Si El usia 10 bulan |
Saat ini kami memutuskan untuk
hidup bertiga, ya bertiga. Sebelumnya kami bertiga menumpang dirumah orang tua.
Saya dan istri memutuskan untuk mengontrak rumah, ukuran 4 m x 12 m. Cukup luas
untuk ukuran rumah kontrakan, didalamnya terdapat dua kamar tidur, ruang tamu,
dapur dan kamar mandi. Saat ini sudah hampir 2 bulan rasanya kami bertiga
berpetualang untuk merasakan merawat si “Jenderal kecil.”
Rasanya campur aduk jadi satu,
kayak es teler yang bisa membuat mabuk kepayang bila dimakan. Mengurus anak
bukan perkara mudah, kami sudah merasakannya. Saya dan istri bekerja “full day”.
Itulah yang membuat mengurus anak menjadi berbeda. Sehingga Rasanya tak pantas
jika merawat anak harus dibebankan kepada “umminya” saja. Sayapun harus menjadi
suami “siaga.”
Jaman sudah berubah, dan kitapun
harus bisa menyesuaikan kondisi ini. Peran membangun rumah tangga adalah mimpi
dua insan. Bukan menjadi keluarga yang sempurna, tetapi menjadi keluarga yang
dapat menenangkan dan menentramkan hati kedua pasangan. Keluarga yang dibangun
atas dasar cinta dan saling memahami. Kekurangan dan kelebihan masing-masing
pasangan adalah bumbu yang harus dimaklumi. Itu yang kami coba saat ini, ketika
si “jenderal kecil” hadir diantara kami.
Berjibaku dipagi hari.
Pagi hari, menjadi rutinitas yang
paling “asyik” untuk kami berdua. Kebiasaan si “Jenderal Kecil,” bangun ketika
kami juga bangun. Salah satu dari kami pasti harus menggendong atau mengajaknya
bermain. Dan satunya lagi harus menyiapkan makanan, botol susu, baju serta
popoknya. Untuk Makanan kami berupaya mengolah sendiri. Jam 6 pagi, biasanya
kami sudah memasak bubur di Ricecooker. Dilanjut
menyiangi sayur bayam, ati ayam dan labu. Setelah dipotong kecil-kecil lalu
dimasak di panci kecil, diberi garam dan gula sedikit. Menunya kadang juga kami
ganti yang lain seperti wortel, kentang, tempe dan ubi.
PDAM mengalir hanya 2 hari satu
kali, mencuci botol susu adalah pekerjaan yang sangat saya tidak sukai ketika
air PDAM tidak mengalir. Sabun yang digunakan untuk mencuci botol, biasanya berbusa
banyak. Jadi harus dibilas dengan menggunakan air yang banyak pula.
Kami hanya mempunyai satu drum
plastik, itupun biasa dipakai untuk mencuci dan mandi. Jadi sebisanya harus
mengirit air. Setelah botol dan tempat makan dicuci, lanjut ke alat steril
botol yang menggunakan sistem uap. Kalau ingat dulu, kami harus memasak botol
hingga mendidih, cukup menyita waktu ketika harus menunggu. Lama alat ini
bekerja kurang lebih 15 menit.
Merebus air wajib dilakukan
dipagi hari, selain untuk sarapan juga digunakan sebagai penghangat air mandi
si kecil. Saya liat si kecil sangat asyik ketika mandi. Ia selalu bermain air
dan bercanda dengan melempar gelak tawa jenaka.
Usia 11 bulan masa yang lagi
aktifnya bergerak. Kami sampe “kewalahan” menghadapinya, tetapi selalu
menyenangkan bersamanya. Yang paling sulit adalah memakaikan popok. Waduh dia
selalu meliuk-liuk seperti ular. Dan jika memakai baju, gerakannya yang lincah
selalu membuat kami kerepotan.
Setelah semuanya siap. Si kecil
kami antar ke orang tua saya, untuk dititipkan. Jumlah saudara saya delapan
orang, yang saat ini tinggal bersama orang tua sebanyak enam orang. Yang paling
kecil sudah kelas 4 SD. Jadi si kecil betah disana, karena ramai dan banyak
teman bermainnya. Kadang jika kami kelelahan sehabis pulang kerja, malam hari
dijemput. Ditambah lagi saya masih kuliah jam tujuh malam, sehingga menjemput
kadang jam sembilan malam. Kadang perasaan rindu selalu saja menghantui saat
aktifitas harian tak kunjung selesai. Saya selalu berbisik dalam hati “Kasian anakku,
sabar ya sayang.”
Tetap saja, :”petualangan hidup”
ini selalu menyenangkan. Selalu kunikmati tantangan tiap detik yang dilalui.
Setiap hari ini selalu saja si kecil berubah, tambah pintar dan tambah
menggemaskan. Semoga engkau selalu sehat ya nak, kami mendoakanmu selalu. Aminn.
2 comments:
Nice!! :)
terima kasihhh.....
Post a Comment