Monday 3 June 2013

Serunya Rafting di Kasembon (Kasembon-Jatim park II-Bromo Trip)

.
All tim Kelurahan Bontang Lestari
Akhir-akhir ini saya jarang banget nulis. Banyak sih yang mau ditulis, tapi malesnya selalu tingkat dewa. Lain halnya kalau abis jalan-jalan atau traveling, semangat nulisnya selalu menggebu-gebu. Ya ya lah soalnya pengalaman baru dan selalu ada yang berkesan untuk dishare.

Akhir bulan mei 2013 ini, saya, istri dan kawan-kawan dari Kelurahan Bontang Lestari baru saja berwisata ke Jawa Timur. Perjalanannya Kasembon, Jatim Park II dan Gunung Bromo. Kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan ke Kasembon dulu, biar nanti tulisannya berseri. Hehehehe.

Seperti biasanya perjalanan Bontang ke Balikpapan ditempuh dengan 4-5 jam. Berangkat jam 10 malam dan sampai di Balikpapan lebih kurang jam 4 pagi. Singgah dulu di Bukit Soeharto untuk “sahur” Pop mie karena perut sudah demo.

Jam 7 kurang pesawat sudah take off ke Surabaya, perjalanan lancar dan tidak macet diudara. Kurang lebih 1 jam 15 menit landing. Sampai disana Bis Pariwisata sudah menunggu. Makan siang sudah tertata rapi di tiap-tiap kursi. Yang heran pas dibuka lauknya lengkap banget, ayam, sate daging, telur bebek dan ikan bandeng. Wehh... baru liat saya nasi kotak isinya selengkap ini.

Perjalanan langsung ke Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. Saya tidak tau rutenya, ikut saja dengan pak supir. Maklum wisata pake tour, jadi saya dan kawan-kawan tinggal duduk manis dan senyum-senyum. Asyiknya di bis yang saya tumpangi full musik dan bisa karaoke. Jadilah semua kawan-kawan mengeluarkan suara emasnya. Yang menjadi raja nyanyi tetap Pak Raden yang juga Kasie PMKS Kelurahan Bontang Lestari. Hampir tiap lagu dia tahu, dari bagindas, zivilia, geisha, Noah sampe MLTR. Hebatkan... pokoknya satu kata untuk Pak Raden T O P B G T.


Khutbah Sholat Jumat Bahasa Jawa
Tiga jam perjalanan tak terasa jika didaerah jawa. Sepanjang jalan mata selalu disuguhi dengan deretan rumah warga. Batas tiap kabupaten dan kota hanya dibatasi oleh gapura. Beda sekali dengan Kalimantan, tiap daerah satu dan lainnya batasnya dengan hutan dan belukar. Sehingga perjalana
n terasa begitu lama.

Alam Kasembon pagi hari
Memasuki Kasembon, mata terasa sejuk. Hamparan sawah membentang dengan hijau. Petani dikejauhan seolah bermain-main di pematang sawah. Air irigasi mengalir dengan jernih dipinggir sawah. Pohon kelapa berderet rapi dibawah gunung.  Kabut mengangkasa menutup gunung dan tumbuhan dikejauhan.

Setibanya kami sampai di Kamp Kasembon Land. Barang bawaan langsung ditaruh dalam pondok berukuran 5m x 3 m. Yang bisa diisi 4-5 orang, didalamnya sudah ada kasur, sleping bag dan bantal. Setelah itu saya langsung mandi. Karena hari ini bertepatan dengan hari Jumat. Selepas mandi langsung sarung melingkar dipinggang.

Jarak kamp Kasembon dengan masjid terdekat tidak jauh, 5 menit jalan kaki. Suara speker mengaji sudah terdengar sejak pukul 11 siang. Sebelum pukul 12 kami sudah meluncur ke masjid. Sholat jumat seperti biasanya. Hanya yang membuat saya sedikit terkejut disana khutbahnya berbahasa jawa. Waduhh... saya pastinya tidak mengerti. Yang saya tau hanya sedikit saja. Apabila ada kata-kata yang mirip dengan bahasa Indonesia. Hehehe...

Ternyata teman-teman juga merasakan hal yang sama. Agak kaget dan sedikit lucu. Tapi tak apalah namanya juga di kampung orang.

Boommm Boommmmmmm...

