Setiap dua
minggu sekali kami biasanya menghabiskan weekend dirumah orangtua
istri. Si El pasti senang sekali jika berlibur kesana. Selain bisa bermain sepuasnya juga banyak
tetangga yang bisanya “diteriaki” agar bercanda bersamanya. Si El suka sekali
bermain ditetangga, saya lihat dia sangat senang dengan kegiatan outdor. Jika
didalam rumah, maunya selalu keluar agar bisa berlari-lari.
Dua hari seperti
biasa dilalui. Bermain, tidur siang yang lumayan lama dan makan selalu banyak.
Dihari ketiga badannya mulai hangat. Saya anggap panas biasa saja. Lalu saya
bilang pada istri “ini biasa.” Ketika hari kedua panasnya tetap tidak mau
hilang. Istri langsung mengatakan “ayo dibawa ke dokter saja.” Karena si El
masih sakit kami tidak pulang ke rumah kost, menunggu sikecil baikan. Jadi kami
harus pagi-pagi sekali kerumah kost agar bisa berganti baju kerja dan menuju
kantor.
Sepulang kerja,
saya sudah siap membawanya ke dokter. Ibu mertua saya lalu berkata “ini
penyakit kampung. Namanya krumut, jadi tidak usah dibawa ke dokter. Nanti
dimintakan air untuk didoakan saja., biar cepat sembuh.” Ini kali kedua si El
kena krumut, katanya sih hanya sekali. Lah ini sudah yang kedua. Menurut mertua
saya, krumut kemaren belum semuanya keluar, jadi masih ada sisa.
Awalnya saya
aneh juga dengan penyakit ini. Ciri-cirinya badan panas dan tumbuh seperti
biang keringat warna merah sekujur tubuh. Kali ini si el malas makan, maunya
hanya ASI saja. Jika ditinggal kerja, susu formula dan makanan yang diberikan sedikit
sekali yang diminum dan dimakannya. Selain itu dia juga cengeng sekali, minta
selalu digendong.
Saya ikut saja
kata mertua agar tidak membawa ke dokter. Pikir saya, selagi Si El masih mau
ASI sama Umminya semuanya aman. Pengalaman beberapa kali sakit, biasanya dihari
ketiga kalo Si El nongkrongin Umminya
untuk ASI selalu saja sembuh. Jadi tidak ada perlu yang dikawatirkan.
Sudah hampir 5
hari Si El krumut, badannya juga semakin kurus. terlihat dari lehernya yang
kelihatan memanjang. Ibu mertua berkata “Sanronya (dukun kampung) belum ada,
dia lagi ke Sulawesi.” Jadinya pengobatannya lambat. Selama sakit Si El
diberikan air kelapa hijau dan sumba bugis, keduanya dicampur lalu diminumkan.
Campuran ini dipercaya dapat mengeluarkan penyakit yang sedang diderita.
Dihari ke enam,
sanro yang ditunggu sudah tiba dari Sulawesi. Segara ibu mertua membawa air
untuk minta didoakan agar penyakit si El segera sembuh. air tersebut lalu
diminumkan ke Si El. Saya lihat perubahan setelah hari berikutnya. Kulitnya sudah
tampak normal dan juga sudah mau bermain dan makan. Percaya ngak percaya sih
dengan pengobatan tradisional, tetapi selama mintanya sama Allah SWT saya
anggap sah-sah saja. Toh sudah dibuktikan bahwa air yang didoakan ataupun
diberikan kata-kata indah akan membentuk kristal yang mengangumkan. Peneliti
juga berkeyakinan bahwa air membawa pesan kedalam tubuh untuk bisa membantu
dalam pengobatan.
Tepat dua minggu
kami mengungsi kerumah mertua, sampai Si El benar-benar sembuh dan bisa bermain
lagi. Saya berterima kasih sekali kepada ibu mertua yang sudah membantu kami
dalam merawat Si El selama sakit... Love U... Semoga Si El selalu sehat....
aminnn...........
No comments:
Post a Comment