.
All tim Kelurahan Bontang Lestari |
Akhir-akhir ini
saya jarang banget nulis. Banyak sih yang mau ditulis, tapi malesnya selalu
tingkat dewa. Lain halnya kalau abis jalan-jalan atau traveling, semangat
nulisnya selalu menggebu-gebu. Ya ya lah soalnya pengalaman baru dan selalu ada
yang berkesan untuk dishare.
Akhir bulan mei
2013 ini, saya, istri dan kawan-kawan dari Kelurahan Bontang Lestari baru saja
berwisata ke Jawa Timur. Perjalanannya Kasembon, Jatim Park II dan Gunung
Bromo. Kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan ke Kasembon dulu, biar
nanti tulisannya berseri. Hehehehe.
Seperti biasanya
perjalanan Bontang ke Balikpapan ditempuh dengan 4-5 jam. Berangkat jam 10 malam
dan sampai di Balikpapan lebih kurang jam 4 pagi. Singgah dulu di Bukit
Soeharto untuk “sahur” Pop mie karena perut sudah demo.
Jam 7 kurang
pesawat sudah take off ke Surabaya, perjalanan lancar dan tidak macet diudara. Kurang
lebih 1 jam 15 menit landing. Sampai disana Bis Pariwisata sudah menunggu. Makan siang
sudah tertata rapi di tiap-tiap kursi. Yang heran pas dibuka lauknya lengkap
banget, ayam, sate daging, telur bebek dan ikan bandeng. Wehh... baru liat saya
nasi kotak isinya selengkap ini.
Perjalanan langsung
ke Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. Saya tidak tau rutenya, ikut saja
dengan pak supir. Maklum wisata pake tour, jadi saya dan kawan-kawan tinggal
duduk manis dan senyum-senyum. Asyiknya di bis yang saya tumpangi full musik
dan bisa karaoke. Jadilah semua kawan-kawan mengeluarkan suara emasnya. Yang menjadi
raja nyanyi tetap Pak Raden yang juga Kasie PMKS Kelurahan Bontang Lestari. Hampir
tiap lagu dia tahu, dari bagindas, zivilia, geisha, Noah sampe MLTR. Hebatkan...
pokoknya satu kata untuk Pak Raden T O P B G T.
Khutbah Sholat Jumat Bahasa Jawa
Tiga jam
perjalanan tak terasa jika didaerah jawa. Sepanjang jalan mata selalu disuguhi
dengan deretan rumah warga. Batas tiap kabupaten dan kota hanya dibatasi oleh
gapura. Beda sekali dengan Kalimantan, tiap daerah satu dan lainnya batasnya
dengan hutan dan belukar. Sehingga perjalana
n terasa begitu lama.Alam Kasembon pagi hari |
Memasuki Kasembon,
mata terasa sejuk. Hamparan sawah membentang dengan hijau. Petani dikejauhan seolah
bermain-main di pematang sawah. Air irigasi mengalir dengan jernih dipinggir
sawah. Pohon kelapa berderet rapi dibawah gunung. Kabut mengangkasa menutup gunung dan tumbuhan
dikejauhan.
Setibanya kami
sampai di Kamp Kasembon Land. Barang bawaan langsung ditaruh dalam pondok
berukuran 5m x 3 m. Yang bisa diisi 4-5 orang, didalamnya sudah ada kasur,
sleping bag dan bantal. Setelah itu saya langsung mandi. Karena hari ini
bertepatan dengan hari Jumat. Selepas mandi langsung sarung melingkar dipinggang.
Jarak kamp
Kasembon dengan masjid terdekat tidak jauh, 5 menit jalan kaki. Suara speker
mengaji sudah terdengar sejak pukul 11 siang. Sebelum pukul 12 kami sudah
meluncur ke masjid. Sholat jumat seperti biasanya. Hanya yang membuat saya
sedikit terkejut disana khutbahnya berbahasa jawa. Waduhh... saya pastinya
tidak mengerti. Yang saya tau hanya sedikit saja. Apabila ada kata-kata yang
mirip dengan bahasa Indonesia. Hehehe...
Ternyata
teman-teman juga merasakan hal yang sama. Agak kaget dan sedikit lucu. Tapi tak
apalah namanya juga di kampung orang.
Boommm Boommmmmmm...
Selesai sholat
jumat. Kegiatan arung jeram sudah menunggu. Saya mengganti kostum, celana
pendek dan kaos sudah siap. Sebelum berangkat sudah diwanti-wanti untuk membawa
sandal jepit, karena tas dan koper sudah penuh saya tak membawa. Pengalaman arung
jeram pertama kali saya di Magelang tahun 2003, sepertinya saya tidak memakai
sandal alias nyeker.
Semua bergegas
ke depan kamp untuk mengambil helm, pelampung dan dayung. Sebelum brifing tak
lupa berfoto bersama dulu. Brifing dimulai, peserta ditanya siapa yang tidak
bisa berenang dan yang pernah arung jeram. Tak lupa diajarkan apabila
menghadapi riam dan bagaimana posisi yang benar. Yang paling seru nanti akan
ada air terjun setinggi 3-4 meter yang dinamakan “Boomm”.
Booommmmm |
Booommmmmm |
Mahbul, Taufik, Agus & Winner Tim |
Rendy, Zainal, Raden & Heri Tim |
Indra, Karyanto, Lelang, Amang & Andiga Tim |
Yani, Amhar, Anas & Cikal |
Ivan, Agus Punk, Bilal, Ina dan Awang |
Kami berjumlah 21
orang dibagi dalam 5 perahu karet. Masing-masing terdapat satu Instruktur untuk
menjadi nakhoda. Pertama turun sudah disuguhi air sungai irigasi yang begitu
deras, beberapa teman sudah panik dan takut. Tapi apa boleh buat sudah tidak
bisa mundur dan harus maju terus.
Beberapa puluh meter
didepan sungai sudah diberikan tantang berupa “Boomm” yang tingginya 4 meteran.
Langsung saja ekspresi wajah jadi pucat. Saat melewati tantangan tersebut, tim
saya melaluinya dengan baik. Hanya saja posisi saya tidak tepat, sehingga helm istri
yang tepat duduk didepan saya. Menghantam wajah, sempat puyeng juga. Rasanya sampe
ke rahang.
Yang sedikit
mengkhawatirkan dan lucu. Pak Indra (Sekertaris
Lurah Bontang Lestari) yang berada di perahu selanjutnya pada saat melewati
Boom harus terlempar dan keluar dari kapal. Untungnya tidak membentur batu. Saya
lihat dari foto kejadian, ternyata kakinya tidak terselip kuat diperahu karet.
Selanjutnya kami
harus menghadapi riam yang menantang. Kata instruktur arus kali ini cukup
deras, tidak seperti biasanya. Mungkin karena lagi musim hujan, sehingga debit
sungai menjadi lumayan deras.
Didalam tim
saya, ada 3 orang yang tidak bisa berenang termasuk istri. Tapi saya selalu
bilang, yang penting pakai pelampung, ikuti instruksi dan jangan panik. Jika instruktur
bilang dayung, ya di dayung. Jika bilang jangan di dayung ya jangan.
Selesai menghadapi
dua riam, kami beristirahat sejenak. Singgah di pos pemberian sementara untuk makan
pisang goreng dan minum wedang jahe. Saya liat semua asyik membahas
pengalamannya berarung jeram. Yang menjadi bahasan hangat terlemparnya Pak
Seklur dari perahu saat “Boomm”.
Arung jeram
dilanjutnya lagi, riak makin seru untuk ditaklukkan. Batu-batu besar seolah
menjadi penghalang yang harus dilewati. Sepanjang sungai mata disuguhi
pemandangan masyarakat sekitar yang melakukan aktifitas dari mencuci, mandi dan
buang hajat. Indonesia banget nih sungai... hahahahaha...
“Ada yang
terbalik” begitu suara yang terdengar. Ternyata perahu karet tim Seklur lagi. Kami
semua tertawa saja mendengarnya. Saya liat timnya sudah berenang disungai
dengan perahu terbalik dan senyum-senyum.
Hampir satu jam
lebih melewati sungai kami akhirnya tiba di garis finish. Kami sudah ditunggu
mobil pick up untuk dipakai kembali ke kamp.
Wajah gembira tak dapat disembunyikan dari
pengalaman ini. Kebanyakan semua baru pertama ikut arung jeram. Jadi sebuah
petualangan yang terkesan.
Saran saya jika
arung jeram atau rafting sebaiknya ikut aturan yang diperintahkan instruktur
agar petualangan menjadi seru dan aman.
Selamat
berpetualang....(Bersambung Jatim Park II)
No comments:
Post a Comment