Wednesday, 31 July 2013

Untuk "Putra Sang Fajar" di Raimuna Nasional 2003



bersama teman-teman di Istana Jogjakarta
Tulisan ini, semestinya saya sudah buat bulan Juli kemarin. Mood yang ditunggu kadang tidak, tetapi hari ini saya mencoba membuka kenangan 10 tahun lalu. yang berlansung 8-17 Juli 2003. Jadilah saya mencoba menulis sepotong kisah di Candi Prambanan. Sejarah yang dirangkai dengan Kebhinekaan, serta cerita yang akan dikenang hingga hayat menjemput.

Sudah sepuluh tahun, ketika kaki menginjakkan Candi Prambanan pada ajang Raimuna Nasional 2003. Ribuan Pramuka berkumpul dengan membawa panji-panji daerahnya. Berbaur dan berpadu dalam bingkai NKRI. Sepenggal potongan bait yang masih saya ingat, lagu Dari Sabang Sampai Merauke yang digubah menjadi

“Dari sabang sampai merauke, kecuali timor timur.
Sambung menyambung menjadi satu, kecuali timor timur
Indonesia tanah airku, kecuali timor timur.......... “

Lagu gubahan ini, tentu sebagai pengingat atau mungkin sindiran. Bahwa Negara Indonesia cukuplah Timor timur yang lepas. Jangan ada lagi daerah yang berpisah dari pangkuan ibu pertiwi.
Bersama teman-teman di Candi Borobudur

Banyak cerita yang memang tak habis untuk dikisahkan dalam tulisan ini. Dilain waktu saya akan berkisah bagaimana perjuangan kontingen kami pergi ke Raimuna Nasional 2003. Perjuangan ini juga dialami teman-teman dari Aceh, ketika konflik masih sangat kental disana. Kontingen dari Aceh harus dikawal oleh Polisi. Hingga akihirnya Si Polisi itu juga menjadi peserta Raimuna Nasional 2003.

Mungkin teman-teman ingat, bagaimana panggung utama Raimuna dihentak oleh Grup Tofu. Yang kala itu sangat hits. Banyak peserta berharap Sheila On 7 yang asli Jogja dapat diundang tetapi impian itu tak terlaksana.

Atau teman-teman masih ada dimemori kenangannya, bagaimana pementasan Roro Jongrang dan Bandung Bonowoso yang mengisahkan tentang kisah tak sampai. Hingga terciptalah Candi Prambanan. Pagelaran yang begitu asyik disaksikan, dengan baground Candi Prambanan dimalam hari. Disamping kanan kirinya dihiasi pohon bambu, menambah kesan kemistikan cerita ini.

Gaya didepan Candi Prambanan
Setiap malam selalu saja ada pentas seni yang ditunjukkan. Sayang Kontingen kami tidak bisa pentas waktu itu. Karena setiap Kontingen daerah (Konda) hanya diwakili satu kontingen yang telah ditunjuk. Konda Kaltim saat itu diwakili oleh Paser untuk dapat menampilkan tarian daerah khas Kalimantan. Sehabis pementasan, satu persatu puzzle peta Indonesia dirangkai di dinding panggung utama. Mulai dari ujung utara Sumatra hingga  ujung selatan Papua. Sebagai bukti, bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan beragam budaya.

Raimuna Nasional 2003 sungguh sangat berkesan, tentu teman-teman juga masih mengingat. Ketika berbelanja, masing-masing umpi sudah dibagikan kupon belanja. Yang dapat dipakai di minimarket raimuna. Kalo tidak salah total voucernya bernilai 300ribu rupiah. Saya tertawa geli, ketika berbelanja saya mengambil semua yang saya inginkan. Sampai yang tidak perlu saya ambil. Setelah kekasir, voucer sisa 100ribuan. Teman-teman ditenda sampai bengong, katanya “Ini baru hari pertama, besok kita mau makan apa kalau voucernya dihabiskan.” Hehehe...

Kisah paling sedih tentu ada, mungkin teman-teman juga ingat. Salah satu peserta dari Kontingen Jambi (kalau tidak salah) harus meregang nyawa hingga meninggal. Ketika terjatuh dari tebing disalah satu kegiatan Raimuna Nasional 2003.

Ribuan peserta Raimuna 2003, tentu ribuan juga cerita yang terlukis disana. Kisah senang, sedih, haru dan bangga menjadi satu didalam seragam pramuka. Pakaian yang menyatukan pemuda tiap suku bangsa dibumi pertiwi.

Foto Bersama Kontingen Bontang, Kaltim 2003
Itulah sepotong kisah yang tertinggal di Candi Prambanan. Kisah untuk diingat selalu dalam benak sanubari. Bahwa indonesia adalah tanah pusaka, yang harus kita bela dengan Kbhinekaan. Hilangkan keegoisan suku, agama dan Ras. Marilah membangun Indonesia, yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita. Tentu tak mau, kita mewariskan Indonesia yang bobrok dan penuh konflik kepada generasi mendatang.

Dan juga tak ingin kita mewariskan indonesia yang tercerai berai. Cukuplah Timor Timur yang sudah lepas dari tangan ibu pertiwi.  Mari lanjutkan perjuangan harapan dari pendiri bangsa ini... Menjadi Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera.

Salam untuk semua Putra Sang Fajar dibelahan Indonesia tercinta.... MERDEKA..........


Wednesday, 24 July 2013

Selamat Ulang Tahun Bidadari Syurgaku...


Tidak ada kue berhias lilin dan tak ada kado spesial yang dapat kuberikan hari ini, hanya sebuah kecupan kecil dikeningmu. Sebagai pengingat engkau masih disisiku. Sebuah kecupan yang tulus, yang mengingatkan perjalanan kita sudah menginjak 3 tahun. Kulihat dirimu hanya termenung dibalut mukena pink yang begitu anggun. Aura keimanan yang terpancar hebat hingga menembus dinding jiwaku.

Hari ini tepat 28 tahun usiamu. Dua tahun lagi sudah kepala tiga. Sudah 28 Ramadhan engkau lewati selama hidupmu. Dan sudah 20 tahun engkau berpisah dengan ayahmu. Serta hampir 2 tahun kita mempunyai Si Jenderal Kecil. Angka yang sudah begitu banyak bercerita tentang hidup. Jika dibuat novel tentu dapat mengisi sebuah perpustakaan.

Anganku terlempar setelah kita berdua lulus SMA. Tidak ada harapan katamu. Bangku kuliah hanya mimpi yang tak terwujud, angan yang tak dapat diraih. Tentulah faktor ekonomi yang kau sadari kala itu. Tapi tak sedikitpun mimpi itu terkubur hanya karena kata-kata “faktor ekonomi.” Janji Allah SWT pasti datang katamu, walaupun kegelisahan masih merajai hatimu.

Sebagai penghibur lara tahun 2004. Engkau pergi ke serambi mekkah aceh. Engkau tinggal disana hampir sebulan. Belajar menjahit, menari, bahasa dan memasak masakan aceh. Katamu disana indah sekali. Engkau pergi ke titik nol. Dan berkisah pantai aceh yang belum dikenal keindahannya. Suatu saat engkau pasti akan kesana lagi janjimu. Sebulan disana, hatimu sudah sangat tertaut dengan kota diujung sumatra ini.

Sepulang dari sana, sebuah jawaban dari ALLAH SWT sedikit terkuak. Pengumuman penerimaan Beasiswa S 1 yang gratis. Berkas yang harus dikumpulkan 3 hari lagi, padahal mengurus syaratnya cukup ribet. Ku semangati engkau dengan doa dan antar sana sini. Teman-teman juga membantu, sedikit demi sedikit uang terkumpul sebagai bekal. Tak banyak memang, tetapi doa dan harapan mereka terkumpul diantara tumpukan mimpimu.

