Semalam saya
bercating ria dengan kawan lama, lebih tepatnya saudara saya lain rahim. Sudah lama
rasanya saya tidak bersua dengannya apalagi bercanda gurau. Seingat saya hanya
BBM dan chating seperlunya saja.
Dia sosok yang
sedikit kaku tetapi baik hati. Jika bisa meminjam istilah “Wajah Rambo, hati
rinto.” Dia juga anak yang terbilang pintar dikelas. Saya orang yang cenderung cuek, untungnya dianugrahi otak
yang lumayan encer (hehehe). Dia juga begitu tekun terbuktinya PR selalu dikerjakannya dengan baik,
kalo aku mengerjakannya sebelum lonceng berbunyi tanda masuk kelas. Tiga belas
tahun berlalu dia sekarang sudah mempunyai dua putri cantik dan istri gelis.
Ingat sekali
saya ketika bersekolah mengenakan celana pendek berwarna biru bersamanya. Dalam
sebulan saya selalu ada menginap dirumahnya. Jarak antara rumah saya dan dia
tidak jauh, jika kerumahnya saya hanya berjalan kaki. Menginap dirumahnya saya
anggap suatu liburan bahkan bisa makan enak. Maklum sejak SMP saya sudah yatim,
sehingga jarang sekali makan enak. Menikmati santap mewah biasa hanya hari
lebaran.
Ayam goreng, ikan
goreng, ikan bakar, sayur ini itu terhidang lengkap dimeja makan. Ditambah sambal
yang aduhai menendang lidah. Saya lihat dia makan kadang sedikit sekali. Saya yang
jarang makan enak nambahnya berkali-kali (hehehe). Semuanya saya cicipi satu
persatu sampai saya kekenyangan.
Setelah puas
biasanya saya dan dia langsung menuju kamar sekedar mendengarkan musik lewat
tape rekorder. Dia paling suka dengan lagu Iwan Fals, semua lagu hampir
dihafalnya. Saya juga mengenal sosok iwan fals lewat dia. Semua cerita tentang
kegagahan iwan fals keluar dari mulutnya. Saya hanya menganngguk saja sok
mengerti.
Ibundanya
sepertinya tau kalau saya ini jarang makan enak. Setiap saja kesana selalu saja
ada kue kesukaanku. Namanya kue jintan, cemilan yang terbuat dari tepung yang
diolah dan diberi jintan hitam lalu digoreng. Menikmati kue tak lengkap rasanya
tanpa secangkir teh. Kutemukan semua itu diatas nampan yang tersodor di depan
pintu kamarnya ditambah senyuman.
Agenda menginap baju
seragam tak lupa saya bawa, agar paginya langsung kesekolah. Kebanyakan saya
menginap dimalam jumat. Momen yang paling ditunggu adalah mendengarkan cerita
misteri dari sebuah stasiun radio lokal. Suasana seram karena cerita yang kami
dengar adalah hantu-hantu yang berada didaerah kami. Terlebih backsoundnya
tiba-tiba terdengar lolongan srigala dan tawa melengking nenek sihir. Kami biasa
begadang sampai tengah malam.
Paginya yang
paling saya tunggu. Ketika pamit dan cium tangan dengan kakak tertuanya, saya
mendapatkan uang saku juga. Lumayan buat makan nasi kuning dan gorengan
disekolah. Jarak sekolah tidak jauh, jadi kami selalu jalan kaki sambil
menikmati suasana pagi menuju ketempat belajar.
Sungguh waktu
memang terasa singkat, masih melekat dikepalaku berjalan menyusuri rimbunan
semak belukar, melewati kubangan air dan bernyanyi riang bersama. Kadang-kadang
dia suka ngambek entah kenapa, tetapi selalu saja kami berbaikan. Temanku,
saudaraku dan belahan jiwaku yang hilang Muhammad Yusuf. Terima kasih atas kenangan yang selalu terukir
didinding memoriku. Semoga tak usang oleh jaman dan tak hilang oleh waktu.
Terima Kasih..
2 comments:
Whaa, senangnya bisa bersua dengan kawan lama. Pasti terasa luar biasa. :)
temanmu mempunyai keluarga yang baik ya :) semoga kalian masih bisa bersahabat sampai kapan pun..
Post a Comment