saja yang menghiasi.

“Sudah ngak usah belajar, ntar didalam juga gampang aja jawabnya.” Begitu suara yang jelas sekali terdengar ditelingaku. Pesan yang singkat seolah semua akan terlewati dengan aman dan tentram. Kalimat yang membuat merasa segala sesuatunya akan mudah.

Ada juga teman yang setuju dengan ucapan yang didapatnya tadi. Ucapan yang meneduhkan bahwa akan lancar melewati ujian. Ada juga yang tidak mengindahkan pesan itu, sambil sibuk membaca skripsi yang dibuatnya dengan sedikit manyun.

Saya agak kurang sreg mendengar pesan itu. saya renungi lagi maksud dari pesan itu. apakah memang semua akan dilewati dengan mudah. Walaupun skripsi yang saya buat made in awang (hehehe).  Wajah tegang dan cemas terlukis jelas diwajahku. Keringat ditangan bercucuran tak tau sumbernya dari mana. Semalamam tidak bisa tidur, hampir jam 4 baru terlelap. Yang membuat tidak nyaman memikirkan menghadapi penguji, perut saya mules terus. Saya mencoba mencerna pesan yang kudengar, sedikit menenangkan diri.

Asyik menikmati pesan, hati kecil saya berbisik “Emang teman yang ngomong kalo menghadapi penguji gampang, bisa membantu dalam menjawab.” Terperanjat juga aku dengan bisik ghaib yang kudengar.

Benar tidak mungkin dia dapat membantu. Saya sendiri yang berhadapan dengan penguji dan akan menjawabnya sendiri. Dan sayapun akan dinilai langsung oleh penguji. Jadi jelas tidak ada yang membantu saya diruang eksekusi nanti.

Sedikit perumpamaan yang kita hadapi didunia ini. Begitu juga yang akan kita hadapi di akhirat. Jelas tidak ada yang membantu kita menjawab dihadapan Tuhan atas perbuatan kita. Begitu banyak ajakan untuk santai dan menurutkan hawa nafsu saja, didunia. Toh banyak yang juga melakukan hal tersebut.

Santai tidak beribadah dan beramal shaleh. Dan hanya mengikuti kemauan tanpa mengindahkan aturan yang terlarang. Apakah kita sadar bahwa seperti menghadapi penguji. Tidak ada yang akan membantu kita dihadapan Pencipta untuk menjawab hasil kerja kita didunia. Soo.... masih mau dengarkan kata mereka untuk santai saja.....  

Tuesday, 5 February 2013

Coba Usaha Karikatur

Buat teman-teman yang pengen dibuatin karikatur... ane lagi coba cari kerjaan tambahan... hehehehe...
coba usaha karikatur.. karikatur bisa buat hadiah bisa buat lucu2an.. dan bisa juga buat diapainlah terserah aja.


jika berminat dapat menghubungi saya... di email aja ya : daengawang@gmail.com.. nanti harga beaturan aja... bisa juga kalo mau dibuatin sekalian jadi t-shirt.. oke.. oke...

Sunday, 3 February 2013

Galau mendengar Adzan

dari google

Allahu Akbar..... Allahu Akbar...........
Allahu Akbar..... Allahu Akbar...........(Allah Maha Besar)
................................ LailahaIllallah..... (Tiada tuhan selain Allah)

Pernahkah kita uring-uringan mendengar azan. Ketika suara panggilan shalat ini berkumandang, rasanya ingin mendatangi dan mendirikan shalat. Tetapi sering kali kita tidak mengindahkannya. Menundanya, dalam hati kita (saya juga) kadang berbisik “udah, nanti aja dikerjakan. Masih panjang kok waktunya.”
Selalu saja setiap tiba waktu shalat, perasaan berkecamuk semacam itu yang kita rasakan. Entah itu dorongan syetan atau kemalasan.

Jika pekerjaan belum selesai, kita akan kebut walaupun bergadang.
Jika ada janji yang akan memberikan kita hadiah, kita pasti datang.
Jika pacar kita kangen. Gunung akan didaki dan lautan kusebrangi asal bersua.
Jika pejabat datang, maka kita memakai pakaian yang terindah.
Jika tamu agung akan bertamu, maka kita bersihkan rumah kita sebersih bersihnya.
Tetapi  jika datang waktu sholat, kita hanya diam saja dan seolah tidak mendengar.
Padahal dalam sholat segala doa diucapkan, segala kegalauan terjawab dan segala penderitaan ada penghapusnya.
Mendirikan sholat tepat waktu memang bukanlah perkara mudah. Tanpa kesungguhan dan keihklasan rasanya tidak mungkin dilakukan secara konsisten. Begitu juga pada diri saya.
Saya baru menyadari bahwa musuh terberat kita adalah mengalahkan diri kita. Mengalahkan ke egoisan kita dan mengalahkan rasa malas.
Sangat berat memang menjadi baik, tapi mari kita berusaha sekuat tenaga. Semoga pertolongan Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk membunuh kemalasan kita dan melindungi kita dari godaan syetan yang terkutuk... Aminnn......