Monday 4 March 2013

Saudara Lain Rahim


Semalam saya bercating ria dengan kawan lama, lebih tepatnya saudara saya lain rahim. Sudah lama rasanya saya tidak bersua dengannya apalagi bercanda gurau. Seingat saya hanya BBM dan chating seperlunya saja.

Dia sosok yang sedikit kaku tetapi baik hati. Jika bisa meminjam istilah “Wajah Rambo, hati rinto.” Dia juga anak yang terbilang pintar dikelas. Saya orang yang cenderung cuek, untungnya dianugrahi otak yang lumayan encer (hehehe). Dia juga begitu tekun terbuktinya PR selalu dikerjakannya dengan baik, kalo aku mengerjakannya sebelum lonceng berbunyi tanda masuk kelas. Tiga belas tahun berlalu dia sekarang sudah mempunyai dua putri cantik dan istri gelis.

Ingat sekali saya ketika bersekolah mengenakan celana pendek berwarna biru bersamanya. Dalam sebulan saya selalu ada menginap dirumahnya. Jarak antara rumah saya dan dia tidak jauh, jika kerumahnya saya hanya berjalan kaki. Menginap dirumahnya saya anggap suatu liburan bahkan bisa makan enak. Maklum sejak SMP saya sudah yatim, sehingga jarang sekali makan enak. Menikmati santap mewah biasa hanya hari lebaran.

Ayam goreng, ikan goreng, ikan bakar, sayur ini itu terhidang lengkap dimeja makan. Ditambah sambal yang aduhai menendang lidah. Saya lihat dia makan kadang sedikit sekali. Saya yang jarang makan enak nambahnya berkali-kali (hehehe). Semuanya saya cicipi satu persatu sampai saya kekenyangan.

Setelah puas biasanya saya dan dia langsung menuju kamar sekedar mendengarkan musik lewat tape rekorder. Dia paling suka dengan lagu Iwan Fals, semua lagu hampir dihafalnya. Saya juga mengenal sosok iwan fals lewat dia. Semua cerita tentang kegagahan iwan fals keluar dari mulutnya. Saya hanya menganngguk saja sok mengerti.

Ibundanya sepertinya tau kalau saya ini jarang makan enak. Setiap saja kesana selalu saja ada kue kesukaanku. Namanya kue jintan, cemilan yang terbuat dari tepung yang diolah dan diberi jintan hitam lalu digoreng. Menikmati kue tak lengkap rasanya tanpa secangkir teh. Kutemukan semua itu diatas nampan yang tersodor di depan pintu kamarnya ditambah senyuman.

Agenda menginap baju seragam tak lupa saya bawa, agar paginya langsung kesekolah. Kebanyakan saya menginap dimalam jumat. Momen yang paling ditunggu adalah mendengarkan cerita misteri dari sebuah stasiun radio lokal. Suasana seram karena cerita yang kami dengar adalah hantu-hantu yang berada didaerah kami. Terlebih backsoundnya tiba-tiba terdengar lolongan srigala dan tawa melengking nenek sihir. Kami biasa begadang sampai tengah malam.

Paginya yang paling saya tunggu. Ketika pamit dan cium tangan dengan kakak tertuanya, saya mendapatkan uang saku juga. Lumayan buat makan nasi kuning dan gorengan disekolah. Jarak sekolah tidak jauh, jadi kami selalu jalan kaki sambil menikmati suasana pagi menuju ketempat belajar.

Sungguh waktu memang terasa singkat, masih melekat dikepalaku berjalan menyusuri rimbunan semak belukar, melewati kubangan air dan bernyanyi riang bersama. Kadang-kadang dia suka ngambek entah kenapa, tetapi selalu saja kami berbaikan. Temanku, saudaraku dan belahan jiwaku yang hilang Muhammad Yusuf.  Terima kasih atas kenangan yang selalu terukir didinding memoriku. Semoga tak usang oleh jaman dan tak hilang oleh waktu. Terima Kasih..

2 comments:

Arra Pena said...

Whaa, senangnya bisa bersua dengan kawan lama. Pasti terasa luar biasa. :)

Anonymous said...

temanmu mempunyai keluarga yang baik ya :) semoga kalian masih bisa bersahabat sampai kapan pun..