Tuesday 13 August 2013

Cahaya Islam dari Papua


Selamat Idul Fiti 1434 Hijriah. Bagi semua umat muslim yang ada dibelahan bumi Allah SWT. Hari kebesaran yang selalu dinanti setiap tahunnya, untuk saling memberi dan memamafkan. anak-anak juga senang, karena setahun sekali mendapat angpao dari keluarga yang lebih tua.  

Saya ingin mengucapkan Selamat Lebaran untuk saudara semuslim diseluruh dunia memalui blog pribadi saya. Dan saya mendoakan semoga kita dapat bertemu dengan Ramadhan dan Syawal ditahun berikutnya.

Lalu seperti apakah kita melewati dan menunggu Ramadhan dan Syawal yang akan datang ?

Tadi pagi, sewaktu mengantar istri pergi bekerja. Saya mendengar disalah satu stasiun radio berceramah. Topiknya kira-kira “Dakwah Islam ditanah Papua.” Saya mendengar sosok yang berbicara begitu lembut dan tegas suaranya.


Dia berkisah, sudah mengislamkan lebih dari 200 pastor dan pendeta yang ada di tanah Papua. Cerita yang menarik ketika dia berdebat dengan pendeta. Si Pendeta tersebut mengatakan bahwa “Papua sudah dibeli oleh Kristen” lalu sang Dai menjawab “Mana kuitansinya jika kristen sudah membeli Papua.” Jadilah mereka  akhirnya sepakat untuk bertemu dan berdialog. Dai memberikan beberapa persayaratan yaitu tempatnya harus ber AC, punya kamar tidur dan dibahas hanya bibel serta tempatnya dibayar oleh si Pastor.  Singkat cerita mereka bertemu dan berdialog tentang Bibel. Salah satu bahasannya adalah tentang Yesus apakah tuhan. Si Dai lalu mengatakan jika Yesus tuhan mengapa ketika disalib Yesus memohon pertolongan kepada Tuhan. Kira-kira jam tiga berserulah Yeseung dengan suara nyaring “Eli, Eli, Lama Sabakhtani ?” Artinya : Allah-ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46).

Diskusi sampai pukul dua pagi. Si pastor akhirnya meminta istirahat. Si dai lalu melihat Si pastor ingin menggunakan media hipnotis agar Si Dai dapat terpengaruh. Lalu Si Dai membaca ayar kursi dan tidur. Keesokan paginya Si pastor mandi seperti biasa dan pergi ke Gereja. Ketika diatas mimbar dia lalu mengatakan bahwa ini ada khotbah terakhirnya dan dia masuk islam. Jemaat gereja heboh dibuatnya, akhirnya dia dibacok karena banyak yang tidak terima. 3 jari kakinya putus.

Si Dai juga  berkisah tentang perjuangannya untuk berdakwah ketika harus diperangi. Bahkan dipanah dan ditombak ketika akan ke suatu suku di Papua. Tetapi dia mengatakan bahwa mereka berlaku demikian karena mereka tidak faham. Banyak yang memeranginya akhirnya mengucapkan kalimat syahadat. Subhanallah....

Dia juga berkisah bagaimana orang papua diajari untuk mandi dan memakai sabun. Banyak dari orang Papua yang berada dipedalaman mandi menggunakan lemak babi. Dengan digosok diseluruh bagian tubuh, agar terhindar dari udara dingin dan gigitan nyamuk. Dakwah dengan menggunakan sabun mandi ini dapat mengislamkan suku di Papua. Berikut videoanya.

Perjuangan dakwah di Papua sungguh berat jika niatnya tidak tulus. Perjalanan bisa berminggu-minggu bahkan harus berbulan-bulan. Dengan mengendarai kendaraan sedaanya atau berjalan kaki. Tetapi dia selalu mengatakan doakan saya agar tetap dapat berdakwah di tanah Papua.

Sudah ratusan juga kepala suku dan rakyatnya yang bersyahadat. Bahkan mereka sudah menjadi manusia yang berguna. Tidak lagi terbelakang dan dianggap kumuh. Mereka bahkan sudah dapat mengekspor hasil produknya keluar negeri untuk dipasarkan.

Dan yang paling penting menurutnya. Dengan mengislamkan orang Papua maka keutuhan NKRI dapat terjaga. Karena dengan memahami Islam, maka kecintaan terhadap Indonesia akan tumbuh. Selama ini mereka yang belum masuk Islam, sangat mudah diprovokasi untuk perang antar suku. Si Dai menjamin bahwa yang selama ini, kita saksikan di televisi apabila ada perang itu bukan dari Suku yang sudah memeluk Islam.

Anak Papua juga sudah banyak yang menjadi dai dan akan dikirim langsung kesana. Berdakwah adalah misi utamanya. Agar Papua menjadi wilayah yang maju dan sejahtera.

Di akhir diskusi saya baru mengetahui jika nama Dai tersebut adalah Ustadz Fadzlan. Sayapun surfing di internet untuk mencari tahu siapakah dia. Ternyata dia orang asli Papua kulit hitam dan rambut keriting.  Yang sudah berjuang untuk menegakkan kalimat tauhid di tanah Papua.

Sungguh malu rasanya saya ini. Saudara muslim berjuang diujung panah dan tombak demi tegaknya kalimat Laillaha Illallah Muhammad rasulullah. Sementara saya hanya disini tanpa berbuat apa-apa. Mereka sudah berkorban jiwa, harta bahkan nyawa, saya disini hanya bersedekah masih hitung-hitungan.

Betapa malunya saya.. menanti Ramadhan yang akan datang dengan amalan yang sungguh tiada ternilai..... Semoga Allah SWT menanamkan semangat dakwah didada kita semua aminn....




No comments: