#PRA 7 RT 7 Malam
Tim Awang |
Sudah 2 malam
ini kami berembuk dengan 3 tim PRA. Hanya menentukan format saja. Diskusi PRA
yang kami fasilitasi di 21 RT membuat
data, fakta dan informasi sangat banyak. Informasi yang harus diinput selanjutnya
tentu akan dianalisis. Hasil inilah yang akan kami sampaikan pada pertemuan
tingkat Kelurahan Guntung sebagai temuan kajian kami selama 7 malam.
Ada 3 tim yang
masing-masing dikomandoi oleh Saya, Hamzah dan Salim. Ketiga tim ini
masing-masing beranggotakan 3 orang. jadi jika memfasilasi 2 orang maka sisanya
dapat menjadi pengingat waktu dan “tukang” dokumentasi. Atau jika ingin diskusi
berlangsung cepat dapat dibuat pararel, karena kebanyakan pertemuan
dilaksanakan malam hari. Maka waktu yang efektif tentu hanya 2 jam, selebihnya
sudah “out of focus.”
Tim Salim |
Informasi yang
ditemukan melalui tangan PRA memang begitu banyak. Mulai dari permasalahan air,
parit, sampah, jalan, demam berdarah, banjir hingga masalah sosial seperti
kenakalan remaja. Temuan ini tentu harus ditanya mengapa. Dari sinilah
ditentukan kira-kira penyelasaiannya bagaimana. Seperti contoh masalah air PDAM
yang ada di Kelurahan Guntung, pelanggan mengeluhkan kualitas air yang keruh.
Sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Kira-kira masalahnya dimana. Bisa jadi
penyelesainnya hanya berkirim surat ke PDAM melalui kelurahan atau audensi.
Semua masalah bisa saja terjawab, walaupun tidak membutuhkan dana besar.
Yng harus
dititip dalam setiap PRA yang dilakukan di tingkat RT. Menggugah semua masalah
dan kendala yang mereka hadapi, agar sadar bahwa masalah tidak semua harus
dikerjakan oleh pemerintah atau swasta. Tetapi juga dapat dituntaskan oleh
mereka.
Ada satu hal
yang menarik tim saya temukan di RT.10 dalam diskusi dengan warganya. Pada
mulanya tong sampah dianggap masalah karena tidak ada di gang-gang, hingga
timbul ide penyelesaian untuk mengadakan tong sampah. Setelah hampir sepakat,
tiba-tiba ada yang bertanya “Jika sudah ada tong sampah di gang, lalu siapa
yang menganggkut, pasti butuh orang dan biaya.” Akhirnya disepakati tidak perlu
ada tong sampah, biarlah warga yang tinggal dalam gang membuang sampahnya ke
tempat sampah yang disediakan di medan jalan utama. Memang harus diakui bahwa keputusan ini
diambil karena warga sudah sadar tidak membuang sampahnya ke sungai. Ternyata
“kasus: ini juga terjadi di RT.12.
Temuan seperri
inilah yang kami rekam untuk mencoba menganalisis. Jika ada pepatah yang
berbunyi “Lain ilalang lain belalang, lain guru lain ilmunya” (pepatah ngasal).
Diskusi format dan cara menganalisis membuat diskusi menjadi alot. Si Salim
alumni Pelatihan PRA PNPM Peduli di Lombok serta sudah hampir 10 tahun
menggunakan “tangan” PRA. Si Hamzah jebolan Pelatihan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJMDes) oleh GTZ dan sudah punya pengalaman 4 tahun
membantu desa dalam pembuatan RPJMDes.
“Debat”
menentukan kira-kira bagaimana “memasak” data yang ditemukan. Dan menyajikan
agar orang dapat dengan mudah membaca temuan tersebut. Hamzah yang punya
baground dalam penyusunan RPJMDes mulanya mengusulkan agar semua masalah
dirangkum dan dilihat masalah terjadi diRT mana saja. Dan nanti masalah yang
ditemukan terbanyak bisa jadi program proritas kelurahan. sementara Salim
kurang setuju karena masalah yang ada harus dilihat per RT. Menurutnya “Masalah
yang terjadi dikebanyakan RT, belum tentu terjadi di RT tertentu.” Sehingga
dugaannya bisa jadi program dalam penyelesaian masalah tidak merata di RT yang
tidak ditemukan masalah yang serupa.
Adu argumen
masing-masing fasilitator menjadi bumbu menarik dalam proses ini. Peran saya
hanya melihat kedua sisi yang didebatkan.
Setelah berlangsung adu argumen, akhirnya disepakati keduanya akan
dipakai. Saran Salim akan digunakan untuk melihat proritas tingkat RT dan
usulan Hamzah akan digunakan dalam melihat kondisi Makro kelurahan Guntung.
Format memang
masalah yang dianggap kecil, tetapi bisa menjadi diskusi panjang dalam
menentukannya. Format yang disepakati memang menyatukan persepsi masing-masing
pihak, agar dapat difahami dan dimengerti bersama.
Saya rasa format
masa depan juga, mungkin perlu untuk didiskusikan dengan pasangan kita. Agar menjadi
format yang jelas dan mudah dipahami bersama.
No comments:
Post a Comment