Rencananya saya ikut
puasa tanggal 9, tetapi karena satu rumah puasa tanggal 10 maka saya putuskan mengikuti
mereka. Niatnya untuk menjaga stabilitas nasional dirumah dan kekompakan dalam
rumah tangga saya. Hehe... Tiap Ramadhan datang selalu saja, jadi bahan
perdebatan panjang dan tak henti-henti. Pemerintah selalu mengatakan, jangan
jadikan perbedaan menjadi perdebatan. Buktinya di seluruh stasiun Tv selalu membahas
perbedaan. Bagaimana ya... memang kurang sreg jika permulaan ramadhannya beda.
Giliran sebelah
puasa, kita belum puasa. Nah giliran sebelah lebaran kita masih puasa. Gimana
mau enak nih puasa. Tetapi sebagai masyarakat awan, saya hanya ikut yang
terbanyak saja dan nurut apa kata jamaah. Toh sudah ada yang nanggung kalo
salah.
Marhaban ya Ramadhan... Selamat Datang bulan penuh rahmat,
ampunan dan magfiroh. Bulan yang terdapat satu malam lebih baik daripada seribu
bulan. Bulan dimana dosa dihapuskan dan segala doa akan diijabah. Bukan bulan
main petasan dan bergandengan bukan muhrim disubuh hari. Bukan bulan dimana
tidur menjadi ibadah utamanya. Juga bukan bulan menurutkan hawa nafsu
pembalasan jika berbuka.
Dahulu saya
selalu bertanya, mengapa setiap tahun selalu ada spanduk yang terbentang
bertuliskan “Marhaban Ya Ramadhan.” Ternyata saya baru menyadari bahwa ramadhan
merupakan “mahluk” yang datang dan akan berlalu. Ramadhan tahun ini takkan
kembali ditahun depan, begitu juga ramadhan tahun depan bukan seperti ramadhan
saat ini. Menyambutnya merupakan
kegembiraan bertemunya. Bukankah tersenyum adalah ibadah. Menyambutnya dengan
riang pasti juga ibadah.
Datanganya bulan
ramadhan ternyata, sebagai indikator keimanan kita. Jika kita bergembira akan
datangnya ramadhan pertanda keimanan kita masih melekat dalam dada. Tetapi jika
kita bersedih ketika ramadhan tiba maka perlu ditanyakan lunturkah keimanan
kita.
Jika mau jujur
dan membuka lembaran masa lalu. Bagaimana gembiranya kita sewaktu kecil
menyambut Ramadhan. Rasa yang tidak bisa dilukiskan tetapi begitu indah
dirasakan. Rasa yang kita selalu nanti-nanti datangnya tiap tahun. Rasa yang
mungkin sudah tak bisa kita rasakan saat ini. Luapan kegembiraan yang mungkin
berasal dari hati-hati yang bening. Walaupun saat ini juga gembira menyambut
ramadhan, tetapi tak bisa dibandingkan dengan dulu.
Kita sudah
digerbang ramadhan 1434 Hijriah, tentu segala persiapan sudah kita fikirkan
menyambutnya. Mulai dari rencana sholat taraweh, baca Al-quran sampai dengan merencanakan
makanan apa yang akan terhidang saat buka puasa nanti.
Selamat berpuasa
bagi saudara muslimin dan muslimat.. Semoga keberkahan bulan Ramadhan kali ini terpancar
melalui sikap, tingkah, tutur dan hati kita.. dan mari saling mendoakan ya... aminnn....
No comments:
Post a Comment