Wednesday 3 July 2013

Menentukan format

#PRA 7 RT 7 Malam
Tim Awang
Sudah 2 malam ini kami berembuk dengan 3 tim PRA. Hanya menentukan format saja. Diskusi PRA yang kami fasilitasi di  21 RT membuat data, fakta dan informasi sangat banyak. Informasi yang harus diinput selanjutnya tentu akan dianalisis. Hasil inilah yang akan kami sampaikan pada pertemuan tingkat Kelurahan Guntung sebagai temuan kajian kami selama 7 malam.

Ada 3 tim yang masing-masing dikomandoi oleh Saya, Hamzah dan Salim. Ketiga tim ini masing-masing beranggotakan 3 orang. jadi jika memfasilasi 2 orang maka sisanya dapat menjadi pengingat waktu dan “tukang” dokumentasi. Atau jika ingin diskusi berlangsung cepat dapat dibuat pararel, karena kebanyakan pertemuan dilaksanakan malam hari. Maka waktu yang efektif tentu hanya 2 jam, selebihnya sudah “out of focus.”

Tim Salim
Informasi yang ditemukan melalui tangan PRA memang begitu banyak. Mulai dari permasalahan air, parit, sampah, jalan, demam berdarah, banjir hingga masalah sosial seperti kenakalan remaja. Temuan ini tentu harus ditanya mengapa. Dari sinilah ditentukan kira-kira penyelasaiannya bagaimana. Seperti contoh masalah air PDAM yang ada di Kelurahan Guntung, pelanggan mengeluhkan kualitas air yang keruh. Sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Kira-kira masalahnya dimana. Bisa jadi penyelesainnya hanya berkirim surat ke PDAM melalui kelurahan atau audensi. Semua masalah bisa saja terjawab, walaupun tidak membutuhkan dana besar.

Yng harus dititip dalam setiap PRA yang dilakukan di tingkat RT. Menggugah semua masalah dan kendala yang mereka hadapi, agar sadar bahwa masalah tidak semua harus dikerjakan oleh pemerintah atau swasta. Tetapi juga dapat dituntaskan oleh mereka.

Ada satu hal yang menarik tim saya temukan di RT.10 dalam diskusi dengan warganya. Pada mulanya tong sampah dianggap masalah karena tidak ada di gang-gang, hingga timbul ide penyelesaian untuk mengadakan tong sampah. Setelah hampir sepakat, tiba-tiba ada yang bertanya “Jika sudah ada tong sampah di gang, lalu siapa yang menganggkut, pasti butuh orang dan biaya.” Akhirnya disepakati tidak perlu ada tong sampah, biarlah warga yang tinggal dalam gang membuang sampahnya ke tempat sampah yang disediakan di medan jalan utama.  Memang harus diakui bahwa keputusan ini diambil karena warga sudah sadar tidak membuang sampahnya ke sungai. Ternyata “kasus: ini juga terjadi di RT.12.

Temuan seperri inilah yang kami rekam untuk mencoba menganalisis. Jika ada pepatah yang berbunyi “Lain ilalang lain belalang, lain guru lain ilmunya” (pepatah ngasal). Diskusi format dan cara menganalisis membuat diskusi menjadi alot. Si Salim alumni Pelatihan PRA PNPM Peduli di Lombok serta sudah hampir 10 tahun menggunakan “tangan” PRA. Si Hamzah jebolan Pelatihan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) oleh GTZ dan sudah punya pengalaman 4 tahun membantu desa dalam pembuatan RPJMDes.

“Debat” menentukan kira-kira bagaimana “memasak” data yang ditemukan. Dan menyajikan agar orang dapat dengan mudah membaca temuan tersebut. Hamzah yang punya baground dalam penyusunan RPJMDes mulanya mengusulkan agar semua masalah dirangkum dan dilihat masalah terjadi diRT mana saja. Dan nanti masalah yang ditemukan terbanyak bisa jadi program proritas kelurahan. sementara Salim kurang setuju karena masalah yang ada harus dilihat per RT. Menurutnya “Masalah yang terjadi dikebanyakan RT, belum tentu terjadi di RT tertentu.” Sehingga dugaannya bisa jadi program dalam penyelesaian masalah tidak merata di RT yang tidak ditemukan masalah yang serupa.

Adu argumen masing-masing fasilitator menjadi bumbu menarik dalam proses ini. Peran saya hanya melihat kedua sisi yang didebatkan.  Setelah berlangsung adu argumen, akhirnya disepakati keduanya akan dipakai. Saran Salim akan digunakan untuk melihat proritas tingkat RT dan usulan Hamzah akan digunakan dalam melihat kondisi Makro kelurahan Guntung.

Format memang masalah yang dianggap kecil, tetapi bisa menjadi diskusi panjang dalam menentukannya. Format yang disepakati memang menyatukan persepsi masing-masing pihak, agar dapat difahami dan dimengerti bersama.

Saya rasa format masa depan juga, mungkin perlu untuk didiskusikan dengan pasangan kita. Agar menjadi format yang jelas dan mudah dipahami bersama.





No comments: