Tuesday 26 February 2013

Krumut Si EL


Setiap dua minggu sekali kami biasanya menghabiskan weekend dirumah orangtua istri. Si El pasti senang sekali jika berlibur kesana.  Selain bisa bermain sepuasnya juga banyak tetangga yang bisanya “diteriaki” agar bercanda bersamanya. Si El suka sekali bermain ditetangga, saya lihat dia sangat senang dengan kegiatan outdor. Jika didalam rumah, maunya selalu keluar agar bisa berlari-lari.
Dua hari seperti biasa dilalui. Bermain, tidur siang yang lumayan lama dan makan selalu banyak. Dihari ketiga badannya mulai hangat. Saya anggap panas biasa saja. Lalu saya bilang pada istri “ini biasa.” Ketika hari kedua panasnya tetap tidak mau hilang. Istri langsung mengatakan “ayo dibawa ke dokter saja.” Karena si El masih sakit kami tidak pulang ke rumah kost, menunggu sikecil baikan. Jadi kami harus pagi-pagi sekali kerumah kost agar bisa berganti baju kerja dan menuju kantor.

Sepulang kerja, saya sudah siap membawanya ke dokter. Ibu mertua saya lalu berkata “ini penyakit kampung. Namanya krumut, jadi tidak usah dibawa ke dokter. Nanti dimintakan air untuk didoakan saja., biar cepat sembuh.” Ini kali kedua si El kena krumut, katanya sih hanya sekali. Lah ini sudah yang kedua. Menurut mertua saya, krumut kemaren belum semuanya keluar, jadi masih ada sisa.

Awalnya saya aneh juga dengan penyakit ini. Ciri-cirinya badan panas dan tumbuh seperti biang keringat warna merah sekujur tubuh. Kali ini si el malas makan, maunya hanya ASI saja. Jika ditinggal kerja, susu formula dan makanan yang diberikan sedikit sekali yang diminum dan dimakannya. Selain itu dia juga cengeng sekali, minta selalu digendong.

Saya ikut saja kata mertua agar tidak membawa ke dokter. Pikir saya, selagi Si El masih mau ASI sama Umminya semuanya aman. Pengalaman beberapa kali sakit, biasanya dihari ketiga kalo Si El nongkrongin Umminya untuk ASI selalu saja sembuh. Jadi tidak ada perlu yang dikawatirkan.

Sudah hampir 5 hari Si El krumut, badannya juga semakin kurus. terlihat dari lehernya yang kelihatan memanjang. Ibu mertua berkata “Sanronya (dukun kampung) belum ada, dia lagi ke Sulawesi.” Jadinya pengobatannya lambat. Selama sakit Si El diberikan air kelapa hijau dan sumba bugis, keduanya dicampur lalu diminumkan. Campuran ini dipercaya dapat mengeluarkan penyakit yang sedang diderita.

Dihari ke enam, sanro yang ditunggu sudah tiba dari Sulawesi. Segara ibu mertua membawa air untuk minta didoakan agar penyakit si El segera sembuh. air tersebut lalu diminumkan ke Si El. Saya lihat perubahan setelah hari berikutnya. Kulitnya sudah tampak normal dan juga sudah mau bermain dan makan. Percaya ngak percaya sih dengan pengobatan tradisional, tetapi selama mintanya sama Allah SWT saya anggap sah-sah saja. Toh sudah dibuktikan bahwa air yang didoakan ataupun diberikan kata-kata indah akan membentuk kristal yang mengangumkan. Peneliti juga berkeyakinan bahwa air membawa pesan kedalam tubuh untuk bisa membantu dalam pengobatan.

Tepat dua minggu kami mengungsi kerumah mertua, sampai Si El benar-benar sembuh dan bisa bermain lagi. Saya berterima kasih sekali kepada ibu mertua yang sudah membantu kami dalam merawat Si El selama sakit... Love U... Semoga Si El selalu sehat.... aminnn...........

No comments: