Friday, 28 June 2013

Pramuka Pramuka Fooyyaaa

Si Ading dan Saya 10 tahun yang lalu.

Bolehlah saya meminjam selebrasi Fatin menjadi juara X faktor dengan kata-kata Foyaa. Gambaran ini juga terasa di Pramuka. Gerakan yang saat ini sedang naik daun dan dilirik kembali. Gerakan yang sudah lama tertidur dan “dianggap” sebelah mata. Gerakan yang “katanya” hanya bisa bernyanyi dan tepuk tangan.  

Sudah lama nian si ading tidak pernah mengenakan seragam Pramukanya lagi. Pagi hari terdengar panggilan dari adik pramuka. “Kak, nanti datang latihan ya di Pangkalan Kudungga.” Begitu kira-kira pesan yang kutangkap dari ceritanya. Usut punya usut ternyata akan ada Pelantikan jajaran pengurus Ambalan Kudungga. SI ading salah satu pengurusnya yang akan dilantik sore itu.

Si Ading berasal dari Ambalan Kudungga. Salah satu pangkalan Pramuka yang pertama dan cukup tua di Bontang. Umurnya kira-kira seusia saya, mulai ada sejak tahun 1984. Perjalanannya ambalan ini pasang surut, mulai dari membangun, membina hingga saat ini mempertahankan keeksistensian pramuka. Jadi, para perintis Pramuka di Kota Bontang semua berawal dari Ambalan ini. Sehingga cukup banyak Pramuka Ambalan Kudungga yang menjabat posisi penting di Jajaran Kwartir Cabang Kota Bontang.

Jika ingat sewaktu saya masih penggalang, Ambalan kudungga cukup diperhitungkan dan disegani ketika ada even ranting maupun cabang.  Sekarang saya malah menikahi salah satu anggotanya (hehehe).

Kurikulum 2013 melihat Pramuka sebagai “penjahit” bagi semua metode yang diajarkan. Pramuka menurut Menteri Pendidikan Bapak Muhammad Nuh mengajarkan banyak hal, mulai dari kemandirian, kebangsaan hingga kedisplinan. Padahal saya sebagai anggota pramuka sudah jauh-jauh hari menyadarinya. La kok para pendidik sekarang baru menyadarinya.

Saya lanjutkan cerita tentang Si Ading. Mulailah dia bertanya dimana kira-kira seragamnya itu berada. Pastilah dilemari. Dibukanya lemari, seragam itu berada diantara tumpukan baju-baju yang sudah lama tidak dijamah. “Masih baru kan.” Katanya, “Ini baju terakhir dipakai waktu ke Raimuna di Jogja.” Saya jawab “Wah itukan 10 tahun yang lalu.”

Ina, Albar, Awang, lupa, Nanang
Saya sih hanya cengar-cengir sekarang. Seragam saya sudah entah kemana. Sudah tak tahu kabarnya dan sudah diikhlaskan. dahulu punya dua pasang seragam. Saya tak ingat siapa yang pinjam dan tak pernah kembali sampai saat ini. Tak apalah mungkin yang minjem lebih butuh dari saya. Itung-itung sedekah seragam.

Lama memang sudah tak memakai seragam kebanggan ini katanya. Sejak pulang dari Raimuana tahun 2003 di Jogja. Si ading jarang sekali memakai seragam pramuka. Jika ada kegiatan pramuka paling hanya menggunakan kaos biasa saja. Dahulu kami selalu bilang “Yang penting hatinya Pramuka.” Tapi sekarang rasa rindu memakai seragam memang muncul. Teringat sewaktu penggalang dahulu, bangganya memakai seragam pramuka dengan lambang menempel, baret dan setangan leher yang menjuntai didada. Tak lupa membawa tongkat.

Baru sadar jika sekarang kami sudah usia Pembina. Rasa bangga itu datang lagi, memakai seragam walaupun bukan tentara dan polisi. Bangga dengan coklat muda dan coklat tua. Tentu dengan setangan leher yang melingkar berwarna merah putih.

Selamat kepada kakak-kakak yang telah dilantik menjadi Pengurus Ambalan Kudungga. Selamat Bertugas. Semoga kebangkitan Gerakan Pramuka di tahun 2013 menjadi momentum dalam meningkatkan peran dalam mendidik anak bangsa.


Ikhlas Bakti Bina Bangsa, Berbudi Bawa Laksana.

1 comment:

Sayi said...

Foya apaan sih, Wang..?