Tidak ada kue berhias lilin dan tak ada kado
spesial yang dapat kuberikan hari ini, hanya sebuah kecupan kecil dikeningmu. Sebagai pengingat engkau masih disisiku. Sebuah kecupan yang tulus, yang
mengingatkan perjalanan kita sudah menginjak 3 tahun. Kulihat dirimu hanya
termenung dibalut mukena pink yang begitu anggun. Aura keimanan yang terpancar
hebat hingga menembus dinding jiwaku.
Hari ini tepat
28 tahun usiamu. Dua tahun lagi sudah kepala tiga. Sudah 28 Ramadhan engkau
lewati selama hidupmu. Dan sudah 20 tahun engkau berpisah dengan ayahmu. Serta hampir
2 tahun kita mempunyai Si Jenderal Kecil. Angka yang sudah begitu banyak bercerita
tentang hidup. Jika dibuat novel tentu dapat mengisi sebuah perpustakaan.
Anganku
terlempar setelah kita berdua lulus SMA. Tidak ada harapan katamu. Bangku kuliah
hanya mimpi yang tak terwujud, angan yang tak dapat diraih. Tentulah faktor
ekonomi yang kau sadari kala itu. Tapi tak sedikitpun mimpi itu terkubur hanya
karena kata-kata “faktor ekonomi.” Janji Allah SWT pasti datang katamu,
walaupun kegelisahan masih merajai hatimu.
Sebagai penghibur
lara tahun 2004. Engkau pergi ke serambi mekkah aceh. Engkau tinggal disana
hampir sebulan. Belajar menjahit, menari, bahasa dan memasak masakan aceh. Katamu
disana indah sekali. Engkau pergi ke titik nol. Dan berkisah pantai aceh yang
belum dikenal keindahannya. Suatu saat engkau pasti akan kesana lagi janjimu. Sebulan
disana, hatimu sudah sangat tertaut dengan kota diujung sumatra ini.
Sepulang dari
sana, sebuah jawaban dari ALLAH SWT sedikit terkuak. Pengumuman penerimaan
Beasiswa S 1 yang gratis. Berkas yang harus dikumpulkan 3 hari lagi, padahal
mengurus syaratnya cukup ribet. Ku semangati engkau dengan doa dan antar sana
sini. Teman-teman juga membantu, sedikit demi sedikit uang terkumpul sebagai
bekal. Tak banyak memang, tetapi doa dan harapan mereka terkumpul diantara
tumpukan mimpimu.
Engaku kecewa
lagi kala itu. Setelah pengumuman penerimaan, namamu tak masuk. Engkau hanya
ada didaftar cadangan. Kala itu aku tak bersamamu, hanya bisa melalui telepon. Mungkin
rencana ALLAH SWT bukan itu jawabku kala itu. Beberapa hari kemudian engkau
dihubungi, diperintah segera ke Samarinda sebelum jam 7 pagi sudah sampai. Mendadak,
dan sayapun tak dapat menemanimu kala itu.
Sungguh benar
janji ALLAH SWT. Mintalah pasti akan Kuberi kataNYA.. Impian gadis yatim yang
terdengar hanya melalu hati dan doa telah terjawab. Masihkah kita ragu akan
janjiNYA.
Sebait puisi
ingin kupersembahkan kepadamu. :
Rusuk yang
tertitip ditubuhmu
Ingin tua
bersama rusukku
Masa bukanlah batas
Mencintai hingga
hayat
Usia adalah
misteri
Yang tak usah
diungkap, cukup dijalani
Takdir bukanlah
pasti
Ia banyak bercabang
diujung jalan
Inginku berjalan
bersamu
Menautkan tangan
dan hati
Ingin kuraih
syurga bersamamu
Walaupun kerikil
tajam kehidupan menusuk selalu
Ingin ku
mencintaimu
Dengan batas
yang tak terukur
Ingin ku
mengkecupmu
Ditiap tidur
malammu
Hingga maut
merebut jiwa dari raga
Hingga nafas
terakhir telah terembus..
Hidup dan
berumah tangga tentu melewati jalan berliku, berbatu dan berduri. Hanya kesabaran
dan iman yang membuat kita tetap berdiri. Si Jenderal Kecil akan kita “ukir”
dengan buah tangan kita. Marilah kita
antarkan dia menemukan takdirnya yang hakiki.
Selamat Ulang
Tahun Bidadari Syurgaku... Marilah kita menjahit mimpi bersama.... I LOVE U
2 comments:
Hepi besdey kakaakk...
Semoga sehat en sukses selaluu..
hehehehehe.......... terma kasih juga kakak.....
Post a Comment