Selesai sholat jumat. Kegiatan arung jeram sudah menunggu. Saya mengganti kostum, celana pendek dan kaos sudah siap. Sebelum berangkat sudah diwanti-wanti untuk membawa sandal jepit, karena tas dan koper sudah penuh saya tak membawa. Pengalaman arung jeram pertama kali saya di Magelang tahun 2003, sepertinya saya tidak memakai sandal alias nyeker.

Semua bergegas ke depan kamp untuk mengambil helm, pelampung dan dayung. Sebelum brifing tak lupa berfoto bersama dulu. Brifing dimulai, peserta ditanya siapa yang tidak bisa berenang dan yang pernah arung jeram. Tak lupa diajarkan apabila menghadapi riam dan bagaimana posisi yang benar. Yang paling seru nanti akan ada air terjun setinggi 3-4 meter yang dinamakan “Boomm”.


Booommmmm
Booommmmmm

Mahbul, Taufik, Agus & Winner Tim

Rendy, Zainal, Raden & Heri Tim

Indra, Karyanto, Lelang, Amang & Andiga Tim

Yani, Amhar, Anas & Cikal

Ivan, Agus Punk, Bilal, Ina dan Awang

Kami berjumlah 21 orang dibagi dalam 5 perahu karet. Masing-masing terdapat satu Instruktur untuk menjadi nakhoda. Pertama turun sudah disuguhi air sungai irigasi yang begitu deras, beberapa teman sudah panik dan takut. Tapi apa boleh buat sudah tidak bisa mundur dan harus maju terus.

Beberapa puluh meter didepan sungai sudah diberikan tantang berupa “Boomm” yang tingginya 4 meteran. Langsung saja ekspresi wajah jadi pucat. Saat melewati tantangan tersebut, tim saya melaluinya dengan baik. Hanya saja posisi saya tidak tepat, sehingga helm istri yang tepat duduk didepan saya. Menghantam wajah, sempat puyeng juga. Rasanya sampe ke rahang.

Yang sedikit mengkhawatirkan dan lucu. Pak Indra  (Sekertaris Lurah Bontang Lestari) yang berada di perahu selanjutnya pada saat melewati Boom harus terlempar dan keluar dari kapal. Untungnya tidak membentur batu. Saya lihat dari foto kejadian, ternyata kakinya tidak  terselip kuat diperahu karet.

Selanjutnya kami harus menghadapi riam yang menantang. Kata instruktur arus kali ini cukup deras, tidak seperti biasanya. Mungkin karena lagi musim hujan, sehingga debit sungai menjadi lumayan deras.

Didalam tim saya, ada 3 orang yang tidak bisa berenang termasuk istri. Tapi saya selalu bilang, yang penting pakai pelampung, ikuti instruksi dan jangan panik. Jika instruktur bilang dayung, ya di dayung. Jika bilang jangan di dayung ya jangan.

Selesai menghadapi dua riam, kami beristirahat sejenak. Singgah di pos pemberian sementara untuk makan pisang goreng dan minum wedang jahe. Saya liat semua asyik membahas pengalamannya berarung jeram. Yang menjadi bahasan hangat terlemparnya Pak Seklur dari perahu saat “Boomm”.

Arung jeram dilanjutnya lagi, riak makin seru untuk ditaklukkan. Batu-batu besar seolah menjadi penghalang yang harus dilewati. Sepanjang sungai mata disuguhi pemandangan masyarakat sekitar yang melakukan aktifitas dari mencuci, mandi dan buang hajat. Indonesia banget nih sungai... hahahahaha...

“Ada yang terbalik” begitu suara yang terdengar. Ternyata perahu karet tim Seklur lagi. Kami semua tertawa saja mendengarnya. Saya liat timnya sudah berenang disungai dengan perahu terbalik dan senyum-senyum.

Hampir satu jam lebih melewati sungai kami akhirnya tiba di garis finish. Kami sudah ditunggu mobil pick up untuk dipakai kembali ke kamp.

 Wajah gembira tak dapat disembunyikan dari pengalaman ini. Kebanyakan semua baru pertama ikut arung jeram. Jadi sebuah petualangan yang terkesan.  

Saran saya jika arung jeram atau rafting sebaiknya ikut aturan yang diperintahkan instruktur agar petualangan menjadi seru dan aman.

Selamat berpetualang....(Bersambung Jatim Park II)





No comments: