Wednesday 31 July 2013

Untuk "Putra Sang Fajar" di Raimuna Nasional 2003



bersama teman-teman di Istana Jogjakarta
Tulisan ini, semestinya saya sudah buat bulan Juli kemarin. Mood yang ditunggu kadang tidak, tetapi hari ini saya mencoba membuka kenangan 10 tahun lalu. yang berlansung 8-17 Juli 2003. Jadilah saya mencoba menulis sepotong kisah di Candi Prambanan. Sejarah yang dirangkai dengan Kebhinekaan, serta cerita yang akan dikenang hingga hayat menjemput.

Sudah sepuluh tahun, ketika kaki menginjakkan Candi Prambanan pada ajang Raimuna Nasional 2003. Ribuan Pramuka berkumpul dengan membawa panji-panji daerahnya. Berbaur dan berpadu dalam bingkai NKRI. Sepenggal potongan bait yang masih saya ingat, lagu Dari Sabang Sampai Merauke yang digubah menjadi

“Dari sabang sampai merauke, kecuali timor timur.
Sambung menyambung menjadi satu, kecuali timor timur
Indonesia tanah airku, kecuali timor timur.......... “

Lagu gubahan ini, tentu sebagai pengingat atau mungkin sindiran. Bahwa Negara Indonesia cukuplah Timor timur yang lepas. Jangan ada lagi daerah yang berpisah dari pangkuan ibu pertiwi.
Bersama teman-teman di Candi Borobudur

Banyak cerita yang memang tak habis untuk dikisahkan dalam tulisan ini. Dilain waktu saya akan berkisah bagaimana perjuangan kontingen kami pergi ke Raimuna Nasional 2003. Perjuangan ini juga dialami teman-teman dari Aceh, ketika konflik masih sangat kental disana. Kontingen dari Aceh harus dikawal oleh Polisi. Hingga akihirnya Si Polisi itu juga menjadi peserta Raimuna Nasional 2003.

Mungkin teman-teman ingat, bagaimana panggung utama Raimuna dihentak oleh Grup Tofu. Yang kala itu sangat hits. Banyak peserta berharap Sheila On 7 yang asli Jogja dapat diundang tetapi impian itu tak terlaksana.

Atau teman-teman masih ada dimemori kenangannya, bagaimana pementasan Roro Jongrang dan Bandung Bonowoso yang mengisahkan tentang kisah tak sampai. Hingga terciptalah Candi Prambanan. Pagelaran yang begitu asyik disaksikan, dengan baground Candi Prambanan dimalam hari. Disamping kanan kirinya dihiasi pohon bambu, menambah kesan kemistikan cerita ini.

Gaya didepan Candi Prambanan
Setiap malam selalu saja ada pentas seni yang ditunjukkan. Sayang Kontingen kami tidak bisa pentas waktu itu. Karena setiap Kontingen daerah (Konda) hanya diwakili satu kontingen yang telah ditunjuk. Konda Kaltim saat itu diwakili oleh Paser untuk dapat menampilkan tarian daerah khas Kalimantan. Sehabis pementasan, satu persatu puzzle peta Indonesia dirangkai di dinding panggung utama. Mulai dari ujung utara Sumatra hingga  ujung selatan Papua. Sebagai bukti, bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan beragam budaya.

Raimuna Nasional 2003 sungguh sangat berkesan, tentu teman-teman juga masih mengingat. Ketika berbelanja, masing-masing umpi sudah dibagikan kupon belanja. Yang dapat dipakai di minimarket raimuna. Kalo tidak salah total voucernya bernilai 300ribu rupiah. Saya tertawa geli, ketika berbelanja saya mengambil semua yang saya inginkan. Sampai yang tidak perlu saya ambil. Setelah kekasir, voucer sisa 100ribuan. Teman-teman ditenda sampai bengong, katanya “Ini baru hari pertama, besok kita mau makan apa kalau voucernya dihabiskan.” Hehehe...

Kisah paling sedih tentu ada, mungkin teman-teman juga ingat. Salah satu peserta dari Kontingen Jambi (kalau tidak salah) harus meregang nyawa hingga meninggal. Ketika terjatuh dari tebing disalah satu kegiatan Raimuna Nasional 2003.

Ribuan peserta Raimuna 2003, tentu ribuan juga cerita yang terlukis disana. Kisah senang, sedih, haru dan bangga menjadi satu didalam seragam pramuka. Pakaian yang menyatukan pemuda tiap suku bangsa dibumi pertiwi.

Foto Bersama Kontingen Bontang, Kaltim 2003
Itulah sepotong kisah yang tertinggal di Candi Prambanan. Kisah untuk diingat selalu dalam benak sanubari. Bahwa indonesia adalah tanah pusaka, yang harus kita bela dengan Kbhinekaan. Hilangkan keegoisan suku, agama dan Ras. Marilah membangun Indonesia, yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita. Tentu tak mau, kita mewariskan Indonesia yang bobrok dan penuh konflik kepada generasi mendatang.

Dan juga tak ingin kita mewariskan indonesia yang tercerai berai. Cukuplah Timor Timur yang sudah lepas dari tangan ibu pertiwi.  Mari lanjutkan perjuangan harapan dari pendiri bangsa ini... Menjadi Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera.

Salam untuk semua Putra Sang Fajar dibelahan Indonesia tercinta.... MERDEKA..........


5 comments:

Mitra Fadillah said...

Salam Pramuka Kak!

Saya lg cari2 foto giat Rainas 2003, eh ketemu di blog nya kk..hehe

Kenalkan nama saya Mitra
Kontingen Kwarcab Simeulue Kwarda Aceh.

Awier Wirawan said...

ada foto foto raimuna ga..??

Unknown said...

Salam saya maqfur kontingen sul sel kwarcab bone

Unknown said...

Salam saya maqfur kontingen sul sel kwarcab bone

kurniawan said...

salam kenal kawan2.. lama saya tidak berkunjung ke blog ini... hehehe... maap... saya juga tidak punya foto lengkap... sayang memang,,,,