Selamat Idul Fiti
1434 Hijriah. Bagi semua umat muslim yang ada dibelahan bumi Allah SWT. Hari kebesaran
yang selalu dinanti setiap tahunnya, untuk saling memberi dan memamafkan. anak-anak
juga senang, karena setahun sekali mendapat angpao dari keluarga yang lebih
tua.
Saya ingin
mengucapkan Selamat Lebaran untuk saudara semuslim diseluruh dunia memalui blog
pribadi saya. Dan saya mendoakan semoga kita dapat bertemu dengan Ramadhan dan
Syawal ditahun berikutnya.
Lalu seperti
apakah kita melewati dan menunggu Ramadhan dan Syawal yang akan datang ?
Tadi pagi,
sewaktu mengantar istri pergi bekerja. Saya mendengar disalah satu stasiun
radio berceramah. Topiknya kira-kira “Dakwah Islam ditanah Papua.” Saya mendengar
sosok yang berbicara begitu lembut dan tegas suaranya.
Dia berkisah,
sudah mengislamkan lebih dari 200 pastor dan pendeta yang ada di tanah Papua. Cerita
yang menarik ketika dia berdebat dengan pendeta. Si Pendeta tersebut mengatakan
bahwa “Papua sudah dibeli oleh Kristen” lalu sang Dai menjawab “Mana
kuitansinya jika kristen sudah membeli Papua.” Jadilah mereka akhirnya sepakat untuk bertemu dan berdialog. Dai
memberikan beberapa persayaratan yaitu tempatnya harus ber AC, punya kamar
tidur dan dibahas hanya bibel serta tempatnya dibayar oleh si Pastor. Singkat cerita mereka bertemu dan berdialog
tentang Bibel. Salah satu bahasannya adalah tentang Yesus apakah tuhan. Si Dai
lalu mengatakan jika Yesus tuhan mengapa ketika disalib Yesus memohon
pertolongan kepada Tuhan. Kira-kira jam
tiga berserulah Yeseung dengan suara nyaring “Eli, Eli, Lama Sabakhtani ?”
Artinya : Allah-ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).
Diskusi sampai
pukul dua pagi. Si pastor akhirnya meminta istirahat. Si dai lalu melihat Si
pastor ingin menggunakan media hipnotis agar Si Dai dapat terpengaruh. Lalu Si Dai
membaca ayar kursi dan tidur. Keesokan paginya Si pastor mandi seperti biasa
dan pergi ke Gereja. Ketika diatas mimbar dia lalu mengatakan bahwa ini ada
khotbah terakhirnya dan dia masuk islam. Jemaat gereja heboh dibuatnya,
akhirnya dia dibacok karena banyak yang tidak terima. 3 jari kakinya putus.
Si Dai juga berkisah tentang perjuangannya untuk berdakwah
ketika harus diperangi. Bahkan dipanah dan ditombak ketika akan ke suatu suku
di Papua. Tetapi dia mengatakan bahwa mereka berlaku demikian karena mereka
tidak faham. Banyak yang memeranginya akhirnya mengucapkan kalimat syahadat.
Subhanallah....
Dia juga
berkisah bagaimana orang papua diajari untuk mandi dan memakai sabun. Banyak dari
orang Papua yang berada dipedalaman mandi menggunakan lemak babi. Dengan digosok
diseluruh bagian tubuh, agar terhindar dari udara dingin dan gigitan nyamuk. Dakwah dengan menggunakan sabun mandi ini dapat mengislamkan suku di Papua. Berikut videoanya.
Sudah ratusan
juga kepala suku dan rakyatnya yang bersyahadat. Bahkan mereka sudah menjadi
manusia yang berguna. Tidak lagi terbelakang dan dianggap kumuh. Mereka bahkan
sudah dapat mengekspor hasil produknya keluar negeri untuk dipasarkan.
Dan yang paling
penting menurutnya. Dengan mengislamkan orang Papua maka keutuhan NKRI dapat
terjaga. Karena dengan memahami Islam, maka kecintaan terhadap Indonesia akan
tumbuh. Selama ini mereka yang belum masuk Islam, sangat mudah diprovokasi
untuk perang antar suku. Si Dai menjamin bahwa yang selama ini, kita saksikan
di televisi apabila ada perang itu bukan dari Suku yang sudah memeluk Islam.
Anak Papua juga
sudah banyak yang menjadi dai dan akan dikirim langsung kesana. Berdakwah adalah
misi utamanya. Agar Papua menjadi wilayah yang maju dan sejahtera.
Di akhir diskusi
saya baru mengetahui jika nama Dai tersebut adalah Ustadz Fadzlan. Sayapun
surfing di internet untuk mencari tahu siapakah dia. Ternyata dia orang asli
Papua kulit hitam dan rambut keriting. Yang
sudah berjuang untuk menegakkan kalimat tauhid di tanah Papua.
Sungguh malu
rasanya saya ini. Saudara muslim berjuang diujung panah dan tombak demi
tegaknya kalimat Laillaha Illallah
Muhammad rasulullah. Sementara saya hanya disini tanpa berbuat apa-apa. Mereka
sudah berkorban jiwa, harta bahkan nyawa, saya disini hanya bersedekah masih
hitung-hitungan.
Betapa malunya
saya.. menanti Ramadhan yang akan datang dengan amalan yang sungguh tiada
ternilai..... Semoga Allah SWT menanamkan semangat dakwah didada kita semua
aminn....
No comments:
Post a Comment