Engaku kecewa lagi kala itu. Setelah pengumuman penerimaan, namamu tak masuk. Engkau hanya ada didaftar cadangan. Kala itu aku tak bersamamu, hanya bisa melalui telepon. Mungkin rencana ALLAH SWT bukan itu jawabku kala itu. Beberapa hari kemudian engkau dihubungi, diperintah segera ke Samarinda sebelum jam 7 pagi sudah sampai. Mendadak, dan sayapun tak dapat menemanimu kala itu.

Sungguh benar janji ALLAH SWT. Mintalah pasti akan Kuberi kataNYA.. Impian gadis yatim yang terdengar hanya melalu hati dan doa telah terjawab. Masihkah kita ragu akan janjiNYA.

Sebait puisi ingin kupersembahkan kepadamu. :

Rusuk yang tertitip ditubuhmu
Ingin tua bersama rusukku

Masa bukanlah batas
Mencintai hingga hayat

Usia adalah misteri
Yang tak usah diungkap, cukup dijalani

Takdir bukanlah pasti
Ia banyak bercabang diujung jalan

Inginku berjalan bersamu
Menautkan tangan dan hati

Ingin kuraih syurga bersamamu
Walaupun kerikil tajam kehidupan menusuk selalu

Ingin ku mencintaimu
Dengan batas yang tak terukur

Ingin ku mengkecupmu
Ditiap tidur malammu

Hingga maut merebut jiwa dari raga
Hingga nafas terakhir telah terembus..



Hidup dan berumah tangga tentu melewati jalan berliku, berbatu dan berduri. Hanya kesabaran dan iman yang membuat kita tetap berdiri. Si Jenderal Kecil akan kita “ukir” dengan  buah tangan kita. Marilah kita antarkan dia menemukan takdirnya yang hakiki.


Selamat Ulang Tahun Bidadari Syurgaku... Marilah kita menjahit mimpi bersama.... I LOVE U 

Monday, 22 July 2013

Cerita yang berulang


#Buka Puasa Alumni SMP N 2 Tahun 2000


“Dari tahun ketahun yang datang buka puasa bareng ini-ini aja orangnya” Ujar Irma.


Untung ada buka puasa bersama, itulah ajang untuk selalu mengikat lagi keakraban yang mungkin sudah “agak” renggang dimakan masa dan jarak. Buka puasa bersama juga ajang untuk bercerita tentang masa lalu yang sudah tak dapat dibeli. Hanya gelak tawa yang terulang tiap kami berkumpul.

Seminggu yang lalu. Hp berdering, tanda sms masuk. Tulisannya “Memberitahukan buka puasa alumni SMP N 2 angkatan 2000 Bontang diadakan tanggal 21 Juli 2013 di Rumah Makan Gudeg Bu Harman, mohon konfirmasi untuk pemesanan kursi”. Segera saja sms itu saya forwad kepada teman yang kira-kira ada di nomer kontak. Tak berapa lama si Afdal memberi jawaban dia, istri dan anaknya siap ikut. Lalu berdering lagi, ternyata pesan Afdal lagi isinya “InsyAllah.” Hehe..

Penentuan waktu dan tempat berbuka sudah pasti tidak ada rapat yang membahas tetek bengek acara. Pokoknya sepakat tidak sepakat mesti datang. Acara buka puasa bersama ini, sejak beberapa tahun sudah menjadi agenda rutin. Sepakat dari hati yang tak perlu didebatkan atau diperselisihkan. Ingat sewatu facebook lagi booming, agendanya disebar lewat facebook. Karena sekarang sudah ada BBM, maka pengumuman lebih gampang sampai ke tangan masing-masing.

Dan satu lagi dalam buka puasa bersama, boleh makan apa aja dan sesukanya asal pulang bayar dewe-dewe. Pengalaman beberapa tahun silam, buka puasa seperti ini semua pada urunan. Tapikan makannya beda-beda. Yang pengertian makannya mentok budget iuran. Nah yang “pura-pura” ngak tau, makannya sesuka hati. (peace yang merasa.. hehe).

Tapi sudah lah yang penting ketemu dan kumpul lagi.  Jam 5 lewat saya, istri, ipar dan si jenderal kecil segera saja meluncur ke tempat acara. Tepat setengah 6 kami tiba, yang tampak baru beberapa orang, Irma, Kara dan Si elis. Wahh sudah jam segini belum ada juga yang nongol, tapi tunggulah.

Menjelang buka puasa, satu persatu datang. Rata-rata sendiri, alasannya suami kerja atau jaga anak dirumah. Ada juga teman yang menitipkan anaknya agar tidak diganggu berbuka ria. Jumlah yang berkumpul kali ini tidak lebih dari 20 orang.

Suara tawa, sudah pasti bagai badai ketika semua bertemu. Kali ini bahasannya beda, bukan lagi cowok atau cewek, tapi anak. Tips-tips merawat anak terdengar disudut-sudut pembicaraan. Saya juga nimbrung, bersemangat bercerita tentang si Jenderal Kecil.

13 tahun sejak lulus dari SMPN 2 Bontang.  Tentu semua telah berubah, yang dahulu badannya “seksi” sekarang sudah gembrot sana sini. Walaupun masih ada yang tetap mempertahankan bodinya, itu karena tidak bisa menaikkan berat badan.

Sudah tentu bahasan tiap tahun jika reuni, itu-itu saja. Tetapi cerita dan berkumpul yang membuat kami selalu rindu. Teringat ketulusan dan kepolosan kami sewaktu masih duduk di SMP rasanya masih terlihat goresannya diantara wajah mereka.

Untung ada Ramadhan, jadi bisa bertemu dengan mereka tiap tahunnya. Mengulang cerita yang tak pernah bosan mulut ini berujar dan tak pernah henti tawa terdengar. Walaupun dari tahun ke tahun yang ngumpul itu-itu saja, bagi saya cukuplah sedikit menghapus rindu kenangan masa lalu. Kenangan yang begitu rapi dan tersimpan diantara cerita kita. Kisah sudah menjadi sejarah.


Semoga kesehatan dan umur panjang, tahun depan kita dapat berkumpul dan bercerita kisah yang sama... 

Saturday, 13 July 2013

Nikah Mut’ah

#Tanya Jawab Quraish Shihab

Banyak kadang bertanya-tanya, apa sih nikah mut'ah itu. Dan bagaimana pandangan dalam agama, tentu mendapatkan jawaban dari yang faham tentang Alquran membuat dahaga akan keingin tahuan cukup terpuaskan. karena tidak jarang, kasus ini sering kita dengar didalam masyarakat. 


Berikut saya ketik dari buku Tanya Jawab Quraish Shihab tentang Nikah Mut'ah.



Assalamuaikum Wr Wb, saya mohon penjelasan tentang nikah mut’ah. Apakah benar ada disebut dalam Alquran ?

Jawaban

Mut’ah dalam pengertian bahasa adalah kenikmatan, kesenangan dan kelezatan. Nikah mut’ah didefinisakan sebagai pernikahan dengan menetapkan batas waktu tertentu, sehari, sebulan atay beberapa saja yang disepakati calon suami istri. Apabila batas waktu tersebut berakhir, maka secara otomatis perceraian terjadi. Dan ketika itu, sang istri harus melewati masa iddah selama dua kali suci jika yang bersangkutan belum mengalami monopause, atau empat bulan sepuluh hari jika yang bersangkutan memasuki monopause.

Sedangkan bila suami meninggal sebelum masa pernikahan yang ditetapkan berakhir, maka masa tunggunya adalah empat bulan sepuluh hari bila ia tidak hamil dan sampai kelahiran bila ia hamil. Anak yang dilahirkan adalah sah dan tak berbeda sedikitpun dengan anak yang lahir dari pernikahan biasa. Demikian penjelasan Abdul Husain Syafruddin Al Muwasi, Ulama Syiah kenamaan.

Benar bahwa ulama Syiah membolehkan seorang perempuan mengawinkan dirinya sendiri sebagaimana ulama bermazhab Hanafi. Namun sebagaimana Mazhab Hanafi, mereka juga mengharuskan adanya saksi dan mas kawin.

Tentu kelompok Syiah mempunyai alasan-alasan antara lain Alquran surat An Nisa ayat 24. Kata Istamta’tun  yang seakar dengan kata Mut’ah dipahami sebagai wanita yang dinikahi secara mut’ah. Apalagi sahabat nabi Ibnu Abbas Ubay bin Kaab membaca ayat tersebut dengan tambahan Ilaa ajalaen musamma (Sampai waktu tertentu) setelah kata fa maa istamta’tum. Menurut Ibnu Jarir At Tahbary (Ulama Sunni) ayat tersebut diartikan bahwa mereka (istri) yang kamu nikmati maka berilah mas kawinnya.

Imam Al Qurthuby, ulama Sunni, menulis dalam tafsirnya bahwa ayat diatas dipahami sebagai ijin nikah mut’ah pada masa awal Islam. Tapi izin tersebut telah dibatalkan. Memang ada sekian banyak hadist shahih yang membuktikan bahwa nikah mut’ah pernah dilakukan sahabat Nabi SAW. Beliau tidak melarangnya tapi kemudian dibatalkan. Pertanyaan yang muncul adalah siapa yang membatalkannya ? ada yang berpendapat bahwa yang membatalkannya adalah Surat Al Mukminun (5-6) yang menguraikan tentang keberuntungan kaum Mukmin yang memelihara kemaluan kecuali terhadap istri dan budak wanita mereka. Disini tidak disebut nikah mut’ah dan dengan demikian ayat inin melarangnya at dengan kata lain tidak menjadikan nikah mut’ah sebagai salah satu cara yang dibenarkan untuk menyalurkan hawa nafsu.

Ada juga yang berpendapat bahwa yang membatalkan adalah Nabi SAW. Namun demikian disini sekali lagi ditemukan pendapat tentang kapan pembatalan itu dilakukan. Ulama besar mengemukakan sekian riwayat berbeda, namun kesimpulannya bagwa nikah mut’ah tidak dibenarkan lagi. Ada juga yang mengatakan Umar bi Khattab-lah yang melarang nikah mut’ah. Ini dijadikan dalih Ulama Syiah untuk tetap berpegang pada ayat Alquran yang membolehkan.

Meski ulama Sunni, melarang nikah mut’ah, mereka tetap membedakannya dengan perzinahan. Zina secara pasti haram. Yang melakukannya diancam hukuman dera. Sedang nikah mut’ah masih ada yang membolehkan.

Pada hakikatnya nikah mut’ah tidak sejalan dengan tujuan pernikahan yang diharapkan Alquran bahwa pernikahan itu hendaknya langgeng, sehidup, semati bahkan sampai kiamat. Konon, tidak sedikit ulama Syiah yang juga tidak menganjurkan nikah mut’ah karena merugikan kaum wanita. Wa AllahA’lam.

dalam Buku Kumpulan Tanya Jawab Quraish Shihab : Mistik, Seks dan Ibadah. Penerbit Republika.





Monday, 8 July 2013

Marhaban Ya Ramadhan




Rencananya saya ikut puasa tanggal 9, tetapi karena satu rumah puasa tanggal 10 maka saya putuskan mengikuti mereka. Niatnya untuk menjaga stabilitas nasional dirumah dan kekompakan dalam rumah tangga saya. Hehe... Tiap Ramadhan datang selalu saja, jadi bahan perdebatan panjang dan tak henti-henti. Pemerintah selalu mengatakan, jangan jadikan perbedaan menjadi perdebatan. Buktinya di seluruh stasiun Tv selalu membahas perbedaan. Bagaimana ya... memang kurang sreg jika permulaan ramadhannya beda.

Giliran sebelah puasa, kita belum puasa. Nah giliran sebelah lebaran kita masih puasa. Gimana mau enak nih puasa. Tetapi sebagai masyarakat awan, saya hanya ikut yang terbanyak saja dan nurut apa kata jamaah. Toh sudah ada yang nanggung kalo salah.

Marhaban ya  Ramadhan... Selamat Datang bulan penuh rahmat, ampunan dan magfiroh. Bulan yang terdapat satu malam lebih baik daripada seribu bulan. Bulan dimana dosa dihapuskan dan segala doa akan diijabah. Bukan bulan main petasan dan bergandengan bukan muhrim disubuh hari. Bukan bulan dimana tidur menjadi ibadah utamanya. Juga bukan bulan menurutkan hawa nafsu pembalasan jika berbuka.

Dahulu saya selalu bertanya, mengapa setiap tahun selalu ada spanduk yang terbentang bertuliskan “Marhaban Ya Ramadhan.” Ternyata saya baru menyadari bahwa ramadhan merupakan “mahluk” yang datang dan akan berlalu. Ramadhan tahun ini takkan kembali ditahun depan, begitu juga ramadhan tahun depan bukan seperti ramadhan saat ini.  Menyambutnya merupakan kegembiraan bertemunya. Bukankah tersenyum adalah ibadah. Menyambutnya dengan riang pasti juga ibadah.

Datanganya bulan ramadhan ternyata, sebagai indikator keimanan kita. Jika kita bergembira akan datangnya ramadhan pertanda keimanan kita masih melekat dalam dada. Tetapi jika kita bersedih ketika ramadhan tiba maka perlu ditanyakan lunturkah keimanan kita.

Jika mau jujur dan membuka lembaran masa lalu. Bagaimana gembiranya kita sewaktu kecil menyambut Ramadhan. Rasa yang tidak bisa dilukiskan tetapi begitu indah dirasakan. Rasa yang kita selalu nanti-nanti datangnya tiap tahun. Rasa yang mungkin sudah tak bisa kita rasakan saat ini. Luapan kegembiraan yang mungkin berasal dari hati-hati yang bening. Walaupun saat ini juga gembira menyambut ramadhan, tetapi tak bisa dibandingkan dengan dulu.

Kita sudah digerbang ramadhan 1434 Hijriah, tentu segala persiapan sudah kita fikirkan menyambutnya. Mulai dari rencana sholat taraweh, baca Al-quran sampai dengan merencanakan makanan apa yang akan terhidang saat buka puasa nanti.


Selamat berpuasa bagi saudara muslimin dan muslimat.. Semoga keberkahan bulan Ramadhan kali ini terpancar melalui sikap, tingkah, tutur dan hati kita.. dan mari saling mendoakan ya... aminnn....

Sunday, 7 July 2013

Tetap semangat, jika masih punya Tuhan

Dampak kenaikan BBM sudah pasti dirasakan hampir semua kalangan, mulai dari anak kecil sampai orang jompo. Lo kok bisa, ya iyalah liat aja harga permen sudah naik, harga susu apalagi dan orang jompo bisa jadi perawatan gigi palsu bakal naik juga.

Kondisi ekonomi makin sulit, terlebih menjelang bulan Ramadhan. Kemarin mertua histeris ketika ingin membeli daging 1 kg sudah mencapai Rp.110.000. Katanya “Belum lebaran, sudah harga segini.” Agar tidak “kepohonan” terpaksa beli beberapa gram saja biar bisa ngerasain daging.

Beberapa waktu lalu, melihat pengumuman di stand ojek. Hurufnya ditulis diatas selembar kertas karton berbunyi “Karena BBM naik, harga ojek juga naik.” Weh kasian benar ibu rumah tangga, bukan lagi memutar otak. Bisa jadi banting setir agar belanja didapur cukup untuk makan, bayar listrik, bayar air, popok dan susu anak. Belum lagi assesorisnya seperti bedak, lipstik, farfum dan teman-temannya.

Patutlah saya maklumi walaupun sedikit, bagaimana orang rebutan menerima BLSM (Bantuan Langsung Sementara). Kantor Pos Bontang sudah seperti acara kondangan, tarup dihias dengan renda-renda berwarna ungu.  Motor berbagai jenis merk parkir dengan semrawut. Jalan macet, panas dan berdesakan. Koran harian kota Bontang memberitakan bahwa penerima BLSM banyak yang tidak layak, karena bukan termasuk golongan orang miskin. Buktinya sewaktu mengambil BLSM memakai motor dan perhiasan. Sementara banyak warga yang benar-benar miskin tidak mendapatkan jatah BLSM. Sungguh miris memang ditengah kondisi ekonomi serba sulit.

Tadi pagi saya bertemu dengan salah satu Ketua RT Selangan yang lokasi pemukimannya berada di atas laut. Saya tanya “Bagaimana kondisi dikampung pak ?.” “Serba sulit pak, ikan sulit didapat. Ditambah lagi harga BBM mahal” Jawabnya. “Berapa harga disana ?” timpal saya. “Bensin Rp.9000, kalau solar Rp.7.000” keluhnya. Harga di kota saja yang bensin eceran hanya Rp. 8.000, jika dikampung harganya sudah segitu, bagaimana nelayan bisa hidup layak. Kondisi ini juga sama dengan daerah pedalaman di Kalimantan.

Buah simalaka jika bersentuhan dengan BBM. Dimakan mati bapak, tidak dimakan mati ibu, begitu kira-kira perumpamaannya.

Hidup pasti sulit. Kata teman “Hidup itu memang sudah masalah, Jika tau mau menghadapi masalah jangan hidup.” (hehehehe kejam juga). Tapi selalu ada yang lebih kuasa, yang menguasai hidup dan yang pasti mempunyai BBM.

Bukan sok menggurui atau lebih alim, tapi sesulit apapun InsyAllah ada jalan. Dalam kolom Manufacturing Hopenya Dahlan Iskan, dia mengatakan begini “Di cina sangat jarang ditemui orang miskin yang meminta-minta, motto mereka Kaya Bermartabat dan Miskinpun Bermartabat.” Kata-kata bijak dari negeri yang kita anggap komunis dan tidak percaya tuhan. Padahal kita inikan bertuhan dan beragama.

Jadi kawan-kawan, easy going aja jika harga semua sedang naik. Mungkin kita diajarkan lebih hemat dalam mengkonsumsi yang tidak perlu. Saya teringat serila “Si Doel Anak Sekolahan” yang dahulu tayang sewaktu saya masih duduk di Sekolah Dasar. Bang Karyo yang diperankan Alm Basuki kira-kira bilang begini  “Mak Nyak, kalo barang pada naik ngak usah kwatir. Kalau dulu make gula 1 kg sekarang makenya ½ kg aja.” Saran yang lucu sekaligus bikin marah jika ini disampaikan para pejabat negeri.

Sudahlah suka tidak suka BBM sudah naik, hidup terus berjalan. Mobil dan motorpun harus "minum" BBM. Ya dinikmati saja. Banyak-banyak syukur bagi yang tinggal di kota. Kasian saudara-saudara kita yang tinggal dipedalaman. Koran Tribun Kaltim saja pagi (08/07) ini memberitakan di Kabupaten Malinau Kalimantan Timur. Warga harus antri bensin sampai 2,5 jam dan hanya mendapat 2,5 ltr. Mau beli saja susah... 

So..... tetap semangat, jika kita masih punya Tuhan... Selamat Hari Senin... 




Wednesday, 3 July 2013

Menentukan format

#PRA 7 RT 7 Malam
Tim Awang
Sudah 2 malam ini kami berembuk dengan 3 tim PRA. Hanya menentukan format saja. Diskusi PRA yang kami fasilitasi di  21 RT membuat data, fakta dan informasi sangat banyak. Informasi yang harus diinput selanjutnya tentu akan dianalisis. Hasil inilah yang akan kami sampaikan pada pertemuan tingkat Kelurahan Guntung sebagai temuan kajian kami selama 7 malam.

Ada 3 tim yang masing-masing dikomandoi oleh Saya, Hamzah dan Salim. Ketiga tim ini masing-masing beranggotakan 3 orang. jadi jika memfasilasi 2 orang maka sisanya dapat menjadi pengingat waktu dan “tukang” dokumentasi. Atau jika ingin diskusi berlangsung cepat dapat dibuat pararel, karena kebanyakan pertemuan dilaksanakan malam hari. Maka waktu yang efektif tentu hanya 2 jam, selebihnya sudah “out of focus.”

Tim Salim
Informasi yang ditemukan melalui tangan PRA memang begitu banyak. Mulai dari permasalahan air, parit, sampah, jalan, demam berdarah, banjir hingga masalah sosial seperti kenakalan remaja. Temuan ini tentu harus ditanya mengapa. Dari sinilah ditentukan kira-kira penyelasaiannya bagaimana. Seperti contoh masalah air PDAM yang ada di Kelurahan Guntung, pelanggan mengeluhkan kualitas air yang keruh. Sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Kira-kira masalahnya dimana. Bisa jadi penyelesainnya hanya berkirim surat ke PDAM melalui kelurahan atau audensi. Semua masalah bisa saja terjawab, walaupun tidak membutuhkan dana besar.

Yng harus dititip dalam setiap PRA yang dilakukan di tingkat RT. Menggugah semua masalah dan kendala yang mereka hadapi, agar sadar bahwa masalah tidak semua harus dikerjakan oleh pemerintah atau swasta. Tetapi juga dapat dituntaskan oleh mereka.

Ada satu hal yang menarik tim saya temukan di RT.10 dalam diskusi dengan warganya. Pada mulanya tong sampah dianggap masalah karena tidak ada di gang-gang, hingga timbul ide penyelesaian untuk mengadakan tong sampah. Setelah hampir sepakat, tiba-tiba ada yang bertanya “Jika sudah ada tong sampah di gang, lalu siapa yang menganggkut, pasti butuh orang dan biaya.” Akhirnya disepakati tidak perlu ada tong sampah, biarlah warga yang tinggal dalam gang membuang sampahnya ke tempat sampah yang disediakan di medan jalan utama.  Memang harus diakui bahwa keputusan ini diambil karena warga sudah sadar tidak membuang sampahnya ke sungai. Ternyata “kasus: ini juga terjadi di RT.12.

Temuan seperri inilah yang kami rekam untuk mencoba menganalisis. Jika ada pepatah yang berbunyi “Lain ilalang lain belalang, lain guru lain ilmunya” (pepatah ngasal). Diskusi format dan cara menganalisis membuat diskusi menjadi alot. Si Salim alumni Pelatihan PRA PNPM Peduli di Lombok serta sudah hampir 10 tahun menggunakan “tangan” PRA. Si Hamzah jebolan Pelatihan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) oleh GTZ dan sudah punya pengalaman 4 tahun membantu desa dalam pembuatan RPJMDes.

“Debat” menentukan kira-kira bagaimana “memasak” data yang ditemukan. Dan menyajikan agar orang dapat dengan mudah membaca temuan tersebut. Hamzah yang punya baground dalam penyusunan RPJMDes mulanya mengusulkan agar semua masalah dirangkum dan dilihat masalah terjadi diRT mana saja. Dan nanti masalah yang ditemukan terbanyak bisa jadi program proritas kelurahan. sementara Salim kurang setuju karena masalah yang ada harus dilihat per RT. Menurutnya “Masalah yang terjadi dikebanyakan RT, belum tentu terjadi di RT tertentu.” Sehingga dugaannya bisa jadi program dalam penyelesaian masalah tidak merata di RT yang tidak ditemukan masalah yang serupa.

Adu argumen masing-masing fasilitator menjadi bumbu menarik dalam proses ini. Peran saya hanya melihat kedua sisi yang didebatkan.  Setelah berlangsung adu argumen, akhirnya disepakati keduanya akan dipakai. Saran Salim akan digunakan untuk melihat proritas tingkat RT dan usulan Hamzah akan digunakan dalam melihat kondisi Makro kelurahan Guntung.

Format memang masalah yang dianggap kecil, tetapi bisa menjadi diskusi panjang dalam menentukannya. Format yang disepakati memang menyatukan persepsi masing-masing pihak, agar dapat difahami dan dimengerti bersama.

Saya rasa format masa depan juga, mungkin perlu untuk didiskusikan dengan pasangan kita. Agar menjadi format yang jelas dan mudah dipahami bersama.